Berita Bontang Terkini
GAWAT, Tahun Ini Warga Terjangkit DBD di Bontang Capai 440 Kasus, 3 Orang Meninggal Dunia
Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2022 di Bontang, terus menunjukan tren peningkatan.
Penulis: Ismail Usman |
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2022 di Bontang, terus menunjukan tren peningkatan.
Tercatat hingga per September, jumlah DBD di Bontang telah mencapai 440 kasus.
Kelurahan Berbas Tengah diketahui merupakan wilayah penyumbang terbesar angka DBD di Bontang, dengan jumlah 63 kasus.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Bontang Asniwati mengatakan, Berbas Pantai menjadi penyumbang DBD terbesar sejak dari awal tahun 2022.
Sementara kelurahan lain seperti Tanjung Laut dan Api-api masing-masing hanya 49 kasus. Kemudian Kelurahan Tanjung Laut Indah menyumbang 39 kasus.
Baca juga: DBD Kaltim Masuk Zona Merah, Gubernur Isran Noor Minta Dinkes Segera Ambil Langkah
Sedangkan wilayah dengan kasus terendah yakni Kelurahan Bontang Kuala 8 kasus, dan Kelurahan Kanaan 10 kasus.
“Kalau paling rendah itu Bontang Lestari. DBD nya hanya 2 kasus,” Asniwati saat dikonfirmasi, Minggu (9/10/2022).
Menurut Asniwati, sebenarnya angka DBD tahun ini lebih rendah dari tahun 2021 lalu dengan jumlah 470 kasus.
Namun tidak menutup kemungkinan hingga akhir tahun nanti, potensi penambahan angka DBD bisa saja melebihi dari jumlah kasus tahun 2021.
Sehingga ia mengimbau agar masyarakat turut memberantas sarang nyamuk dengan menerapkan polo Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sebab sistem fogging bukan menjadi satu-satu faktor solusi menekan angka kasus DBD selama ini.
Baca juga: Kasus DBD Meningkat di Kaltim, Masyarakat Diminta Terapkan 3M
“Harus membiasakan menerapkan PHBS. Ini sebenarnya yang sulit dilakukan, karena tingkat kasadaran hidup bersih masih minim,” bebernya.
Tetapi Asniwati menegaskan, pihaknya juga terus berupaya aktif melakukan sosialisasi, edukasi dan penyuluhan secara rutin per pekan.
Hal itu sebagai salah satu upaya mempercepat tumbuhnya kasadaran masyarakat terhadap bahaya DBD.
“Kita rutin lakukan sosialisasi dan penyuluhan,” bebernya.
Baca juga: Berantas Nyamuk DBD di Kutai Timur Harus dari Jentik