Ibu Kota Negara

Agus Bei Tak Khawatir Pembangunan IKN Merusak Mangrove, Kunjungan Wisatawan Malah Bertambah

Agus Bei, pengelola Mangrove Center Graha Indah, Balikpapan tak khawatir pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN merusak mangrove.

Editor: Sumarsono
HO/TribunKaltim
Agus Bei, Pengelola Mangrove Center Graha Indah, Balikpapan 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Agus Bei, pengelola Mangrove Center Graha Indah, Balikpapan tak khawatir pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara merusak mangrove.

Namun, justru sebaliknya kehadiran IKN Nusantara akan meningkatkan kunjungan tamu-tamu atau wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin melihat kawasan Mangrove Center Graha Indah.

Hal itu dikemukakan Agus Bei saat ditemui di Balikpapan, Rabu (18/1/2023).

Menurut penggiat sekaligus pemerhati lingkungan ini, pemindahan IKN ke Kalimantan Timur harus didukung dan dikawal.

“Pembangunan IKN Nusantara didukung oleh banyak pihak, dan kami juga mengapresiasi adanya IKN di Kalimantan Timur,” ujarnya.

Baca juga: Gubernur Jateng Sempatkan Silaturahmi dengan Kagama di Mangrove Center Balikpapan

Masyarakat Kaltim, menyambut baik keberadaan IKN Nusantara, karena pertumbuhan ekonomi akan berkembang cukup pesat.

Termasuk Balikpapan sebagai kota penyangga IKN juga akan berkembang.

Agus Bei mengatakan, keberadaan kawasan Mangrove Center Graha Indah sampai saat ini masih terjaga dengan baik.

Agus Bei memberi edukasi mangrove ke wisatawan yang mengunjungi Mangrove Center Graha Indah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, menikmati alam mangrove dan primata Bekantan, Sabtu (16/6/2018) sore.
Agus Bei memberi edukasi mangrove ke wisatawan yang mengunjungi Mangrove Center Graha Indah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, menikmati alam mangrove dan primata Bekantan, Sabtu (16/6/2018) sore. (TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO)

“Dan nanti akan menjadi salah satu tujuan tamu-tamu yang datang dari IKN, serta tamu-tamu dari luar negeri untuk melihat populasi mangrove di Indonesia,” ucap Agus Bei.

Menurutnya, jaraknya IKN Nusantara dengan daerah penyangga seperti Penajam Paser Utara, Balikpapan, dan Samarinda tidak begitu jauh.

Pintu gerbang ke IKN Nusantara adalah Kota Balikpapan yang merupakan cerminan ketika orang datang ke IKN tentu mampirnya di Balikpapan.

Berkaitan dengan investasi yang akan semakin meningkat di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan sehingga berdampak pada kebutuhan pemukiman dan kesediaan lahan, apakah akan merusak lingkungan.

Baca juga: Agus Bei Siap Berkontribusi Membangun IKN Nusantara dengan Cara Melestarikan dan Merawat Lingkungan

Agus Bei menjelaskan, pembangunan IKN Nusantara tidak ada yang dikhawatirkan, karena dengan luasan sekitar 200 hektare dan didesain sedemikian rupa penataannya dan tempat-tempat tinggalnya.

Kota Balikpapan juga perlu diperhatikan, karena desakan terhadap persoalan lahan akan semakin tinggi, meskipun ruang terbuka hijau di Balikpapan masih banyak.

Namun, ruang terbuka tersebut hutan di luar kawasan, sehingga meskipun sudah diatur dalam RTRW dirasa  tidak cukup kuat dengan RTRW.

“Untuk IKN kami yakin dan optimistis, kita sambut dengan sebaik baiknya karena pertumbuhan segala bentuk ekonomi nanti akan timbul untuk kemajuan pendidikan dan sentra-sentra ekonomi lainnya,” lanjutnya.

Meski demikian Agus Bei berharap jangan hanya dipikirkan lokasi IKN Nusantara saja tapi harus ada sinkronisasi dengan daerah penyangga, seperti Kota Balikpapan.

Baca juga: Dukung Pembangunan IKN Nusantara, Komunitas Melayu-Banjar Bertemu Langsung Jokowi

“Saya membuka diri kalau diminta memberikan sumbangsih pemikiran terhadap solusi apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah pusat.

Salah satunya menjadikan lahan mangrove ini menjadi milik pemerintah pusat,” katanya.

Kehadiran pemerintah pusat dibutuhkan sekali karena ketika ini menjadi garis lurus kepada IKN, ini adalah wajahnya Balikpapan yang juga wajahnya IKN Nusantara. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved