Wawancara Eksklusif

Kurangi Angka Kemiskinan Kaltim, Isran Noor Inginkan CSR Perusahaan Fokus pada Rumah Layak Huni

Di penghujung pengabdian lima tahunan ini, Gubernur Kaltim Isran Noor menyebut ada beberapa hal krusial yang harus dituntaskannya.

Penulis: Fransina Luhukay | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Gubernur Kaltim, Isran Noor (kanan) saat berbincang dengan Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto, di ruang kerja Gubernur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Masa tugas Isran Noor dan Hadi Mulyadi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim periode 2018-2023 hampir usai.

Di penghujung pengabdian lima tahunan ini, Gubernure Kaltim Isran Noor menyebut ada beberapa hal krusial yang harus dituntaskan.

Sebenarnya masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mempunyai penghasilan atau pendapatan yang besar. Hanya saja tidak digunakan untuk pemenuhan gizi sehari-hari.

Ada yang bahkan memakai banyak perhiasan emas, namun anggota keluarganya mengalami stunting.

“Artinya mereka tidak menggunakan pendapatan atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi makanan,” ungkap Gubernur, Isran Noor saat berbincang dengan Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto, di ruang kerjanya. Berikut petikan wawancaranya.

Menjelang akhir tugas, apa saja yang sebenarnya paling krusial dan harus diwujudkan segera?

Ada beberapa hal. Dari sisi indikator kesejahteraan ada dua hal yang menurut saya krusial.

Baca juga: Daftar Gubernur yang Habis Masa Jabatannya Tahun 2023, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Isran Noor

Pertama kematian ibu melahirkan, kedua kematian bayi. Bila melihat sisi pendapatan Kaltim, harusnya tidak terjadi.

Harusnya masyarakat sehat. Di masyarakat ada yang punya penghasilan besar namun tidak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya.

Ada yang memakai banyak perhiasan emas, namun anggota keluarga mereka mengalami stunting. Artinya mereka tidak menggunakan pendapatan untuk memenuhi nutrisi makanan.

Untuk meminimalisasi kasus kematian ibu dan anak, apa yang akan dilakukan?

Kami melakukan kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan dan Universitas Mulawarman untuk meneliti apa saja penyebabnya.

Sebab kasus kematian ibu dan anak pasti berkaitan juga dengan stunting. Intinya persoalan gizi. Ada beberapa daerah yang tinggi kasus. Seperti Paser dan juga Kutai Timur.

Mudah-mudahan risetnya selesai dalam satu atau dua bulan kedepan, untuk menentukan langkah selanjutnya.

Selain masalah kesehatan, program Rumah Layak Huni (RLH) juga intens digalakkan?

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved