Ibu Kota Negara

Proyek Normalisasi Sungai Sepaku IKN Nusantara, tak Ada Relokasi Warga Terdampak, Hanya Ganti Rugi

Update proyek normalisasi Sungai Sepaku di IKN Nusantara. Warga yang terdampak normalisasi Sungai Sepaku tidak akan direlokasi, hanya ganti rugi.

Editor: Amalia Husnul A
Dok TribunKaltim.co/Nita Rahayu
Sungai Sepaku. Update proyek normalisasi Sungai Sepaku di IKN Nusantara. Warga yang terdampak normalisasi Sungai Sepaku tidak akan direlokasi, hanya ganti rugi. 

TRIBUNKALTIM.CO - Update proyek normalisasi Sungai Sepaku di IKN Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim) yang akan segera dilakukan.

Untuk proyek normalisasi Sungai Sepaku di IKN Nusantara bakal ada sejumlah warga yang terdampak.

Namun, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Harya Muldianto memastikan warga yang terdampak tidak akan direlokasi.

Bagi warga di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang terdampak normalisasi Sungai Sepaku hanya ada ganti rugi saja. 

Harya mengatakan pihaknya hanya mengganti rugi bangunan atau tegakan yang dimiliki warga.

Proses ganti rugi lahan, kata dia, merujuk pada UU Nomor 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum.

"Kami tidak merelokasi. Tapi kami ganti lahan dan bangunan atau tegakan yang dimiliki warga.

Kami harap ada win-win solution biar masyarakat pun enggak rugi, kami juga bisa kerjakan proyek dengan lancar," ungkap Harya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).

Harya menjelaskan proyek normalisasi Sungai Sepaku bakal dikerjakan sepanjang 4,5 kilometer dengan kebutuhan lahan yang dibebaskan sekitar 200 hektar.

Proyek Kementerian PUPR ini untuk pengendalian banjir di sekitar wilayah IKN.

Baca juga: Atasi Banjir di IKN Nusantara, Pemerintah Gusur Warga Demi Normalisasi Sungai Sepaku

"Proyek ini untuk program pengendalian banjir.

Selama ini sebagian wilayah Sepaku masih tergenang banjir sehingga perlu penanganan," terang dia.

Saat ini, kata Harya, tim sedang melakukan sosialisasi Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP) dengan masyarakat.

Proses ini diharapkan bisa berjalan lancar sampai terlaksananya proyek strategis nasional ini.

Kebutuhan lahan 200 hektar yang hendak dibebaskan sebagian berada di wilayah pemukiman padat.

Banyak rumah sepanjang tepi Sungai Sepaku bakal terdampak.

Hanya, Harya belum memberikan data jumlah rumah warga yang terdampak proyek normalisasi ini.

Karena tak ada relokasi, bangunan dan rumah-rumah warga tersebut bakal digusur setelah dibebaskan.

Minta Dukungan Masyarakat

Harya meminta dukungan masyarakat setempat untuk kelancaran proyek strategis nasional ini.

Baca juga: Nasib Warga yang Lahannya Masuk Wilayah IKN Nusantara, Terima Uang Ganti Rugi dengan Terpaksa

Karena proyek ini untuk pengendalian banjir yang selama ini masih menggenangi sejumlah titik di wilayah Sepaku.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penyediaan sumber air baku di IKN Nusantara sangat terbatas.

Sehingga dikembangkan beberapa sumber air baku dengan mengidentifikasi lokasi pembangunan embung.

"Embung bisa dikembangkan tidak hanya pengendalian banjir saja.

Ada 19 embung yang bisa digunakan untuk penyediaan air baku," ucap dia dikutip dari laman UGM, Senin (30/1/2023).

Menurutnya, pengelolaan sumber air baku dan pengelolaan hutan harus dikelola seefektif mungkin untuk kelancaran drainase dan manajemennya.

Oleh karena itu, ia menyambut baik adanya kerja sama dengan 45 orang pakar yang berasal dari kalangan guru besar berbagai perguruan tinggi tersebut.

"Saya sangat senang sekali, saya merasa ada dukungan dari 45 profesor dari 10 perguruan tinggi di Indonesia.

Mudah-mudahan kerja sama ini dapat dilakukan lewat pengembangan super spesialis," ujarnya.

Melalui kerja sama dengan para guru besar dan ahli profesi terutama dalam pengelolaan sumber daya air, Basuki berharap banyak generasi muda yang tertarik dengan organisasi profesi pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Baca juga: Pembebasan Lahan di KIPP IKN Nusantara, Warga Kecamatan Sepaku Merasa Ditodong

Dia pun ingin PUPR berbagi pengalaman dengan para dosen di kampus dengan mengajak mereka terlibat dan terjun langsung di lapangan.

"Saya akan mengajak training di lapangan, jauh berbeda dibandingkan textbook sehingga memberikan kepercayaan diri bagi dosen untuk mengajar," jelas dia.

Pembangunan Intake Sungai Sepaku

Dikutip TribunKaltim.co dari kontan.co.id, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan progres pembangunan fisik intake sungai sepaku sebagai penyedia air baku di IKN mencapai 82 persen.

 "Saat ini progresnya 82 persen dan ditargetkan selesai pada April 2023," kutip akun resmi PUPR di media sosial Twitter @KemenPU, Kamis (19/1).

Dijelaskannya, Intake dibangun dengan konsep bendung gerak atau obermeyer dan lebar 117,2 meter, serta tinggi 2,3 meter.

"Pembangunan Intake Sepaku berkapasitas 3.000 liter/detik sebagai penyediaan air baku di IKN," tambahnya.

Selain Intake Sepaku, Kementerian PUPR juga melakukan sejumlah upaya lainya untuk memenuhi kebutuhan air di IKN.

Upaya tersebut antara lain melalui pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang akan rampung pada Desember 2023 mendatang dan instalasi pengelolaan air (IPA) Bendungan Sepaku Semoi dengan kapasitas 5.000 liter/detik.

Kementerian PUPR juga telah melakukan studi kelayakan Bendungan Selama yu pada 2021 silam dengan potensi air baku 3.950 liter/detik. 

Baca juga: Warga yang Lahannya Masuk Kawasan IKN Nusantara Kecewa, Ganti Rugi tak Cukup untuk Beli Lahan Baru

(*)

Update Ibu Kota Negara

Berita IKN Nusantara

Berita Sungai Sepaku

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved