Ibu Kota Negara
Kisah Warga Terdampak Normalisasi Sungai, Kami: Setuju IKN Nusantara, tapi Jangan Gusur Masyarakat
Kisah warga terdampak normalisasi Sungai Sepaku di kawasan IKN Nusantara. Kami setuju, tapi jangan sampai menggusur masyarakat.
TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara mencatatkan sejumlah kisah, termasuk di antaranya warga yang terdampak
Salah satunya adalah proyek normalisasi Sungai Sepaku agar wilayah di IKN Nusantara tidak banjir, yang membuat sejumlah warga harus kehilangan tempat tinggal.
Sejumlah warga yang terdampak normalisasi Sungai Sepaku mengeluhkan keberadaannya yang harus tersingkr dari tanah leluhurnya,
Untuk proyek normalisasi Sungai Sepaku, Pemerintah harus membebaskan sejumlah lahan milik warga.
Pemerintah menegaskan, bagi warga yang terdampak normalisasi sungai Sepaku, tidak direlokasi melainkan mendapat ganti rugi.
Warga terdampak normalisasi Sungai Sepaku pun mengeluhkan bakal tersingkir dari kampungnya.
Salah satunya adalah Pandi, warga desa RT 3, Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.
Kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2023), Pandi menuturkan keluhannya di rumahnya.
Rumah Pandi berjarak kurang lebih satu kilometer dengan titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Ketika ditemui kompas.com, Pandi sedang duduk di teras rumahnya yang saat Kompas.com menemuinya pada Jumat (23/2/2023) malam.
Baca juga: Proyek Normalisasi Sungai Sepaku IKN Nusantara, tak Ada Relokasi Warga Terdampak, Hanya Ganti Rugi
Suasana sepi menyelimuti pemukiman Hanya terdengar suara jangkrik dan binatang lain sepanjang malam.
“Beginilah suasana hidup di kampung, saya dari kecil hidup di kampung. Ini peninggalan nenek moyang kami, suku asli Balik.
Sepi, terdengar suara jangkrik, bikin suasana hati tenang,” kata Pandi sambil meneguk sisa kopinya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Pemukiman tempat tinggal Pandi rencananya akan dinormalisasi untuk program pengendalian banjir di wilayah IKN.
Boleh Jauh sebelum menjadi wilayah administrasi Kelurahan Sepaku, kampungnya dihuni nenek moyang suku Balik setelah migrasi dari Balikpapan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.