Ibu Kota Negara

Uang Ganti Rugi Lahan yang Masuk Kawasan IKN Nusantara terlalu Rendah, tak Ada Opsi Lahan Pengganti?

Uang ganti rugi lahan yang masuk kawasan IKN Nusantara terlalu rendah sehingga warga tak bisa membeli lahan yang baru. Bagaimana opsi lahan pengganti?

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Zakarias Demon Daton
Patok batas batas kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) ibu kota negara (IKN) di Desa Bumi Harapan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim, Sabtu (19/3/2022). Uang ganti rugi lahan yang masuk kawasan IKN Nusantara terlalu rendah sehingga warga tak bisa membeli lahan yang baru. Bagaimana opsi lahan pengganti? 

Sementara, lonjakan harga tanah di sekitar IKN sudah mencapai Rp 2 - Rp 3 juta per meter.

Penolakan warga itu membuat penyerahan hasil penilaian tim penilai sempat tersendat pada tahap dua.  

Tersingkir dari IKN Nusantara

Rumah Ronggo Warsito masuk KIPP, hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari titik nol IKN.

"Kami merintis awal di sini sengsara. Sepi enggak ada tetangga, enggak tidak ada listrik, enggak ada air bersih, diserang nyamuk malaria.

Giliran ramai, kami mau menikmati IKN malah digusur entah kemana, bingung," keluh Ronggo.

Kecemasan serupa juga disampaikan Thomy Thomas.

Thomy meminta pemerintah memberi harga ganti rugi yang pantas agar warga yang kehilangan lahan, bisa membeli lahan baru yang harganya sudah melonjak tinggi.

"Lambat laun kami semua ini bakal tergusur," keluh Thomy.

Baca juga: Asosiasi Pengusaha Jepang Lirik Potensi Investasi di IKN Nusantara

Bapak satu anak ini menyebut, kini warga mulai sadar komitmen pemerintah tidak menggusur warga sekitar di awal pemindahan IKN, hanya omong kosong belaka.

Yang membuat Thomy semakin cemas, salah satu tetangganya, Hamidah sudah pamit untuk pindah karena tak lagi mempunyai apa-apa.

Rumah Thomy dan Hamidah hanya berjarak 200 meter. 

Hamidah tak punya pilihan lain selain meninggalkan kampungnya sendiri. 

Pada Desember tahun lalu, pemerintah sudah membayar ganti rugi kebun.

“Sekarang tunggu (rumah) dibayar kami mau pindah. Di sini sudah enggak punya apa-apa lagi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved