Berita Kaltara Terkini

Sukses Biaya Anak Jadi Sarjana dan Polisi, Pedagang Pakaian Bekas di Nunukan: Kami Kecewa Dilarang

Misati (53) kecewa. Ia tak menyangka bila pemerintah melarang jual pakaian pakaian bekas impor atau ballpres

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Ilustrasi- Misati (53) kecewa. Ia tak menyangka bila pemerintah melarang jual pakaian pakaian bekas impor atau ballpres. TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

Dari hasil jualan pakaian bekas sejak 2011, kata Mada cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga termasuk menyekolahkan anaknya hingga menjadi seorang anggota Polisi.

Baca juga: Razia Pakaian Bekas Impor Ilegal, Pedagang Bertanya hingga Pemerintah Dinilai Berlebihan

"Dulu istri saya jualan sayur dan saya senso kayu di Malaysia. Setelah itu istri saya buka lapak untuk jualan pakaian bekas dan saya kembali ke Nunukan. Soalnya anak saya yang Polisi tidak mau saya kembali kerja ke Malaysia," imbuhnya.

Mada membantu sang istri berjualan pakaian bekas di sebuah lapak kawasan Pasar Baru Nunukan, berukuran 5×5 meter persegi.

"Lapak ini ada penarikan retribusinya. Saya bayar Rp6.000 per tiga hari, karena lapak saya ada dua," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Kisah Pedagang Pakaian Bekas Malaysia di Nunukan, Bisa Kuliahkan Anak hingga Jadi Polisi , https://kaltara.tribunnews.com/2023/04/07/kisah-pedagang-pakaian-bekas-malaysia-di-nunukan-bisa-kuliahkan-anak-hingga-jadi-polisi?page=all.

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved