Kunjungi Desa Budaya Pampang Hetifah Ingatkan CHSE Majukan Pariwisata
Serunya kawasan Wisata Budaya perlu eksis dan ditingkatkan agar dapat jadi wisata unggulan. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi X Hetifah
Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo | Editor: Jino Prayudi Kartono
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Serunya kawasan Wisata Budaya perlu eksis dan ditingkatkan agar dapat jadi wisata unggulan. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian bersama Ketua Tim Kerja Wilayah III Kemenparekraf, Hendri Karnoza.
Kegiatan kunjungan diisi dialog Tata kelola Destinasi Wisata di Lamin Adat Pemung Tawai Desa Budaya Pampang Jalan Poros Samarinda Bontang, Kecamatan Samarinda Utara, Jumat(16/6/2023). Kegiatan ini tokoh perguruan tinggi, dan komunitas di kalimantan Timur demi kemajuan Desa Budaya Pampang.
"Bukan hanya sekali saja orang datang disini di Desa Budaya pampang. Banyak yang bisa di kembangkan termasuk teman teman Duta Wisata mengembangkan batik pampang sebagai suvenir. Kemudian penampilan kita bahas yang bisa disempurnakan. Desa Budaya Pampang posisinya cukup strategis bisa ditempuh dengan akses jalan yang bagus. Lokasinya masih dibilang dekat dengan kota Samarinda yang juga punya Kampung ketupat, dekat dengan Bandara APT Pranoto Samarinda," kata Hetifah.
Dia menilai tempat parkir bis mobil juga motor untuk Desa Budaya Pampang serta rumah adat perlu direnovasi. "Sehingga ekonomi kreatif ada yang tak benar-benar produksi disini, masih didatangkan dari tempat lain. Sebenarnya banyak yang dikembangkan di Desa Budaya Pamang diantaranya kulinernya.Di Pampang kurang dikembangkan misal sayur khas masyarakat pampang. Tak hanya atraksinya saja, bagaimana kehidupan budaya mereka sehari-hari ditontonkan," kata Hetifah.
Politisi Partai Golkar ini juga mengetahui rencana Pemkot Samarinda berencana membangun Eco Wisata.
"Eco Wisata itu bagus, jadi tak hanya atraksi di hari minggu wisata budayanya. Selain budayanya dipertontonkan perlu diperhatikan tata kelola kawasannya, tempat parkir misalnya tak estetis.Dan ini supaya tetap jadi magnet sebagai satu kawasan perlu dukungan dari para ahli juga. Mengingat kita memberikan nilai tambah tanpa menggangu adat wisata dan budaya masyarakat. Harus diakui Desa Budaya Pampang sebenarnya banyak atraksinya, kebudayaan sehari hari terungkap seperti dipertontonkan atau pertunjukkan natural. Mungkin bagi masyarkat biasa saja tapi wisatawan bisa saja tetap menarik. Misal kegiatan membuatkan ukiran, kemudian makna ornamen dayak hingga kini wisatawan cukup sulit mendapat jawaban singkat saat kita berkunjung.Bisa juga dijelaskan melalui brosur," tambah Hetifah.
Ketua Tim Kerja Wilayah III Kemenparekraf, Hendri Karnoza juga mengingatkan warga yang mengelola desa wisata untuk menjaga kebersihan.
"Kami melihat umumnya kebersihan nomer 3 di destinasi wisata.Disini Desa Budaya Pampang cukup bagus maka kami berikan sapu dan tempat sampah untuk kebersihan lingkungan. Dengan pengalaman Covid-19 kesadaran kebersihan lingkungan harus dipertahankan. Tak hanya pada saat Covid-19. Misalnya tempat cuci tangan yang susah tersedia airnya sebaiknya mengalir kapan pun bisa digunakan. Kita ingat Clean Health Safety Environment Sustanibility (CHSE) merupakan pemberian sertifikat kepada usaha, destinasi dan produk pariwisata sebagai jaminan kepada wisatawan bahwa usaha tersebut telah menerapkan standar protokol kesehatan," ungkapnya. (nev)
Pemkot Samarinda Hadapi Dilema, Jaga Aspirasi Warga atau Jalankan Proyek Insinerator |
![]() |
---|
Polresta Samarinda Siapkan 300 Personel Amankan Upacara HUT RI Hingga Konser Merah Putih |
![]() |
---|
Hetifah Sjaifudian Dorong Aparatur dan Mahasiswa Kukar Kuasai Komunikasi Visual |
![]() |
---|
Putri Indonesia Pendidikan Asal Kutai Timur Rinanda Maharani Ajak Anak Muda Kejar Mimpi |
![]() |
---|
Pendidikan Inklusif Masa Depan, Komisi X DPR RI Soroti Peran Teknologi untuk Siswa Disabilitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.