Berita Nasional Terkini
Terjawab Kenapa Gas 3 Kg Langka dan Sampai Kapan, Ini Solusi Bos Pertamina Bila Gas Melon Langka
Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan sampai kapan, Bos Pertamina beri solusi bila gas melon langka.
TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan sampai kapan, Bos Pertamina beri solusi bila gas melon langka.
Soal kenapa gas 3 Kg langka dan sampai kapan, Bos Pertamina akhirnya buka suara.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan penyebab terjadi kelangkaan Elpiji 3 kilogram (kg) di beberapa daerah, seperti di wilayah Banyuwangi hingga Malang, Jawa Timur.
Ia mengaku, usai kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir ke Malang, dirinya telah dihubungi oleh Erick perihal kelangkaan Elpiji 3 kg tersebut.
"Kemarin Bapak Presiden kan ada kunjungan di Malang beserta Menteri BUMN, dengan adanya laporan (kelangkaan Elpiji 3 kg) dari masyarakat di sana, Pak Menteri telepon saya," ujar Nicke ditemui di ICE BSD, Tangerang, Selasa (25/7/2023).
Baca juga: Terbaru! Terjawab Kenapa Gas 3 KG Langka dan Penyebab? Begini Kata Jokowi dan Solusi dari Pengamat
Dia menjelaskan, kelangkaan tersebut terjadi tak lepas dari kondisi adanya hari libur yang memperingati hari raya besar.
Seperti beberapa waktu belakangan, ada libur Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah dan libur Tahun Baru Islam 1445 Hijriah.
Menurut Nicke, tiap kali libur hari raya, terjadi peningkatan konsumsi elpiji, sehingga permintaannya pun di atas rata-rata harian.
Hal inilah yang pada akhirnya membuat masyarakat nampak susah mencari elpiji 3 kg.
"Setiap hari libur, itu terjadi peningkatan konsumsi, sehingga tentu terjadi peningkatan di atas rata-rata harian," kata dia.
Ia menekankan, elpiji 3 kg merupakan produk yang disubsidi pemerintah, sehingga ada penetapan kuota dan penyalurannya menyesuaikan kuota tersebut.
Menurutnya, saat ini penyaluran juga sudah melebihi kuota, namun dia memastikan Pertamina akan terus menjaga ketersediaan "Gas Melon" itu.
"Kalau kita lihat per hari ini, sudah 2 persen melebihi kuota. Namun demikian, kita akan pastikan bahwa ketersediaan Elpiji 3 kg ini aman," imbuh dia.

Nicke menuturkan, untuk mempercepat penyaluran, pihaknya bekerja sama dengan seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk mengidentifikasi lokasi mana saja yang mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan operasi pasar oleh Pertamina.
Hal ini agar tepat sasaran langsung ke masyarakat.
Lantaran, seringkali penyaluran elpiji 3 kg tidak tepat sasaran.
Kondisi ini tercermin dari jumlah rumah tangga yang menggunakan elpiji bersubsidi ini melampaui target rumah tangga yang berhak yang telah ditetapkan pemerintah.
Ia menjelaskan, dari total 88 juta rumah tangga di Indonesia, kuota elpiji 3 kg yang ditetapkan pemerintah pada dasarnya untuk 60 juta rumah tangga yang berhak mengonsumsi gas bersubsidi.
Baca juga: Gas Elpiji Langka Bukan Karena Stok Kurang, Pemkab PPU Prediksi Karena Pengawasan yang Kurang Ketat
Ini setara dengan 68 persen rumah tangga.
"Namun hari ini kalau melihat data, berapa persen penjualan elpiji subsidi terhadap total elpiji, itu angkanya ternyata tinggi, 96 persen. Sehingga kita harus melihat apakah ada yang tidak tepat distribusinya," ungkapnya.
Menurut Nicke, saat ini Pertamina berupaya memperbaiki tata kelola distribusi bekerja sama dengan pemda dan aparat penegak hukum untuk melakukan pengecekan, monitoring, dan evaluasi agar memastikan penyalurannya tepat sasaran.
Selain itu, dilakukan dengan mulai menerapkan sistem pendaftaran atau registrasi KTP atau NIK guna menjadi data penerima yang bisa dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.
Ia pun mengimbau untuk masyarakat mengadu ke Pertamina memang ada kelangkaan ataupun penyelewengan distribusi Elpiji 3 kg.
"Silakan laporkan, call saja 135 agar kita bisa langsung tindaklanjuti, karena subsidi pemerintah kan besar jadi ini harus kita amankan, dan sebagi bentuk pertanggungjawaban Pertamina kita harus lakukan pengendalian," pungkas Nicke.
LPG 3 Kg Langka, Warga Harus Mengantri dan Bawa KTP
Warga di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara mengeluh akibat kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, gas elpiji langka sejak tiga pekan terakhir.
Untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, warga terpaksa harus mengantri dipangkalan, lantaran stok gas elpiji 3 kilgram kosong di tingkat pengecer.
Pemilik pangkalan gas mewajibkan warga menyerahkan foto cofy KTP dan kartu keluarga saat hendak membeli gas elpiji 3 kilogram.
Selain itu, satu KTP hanya diperbolehkan membeli satu tabung gas elpiji 3 kilogram.
Meski telah antri sebagian warga tetap tidak kebagian gas elpiji 3 kilogram.
Warga berharap, pemerintah segera mengambil sikap terkait kelangkaan gas elpiji saat ini dengan melakukan operasi pasar.
Politisi PKS Minta Presiden Jokowi Tegur Erick Thohir Soal Gas Melon Langka: Sibuk Urus Sepak Bola!
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Mulyanto minta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menegur Menteri BUMN Erick Thohir.
Karena saat ini masyarakat bawah sedang pusing, elpiji tiga kilogram (kg) yang biasa disebut gas melon hilang di pasaran.
Menurut Mulyanto, Presiden Jokowi sebagai orang nomor satu harus ksatria dalam mengatasi kelangkaan gas melon di berbagai daerah.
Baca juga: Asma tak Lagi Antre LPG 3 Kg di Balikpapan, Pakai Jargas Sejak 2021 Sebulan Hanya Habiskan Rp70 Ribu
Sebab, Presiden Jokowi merupakan pemegang tongkat komando tertinggi di struktur pemerintahan.
Dengan posisi tersebut, kata Mulyanto, Jokowi dapat memanggil menteri yang bersangkutan dan segera tugaskan untuk menyelesaikan masalah distribusi gas melon.
"Jangan terkesan melempar tanggung-jawab kepada bawahan," kata Mulyanto, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Mulyanto pun meminta Jokowi menegur Menteri BUMN Erick Thohir atas kelangkaan gas subsidi ini, karena masyarakat kecil sedang kesulitan.
“Presiden harus tegur Erick Thohir agar fokus menyelesaikan masalah kelangkaan gas melon ini," ujarnya.
"Ingatkan Erick jangan terlalu asik mengurus sepak bola dan polemik rumput JIS sehingga tugas utama sebagai Menteri BUMN terbengkalai. Akibatnya masyarakat susah mendapatkan kebutuhan sehari-hari,” lanjut Mulyanto.
Ia pun mendesak Pemerintah segera menata pengelolaan gas LPG 3 Kg dan jangan terus-menerus menyusahkan masyarakat.
“Di tengah harga gas LPG dunia yang terus merosot hampir setengahnya sejak puncaknya di awal tahun 2022, harusnya harga LPG di Indonesia juga sudah ikut turun," ucapnya.
"Tetapi yang terjadi di kita justru sebaliknya, terjadi kelangkaan gas LPG 3 kilogram dan harganya juga melejit,” imbuhnya.
Mulyanto mengaku mendapat laporan terjadi kelangkaan gas LPG 3 Kg di berbagai daerah seperti Balikpapan, Makassar, Banyuwangi, Sumatera Barat, Kediri, dan lainnya.
Mulyanto menambahkan memang ada penumbuhan demand pasca pandemi Covid-19. Namun diperkirakan over kuota tersebut tidak lebih dari 2,7 persen atau kekurangan sebesar 0.3 juta ton LPG 3 kg.
Artinya over kuota tidak banyak dan uang subsidi lebih. Semestinya gas LPG 3 kilogram tidak langka dan bahkan turun harga.
Di sisi lain Mulyanto menambahkan, dari hasil prognosa Pertamina, biaya subsidi LPG 3 kilogram tahun 2023 (dengan memperhitungkan biaya over kuota) dapat dihemat sebesar Rp 32.4, karena penurunan harga LPG dunia tersebut.
Sebagai informasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal kelangkaan LPG 3 kg alias gas melon di beberapa daerah. Aduan kelangkaan ini juga diterima Jokowi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Malang Senin (24/7).
Menurutnya, gas yang harganya disubsidi pemerintah itu memang diperebutkan. Karena itu, ia mengingatkan gas melon hanya diperuntukkan bagi warga miskin.
“Jadi mengenai kelangkaan, nanti biar Pak Menteri BUMN (Erick Thohir) yang jawab karena itu menyangkut Pertamina, di bawah beliau. Tanyakan,” imbuhnya, seperti dilansir WartaKotalive.com di artikel berjudul Politisi PKS Minta Presiden Jokowi Tegur Erick Thohir Soal Gas Melon Langka: Sibuk Urus Sepak Bola!
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.