Ibu Kota Negara

IPB Bakal Usung Pusat Plasma Nutfah Nasional dalam Rencana Pembuatan Pusat Riset di IKN Nusantara

Institut Pertanian Bogor (IPB) turut mensupport dari rencana pembuatan Pusat Riset di Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam bentuk konsorsium.

Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA
Rektor IPB, Prof.Dr. Arif Satria mengatakan Institut Pertanian Bogor (IPB) akan mengusung Pusat Plasma Nutfah Nasional, sebagai pusat untuk bisa menyimpan data gen-gen atau genetic bank untuk satwa, untuk mensupport dari rencana pembuatan Pusat Riset di Ibu Kota Nusantara (IKN). TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Institut Pertanian Bogor (IPB) turut mensupport dari rencana pembuatan Pusat Riset di Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam bentuk konsorsium.

Yakni dengan mengusung Pusat Plasma Nutfah Nasional, sebagai pusat untuk bisa menyimpan data gen-gen atau genetic bank untuk satwa.

Pasalnya, di Indonesia sendiri sangat kaya akan bio diversity atau keseluruhan keanekaragaman makhluk mulai dari genetika, jenis dan ekositemnya.

Namun Rektor IPB, Prof.Dr. Arif Satria menilai bahwa saat ini belum mempunyai fasilitas untuk bisa menyimpan gen-gen tersebut.

Demikian disampaikannya dalam agenda diskusi langkah aksi IKN bersama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Penandatangan Nota Kesepahaman antara OIKN dan PTN, di Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), di Samboja Lestari Kalimantan Timur, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Sintia Agis Santri Ponpes Nabil Husein Ingin Kuliah Komunikasi Penyiaran, Bersyukur dapat Beasiswa

Sehingga, Prof.Dr. Arif mengkhawatirkan bio diversity ini bisa hilang begitu saja di masa depan, jika tidak mampu menyimpan gen tersebut.

Di samping itu, beberapa spesies yang memang sudah mulai punah seperti Badak Jawa, Badak Sumatera, Anoa, Macan dan satwa lainnya.

"Sehingga ini penting sekali, yang sekarang kita kembangkan artificial produk teknologi untuk bayi tabung badak, belum anoa, belum macan dan sebagainya," kata Prof.Dr. Arif.

"Jadi dengan Pusat Plasma Nutfah Nasional ini, InsyaAllah bagian kita yang mengkonservasi genetik untuk sustainability Indonesia di masa depan," imbuhnya.

Adapun Pusat Plasma Nutfah Nasional inj juga akan disupport oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Pada prinsipnya, kata Prof.Dr. Arif, IKN harus dibangun berbasis pada sainspis atau ilmu sains dan politik.

Dalam hal ini, ia siap untuk memberikan support dalam bentuk konsorsium, agar bisa terkoordinasi melalui kerja sama dengan kolaborasi yang lebih intens.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pembangunan Non Fisik IKN, Otorita Rencana Buat Pusat Riset Nusantara Institut

Tentunya, dengan usungan dari masing-masing Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diharapkan bisa saling melengkapi untuk kemajuan IKN.

"Kita sudah siap berkoordinasi dengan IKN, terkait agenda-agenda riset apa saja yang akan bisa kita lakukan," beber Prof.Dr. Arif.

"Jadi moga-moga kolaborasi melalui konsorsium ini bisa segera diwujudkan. Agar apa yang dimimpikan IKN sebagai sebuah smart green dan inklusif city ini bisa terwujud," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved