Pilpres 2024

Tersisa 3 Nama Bersaing Jadi Cawapres Prabowo Subianto versi Yusril, Gibran Tak Masuk Hitungan

Tersisa 3 nama bersaing jadi cawapres Prabowo Subianto versi Yusril Ihza Mahendra, Gibran Rakabuming tak masuk hitungan

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunSolo.com/Andreas Chris
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto (kanan) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) menghadiri peringatan Hari Veteran Nasional di UNS Solo, Kamis (10/8/2023). Tersisa 3 nama bersaing jadi cawapres Prabowo Subianto versi Yusril Ihza Mahendra, Gibran Rakabuming tak masuk hitungan 

TRIBUNKALTIM.CO - Partai Kebangkita Bangsa atau PKB hengkang dari Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Padahal, sebelumnya nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar masuk daftar calon kuat cawapres Prabowo Subianto.

Belakangan, Cak Imin memilih menjadi cawapres Anies Baswedan dan telah melakukan deklarasi.

Dengan demikian, calon cawapres Prabowo Subianto makin mengerucut.

Sebelumnya, nama-nama macam Airlangga Hartarto, Erick Thohir hingga Gibran Rakabuming dikaitkan sebagai cawapres Bos Gerindra, tersebut.

Terbaru, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebutkan, saat ini pilihan bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto tersisa tiga nama.

Baca juga: Manuver Politik Demokrat Usai Dikecewakan Anies dan Nasdem, Tim AHY Lebih Berpeluang Gabung Prabowo

Baca juga: Usai Cak Imin Digandeng Anies, Giliran PBB Sorong Yusril Ihza Mahendra Jadi Cawapres Prabowo

Ketiga nama tersebut, kata dia, adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir yang diusulkan Partai Amanat Nasional (PAN), dan dirinya sendiri.

PBB bersama Partai Golkar dan PAN merupakan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju dan mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres.

"Tinggal 3 nama yang akan dipilih Pak Prabowo sebagai cawapres.

Pak Airlangga ketum Golkar, pak Erick Tohir usulan PAN, dan saya sendiri," katanya usai deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 di Surabaya, Minggu (3/9/2023) sore.

Dia berharap ketiga nama tersebut dianalisis dan dinilai oleh publik dan akan dipertimbangkan oleh Partai Koalisi.

"Tapi keputusan akhir ada di tangan Pak Prabowo," ucapnya.

Dia berharap partai koalisi pendukung Prabowo Subianto tetap harmonis dan tidak saling mengumbar ambisi dan memaksakan kehendaknya sendiri, apalagi memilih pergi saat kehendaknya tidak terpenuhi.

"Semoga koalisi pendukung Prabowo tetap solid dan harmonis," ujarnya.

Terkait dukungan kepada Prabowo Subianto, PBB memastikan partainya akan konsisten untuk terus mendukung dan tidak akan meninggalkan koalisi bersama PAN dan Partai Golkar.

"Kami konsisten dan tidak akan meninggalkan Pak Prabowo," kata Yusril.

Sebelumnya, PKB memilih meninggalkan Koalisi dan mendeklarasikan Muhaimin sebagai bacawapres Anies yang diusung Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

PKB tadinya merupakan teman koalisi Partai Gerindra dan menyetujui Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, sebagai bakal calon presiden.

Baca juga: Hasil Survei Capres/Cawapres Agustus 2023: Posisi Prabowo dan Ganjar, Anies Usai Gandeng Cak Imin?

Baca juga: Prabowo Subianto Usai Ditinggal PKB: Santai Saja, Rakyat Tidak Bodoh dan tak Bisa Dibohongi

Belakangan Partai Demokrat memutuskan mencabut dukungan untuk Anies.

Demokrat merasa dikhianati setelah Anies memilih berpasangan dengan Muhaimin.

Demokrat Berpeluang Gabung

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, Demokrat memang harus menyudahi drama dengan Nasdem dan Anies serta dinamika di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Dia mengatakan, Partai Demokrat harus sigap mengingat masa pendaftaran bakal capres-cawapres semakin dekat.

Bila terlambat menentukan pilihan politik, Agung menilai Partai Demokrat akan kembali kehilangan momentum sebagaimana 2 pilpres sebelummya.

Jika dilihat dari komposisi poros politik yang ada saat ini, Agung melihat ada sebuah peluang bagi Demokrat buat tetap bisa memberikan dukungan kepada sosok tertentu.

Baca juga: Bukan Hanya Anies Baswedan, Prabowo Juga Pernah Dicap Pengkhianat Usai Putuskan Gabung Jokowi

"Koalisi Indonesia Maju (KIM) menjadi yang terdepan setelah Koalisi PDI-P, karena relasi dan cerita SBY lebih baik dengan Prabowo ketimbang Mega," kata Agung saat dihubungi pada Minggu (3/9/2023).

Meskipun AHY dan Puan Maharani, anak Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, pernah bertemu membicarakan politik beberapa waktu lalu dan memunculkan wacana islah antara SBY dan Megawati, Agung menilai hal itu belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Keuntungan lainnya adalah, kata Agung, saat ini elektabilitas Prabowo masih lebih unggul dari para pesaingnya, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Hal itu diketahui dari sejumlah hasil jajak pendapat yang dilakukan berbagai lembaga survei.

Baca juga: Deklarasi Anies - Cak Imin, Reaksi Prabowo, PKS Belum Akui Muhaimin Iskandar sebagai Bakal Cawapres

Baca juga: Tidak Hanya Anies Baswedan, Prabowo Juga Pernah Dicap Pengkhianat usai Putuskan Gabung Jokowi

Dengan modal keunggulan elektabilitas itu, Agung menilai kerja Partai Demokrat relatif lebih mudah jika ikut mengusung Prabowo sebagai bakal capres.

Akan tetapi, lanjut Agung, jika Demokrat memang memilih merapat ke kubu Prabowo maka mereka tidak bisa lagi mensyaratkan AHY sebagai bakal cawapres sebagai harga mati terhadap koalisi.

Sebab di kubu Prabowo atau Koalisi Indonesia Maju sudah dihuni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional.

Baik PAN maupun Golkar juga menyodorkan jagoan masing-masing buat dipasangkan sebagai bakal cawapres Prabowo.

Golkar mengajukan sang Ketua Umum Airlangga Hartarto dan PAN menjagokan Erick Thohir yang juga dikenal dekat dengan Nahdlatul Ulama.

"Artinya, pertimbangan koalisi yang ideal bagi Demokrat adalah KIM karena punya potensi memenangkan pilpres dan di sana Demokrat tak harus menempatkan AHY sebagai cawapres menimbang kehadiran di KIM sebatas pelengkap," ucap Agung.  (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved