Pilpres 2024

Hasil Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil Tak Terbendung

Hasil survei elektabilitas Pilpres 2024 terbaru, pasangan Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil tak terbendung

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase TribunKaltim.co via istimewa
Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil. Hasil survei elektabilitas Pilpres 2024 terbaru, pasangan Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil tak terbendung 

TRIBUNKALTIM.CO - Berbagai lembaga survei merilis hasil riset mereka terkait sosok capres-cawapres terkuat jelang Pilpres 2024.

Salah satunya Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC.

Terbaru, SMRC mencoba membuat survei elektabilitas dengan model simulasi.

Yakni memasangkan capres dengan kandidat cawapres potensialnya.

Baca juga: PDIP Bongkar Langkah Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar Dijegal, Diimingi Sesuatu dari Capres Sebelah

Dalam survei ini, bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo disimulasikan berpasangan dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Sementara, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto disimulasikan berpasangan dengan Menteri BUMN Erick Thohir.

Lalu, bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, dipasangkan dengan bakal Muhaimin Iskandar.

Hasilnya, pasangan Ganjar-Ridwan Kamil mendapat dukungan paling besar dengan raihan 35,4 persen.

Di urutan kedua, pasangan Prabowo-Erick Thohir mengantongi 31,7 persen.

Sementara, Anies-Muhaimin mengekor di urutan terakhir dengan perolehan dukungan 16,5 persen.

Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, survei ini memperlihatkan bahwa suara Anies belum mengalami kenaikan setelah mendeklarasikan Muhaimin sebagai cawapresnya.

Sebab, dalam survei individual yang menghadapkan Anies dengan Ganjar dan Prabowo, suara mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih di kisaran 20 persen.

“Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan,” kata Saiful dikutip dari siaran pers.

Menurut Saiful, 16,5 persen suara Anies-Muhaimin mencerminkan kekuatan dua partai.

Keduanya, bisa Nasdem dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), atau Nasdem dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dengan demikian, kata Saiful, Anies tidak atau kurang memiliki pemilih independen.

Sebab, pendukungnya hanya berasal dari partai-partai yang mendukungnya.

Baca juga: Jawaban Veronica Tan saat Ditanya Apakah Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Dilihat dari data sementara tersebut, Anies belum memberikan efek ekor jas atau coat-tail effect karena suara pendukungnya masih merupakan suara partai.

“Kalau menurun, saya tidak bisa bilang begitu.

Tapi setidak-tidaknya (data ini menunjukkan) tidak meningkat.

Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin,” jelas Saiful.

Survei SMRC ini digelar pada 5-8 September 2023. Survei melibatkan 1.212 responden yang dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak.

Margin of error survei diperkirakan +-2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun Anies dan Cak Imin, demikian sapaan akrab Muhaimin, resmi mendeklarasikan diri sebagai bakal capres dan bakal cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan pada Sabtu (2/9/2023).

Hingga kini, pasangan ini didukung oleh Partai Nasdem, PKB, dan PKS.

Sementara, PDI Perjuangan menjagokan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pencapresan Ganjar juga didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura.

Ganjar sampai saat ini belum menentukan nama cawapres.

Namun, sosok Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno santer disebut di bursa cawapres politikus PDI-P itu.

Di sisi lain, Partai Gerindra hendak mencalonkan ketua umumnya, Prabowo Subianto.

Prabowo didukung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Prabowo Subianto juga belum mengumumkan calon pendampingnya.

Akan tetapi, sosok Erick Thohir digadang-gadang jadi calon RI-2 yang potensial mendampingi Menteri Pertahanan itu.

Baca juga: Ada IKN Nusantara, Kekhususan Jakarta Sebagai Ibu Kota Segera Dicabut, Heru Budi Akui RUU Dibahas

Respon Anies Baswedan

Anies Baswedan menanggapi hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC.

Dia merespons santai terhadap elektabilitasnya yang masih berada di posisi terakhir setelah dua bacapres lainnya.

“Ya enggak apa-apa," kata Anies kepada wartawan, Jumat (15/9/2023).

Menurut survei terbaru SMRC yang dirilis pada Kamis (14/9/2023), pasangan dari Koalisi Perubahan, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mendapat dukungan publik sebesar 16,5 persen.

Airlangga Hartarto Tak Restui

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan bahwa partainya sudah memutuskan berkoalisi dengan Partai Gerindra dan PAN untuk mengusung bakal calon presiden Prabowo Subianto

Sebelumnya, muncul usulan dari Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng agar Golkar hengkang dari Koalisi Indonesia Maju apabila Airlangga tidak diusung menjadi cawapres Prabowo

Dia pun mengusulkan agar Golkar mendukung Ridwan Kamil menjadi cawapres Ganjar Pranowo.

Airlangga menyampaikan dirinya tidak pernah berniat mengusulkan Ridwan Kamil dalam posisi cawapres.

Sebaliknya, dia mengusulkan agar kadernya itu kembali menjadi gubernur.

"Pak RK posisinya sebagai gubernur," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat pada Kamis (14/9/2023) malam.

Menko Perekonomian RI itu bahkan meminta agar Ridwan Kamil memilih sendiri lokasi yang diinginkan untuk berkonstestasi di Pilkada.

"Gubernur Pak RK sendiri yang pilih," jelasnya.

Namun begitu, Airlangga mengusulkan agar Ridwan Kamil kembali kembali menjadi Gubernur Jawa Barat.

"(Ridwan Kamil) Jawa Barat," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Golkar Melchias Markus Mekeng meminta Ketum Golkar Airlangga Hartarto mencabut dukungan terhadap pencapresan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Khususnya, jika nantinya Eks Danjen Kopassus itu tidak memberikan kursi cawapres kepada Golkar.

Menurutnya, Airlangga diminta harus rasional di dalam pemilihan presiden kali ini.

Dia mengusulkan agar Golkar lebih baik mendukung kadernya Ridwan Kamil menjadi cawapres Ganjar Pranowo.

"Airlangga harus rasional kalau gak diambil sama Prabowo, lebih baik dukung RK sama Ganjar agar Golkar tetap dapat porsi di pemerintahan yang akan datang," kata Mekeng kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).

Baca juga: Momen Anies Baswedan Duduk Sederet Sama Mantan Istri Ahok, Veronica Titip Pesan Buat Pilpres 2024

Ia menurutkan bahwa Golkar sudah sering menjadi pendukung Prabowo sejak Pilpres 2014.

Namun, partai berlambang pohon beringin itu tidak pernah memperoleh kemenangan.

Oleh sebab itu, kata Mekeng, Airlangga diminta untuk realistis jika nantinya Prabowo memutuskan untuk tidak menunjuk cawapres yang berasal dari kader Golkar.

"Makanya saya tadi bilang. Kalau Airlangga tidak didukung jadi cawapres ya ngapain juga kita di situ. Pasti di internal Golkar di bawah pun akan lihat kader Golkar lain yang punya potensi, itu mah rasional aja," jelasnya.

"Kalau ada kader potensial yang bisa didukung ya mendingan dukung kader potensial jadi cawapres dong. Jadi enggak kosong kosong, Golkar ini kan mesin besar, harus realistis," sambungnya.

Lebih lanjut, Mekeng mengingatkan bahwa partai Golkar bukanlah miliknya pribadi.

Karena itu, Pilpres kali ini partainya tidak boleh hanya menjadi penonton dan mendorong kadernya maju di Pilpres 2024. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved