Berita Kutim Terkini

Anak Orang Utan yang Dirawat Warga Bengalon Kini Dirawat PPS Berau

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kalimantan Timur (Kaltim) telah mengamankan anak orang utan yang pernah dirawat oleh warga Kecamatan Bengalon

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Warga Bengalon, Kutai Timut serahkan anak orang utan kepada BKSDA Kaltim, belum lama ini.TRIBUNKALTIM.CO/HO/BKSDA Kaltim 

TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kalimantan Timur (Kaltim) telah mengamankan anak orang utan yang pernah dirawat oleh warga Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang warga di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur telah menemukan dan merawat anak orang utan kurang lebih selama 1 bulan.

Lalu pada pada Sabtu (30/9/2023) warga tersebut menyerahkan anak orang utan yang berusia 2 tahun kepada BKSDA Kaltim.

"Sekarang posisinya sama kami bawa ke Pusat Penyelamatan Satwa di Kabupaten Berau," ungkap Kepala BKSDA Kaltim, M. Ari Wibawanto saat dihubungi, Senin (9/10/2023).

Baca juga: BKSDA Kaltim Kembali Evakuasi 2 Orang Utan Jantan di Kutai Timur

Baca juga: Warga Bengalon di Kutai Timur Serahkan Anak Orang Utan Usia 2 Tahun ke BKSDA Kaltim

Lanjutnya, anak orang utan tersebut bukan termasuk bagian dari 2 orang utan yang sempat viral dan yang induknya telah dievakuasi oleh BKSDA Kaltim.

Sebab, lokasi penemuan anak orang utan itu berbeda dengan lokasi dievakuasinya induk orang utan yang kemudian anaknya lari.

Namun, kendati demikian, anak orang utan tersebut telah melewati cek kesehatan secara kasat mata dan dalam kondisi baik.

"Tapi tetap kita akan lalukan medical check up, sebab anak orang utan tersebut telah terkontaminasi manusia," terangnya.

Menurutnya, anak orang utan yang telah terkontaminasi dengan manusia dapat terkontaminasi dengan penyakitnya manusia.

Tak hanya itu, kebiasaan yang dilakukan oleh anak orang utan juga telah mengalami perubahan lantaran telah terkontaminasi manusia.

Baca juga: Viral Kembali Orang Utan di Kutai Timur Minta Makan di Pinggir Jalan Poros Bengalon

"Karena anak orang utan butuh contoh, pasti sampai umur 8 tahun harus dengan ibunya, jadi mempraktekkan cari makan, hidup di alam, membuat sarang, dan lainnya, jadi (anak orang utan itu) harus kita sekolahkan," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved