Horizzon
Semua Salahnya Pawang Hujan
Komunikasi dan diksi satir terkait dengan krisis air di Balikpapan lantaran hujan tak kunjung turun ini muncul dari sejumlah kalangan.
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Diah Anggraeni
Betul memang, jika kita bicara soal proyek MT Hariyono, publik tak pernah memperoleh jawaban kenapa proyek tersebut seolah lambat pengerjaannya dan berlarut-larut. Belum lagi manajemen pengerjaan yang seolah tak sinkron, semisal sisi kanan belum selesai dan belum rapi, muncul galian di sebelah kiri sehingga situasi semakin semrawut.
Konflik logika juga muncul ketika bicara soal Balikpapan atau Samarinda yang bakal menjadi Kota Penyangga IKN kok bisa mengalami krisis air. Publik Kalimantan Timur sudah terlalu sering mendengar bagaimana progres begitu masifnya tentang pembangunan IKN. Hari groundbreaking ini, besok ada groundbreaking yang lain atau datangnya investasi baru di IKN.
Publik Kaltim yang sejak awal sangat support dan berharap agar IKN ini mampu menjadi pelecut dan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan mereka kemudian menjadi bertanya dan tak percaya Balikpapan dan Samarinda bisa terancam krisis air.
Meski berasal dari sebuah analogi sesat, namun soal krisis air, mandi cukup sekali sehari dan pawang hujan ini harus menjadi catatan sekaligus pengingat bagi pemerintah pusat bahwa soal IKN jangan hanya fokus pada pembangunan fisik gedung-gedung di lokasi IKN, tapi juga memberikan porsi untuk menyiapkan Kalimantan secara keseluruhan juga berakselerasi Bersama. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.