Tribun Kaltim Hari Ini

Ritel Modern di Berau Batasi Pembelian Beras Maksimal 10 Kg, Sawah di PPU Belum Bisa Digarap

Ritel modern batasi pembelian beras maksimal 10 kg. Sementara itu di PPU sawah belum bisa digarap karena El Nino

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim.co
Tribun Kaltim edisi hari ini, Selasa (10/10/2023). Ritel modern batasi pembelian beras maksimal 10 kg. Sementara itu di PPU sawah belum bisa digarap karena kemarau panjang sebagai akibat El Nino. 

Berdasarkan penghitungan, stok beras minimal harus bertahan selama dua bulan, namun untuk Kabupaten Berau mampu bertahan hingga lima bulan.

Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan  Bulog, seperti Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Program SPHP adalah program yang diluncurkan pemerintah sebagai bentuk lain operasi pasar (OP) yang sebelumnya dilakukan untuk mengintervensi pasar.

SPHP menggunakan beras cadangan pemerintah di gudang Perum Bulog, dijual dalam kemasan, bukan lagi curah.

"Jadi ada beras yang kualitas medium yang harganya itu lebih rendah dari harga medium yang lain Rp11.500 per kilo dan itu ada di Bulog dan disebar ke warung-warung juga," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan menggelar pasar murah melalui Festival Kuliner yang di dalamnya ada bazar pangan murah pada 16- 18 Oktober mendatang.

El-Nino, Sawah Belum bisa Digarap

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan cadangan pangan untuk mengantisipasi apabila bencana kekeringan berkelanjutan akibat kemarau panjang dampak El Nino.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara, Mulyono, di Penajam Senin (9/10/2023) mengatakan, pemkab masih menyimpan cadangan pangan untuk mengantisipasi kekeringan yang berkelanjutan.

Baca juga: Harga Beras di Kabupaten Berau Naik Sejak Bulan Mei

Cadangan pangan yang masih tersimpan itu sebanyak 28,5 ton beras yang bakal disalurkan kepada warga kurang mampu apabila terjadi kemarau makin berkepanjangan.

Dia berharap musim kemarau tidak berkepanjangan agar tidak terjadi krisis pangan di daerah Berjuluk Benuo Taka yang merupakan salah satu daerah sentra penghasil beras.

"Hujan cepat turun agar petani dapat segera menggarap lahan pertanian tanaman padi," katanya.

Lahan persawahan setempat sampai saat ini belum digarap karena dampak El Nino, padahal saat ini masuk musim tanam untuk periode Oktober 2023-Maret 2024.

"Petani belum bisa menggarap sawah karena kemarau panjang dan pengairan lahan persawahan tadah hujan," kata Mulyono.

Penggarapan lahan persawahan biasanya mulai dilakukan setiap Oktober, tetapi petani belum menggarap sawah mereka karena menunggu curah hujan cukup tinggi yang diperkirakan pada Januari 2024.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved