Tribun Kaltim Hari Ini
Diduga Terkait Jaringan Teroris, Densus 88 Tangkap Tukang Servis Ponsel di Kota Samarinda
Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88) Polri menangkap seorang pria yang diduga terlibat jaringan terorisme di Kota Samarinda, Provinsi Kaltim
TRIBUNKALTIM.CO - Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88) Polri menangkap seorang pria yang diduga terlibat jaringan terorisme di Kota Samarinda, Provinsi Kaltim, Jumat (1/12).
Lokasi penangkapan tepatnya di Jalan Lambung Mangkurat, RT 08, Kelurahan Pelita, Kecamatan Samarinda Ilir.
Pria tersebut diamankan dari dalam toko servis ponsel. Beberapa personil kepolisian resort Kota Samarinda bersenjata lengkap juga tampak berjaga-jaga di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli membenarkan adanya penangkapan oleh tim antiteror Mabes Polri tersebut, yang tepatnya terjadi pukul 10.00 WITA.
Baca juga: BREAKING NEWS: Densus 88 Antiteror Mabes Polri Tangkap Terduga Teroris di Samarinda
"Yang di Lambung (Mangkurat) itu ada penangkapan seorang tersangka, diduga melakukan tindak pidana teroris," tegasnya.
Perwira berpangkat melati tiga di pundaknya ini, tak merinci apa saja yang dibawa oleh Densus 88 selain seorang pria terduga teroris.
Termasuk lebih jauh soal pria tersebut berkaitan dugaan keterlibatan dalam jaringan terorisme.
"Nanti dari Mabes Polri yang akan rilis langsung," tandas Kombes Pol Ary Fadli.
Warga heboh
Operasi penyergapan yang dilakukan Densus 88, menyita perhatian warga sekitar Jalan Lambung Mangkurat, RT 08, Kelurahan Pelita.
Pria yang diamankan, dikenal oleh salah satu warga bernama Hasni (55), tak jauh dari toko servis Ponsel tempat lokasi Densus 88 Antiteror melancarkan operasi.
Pemilik toko kelontong ini mengaku tak tahu awal mula terduga teroris disergap tim antiteror Polri tersebut.
Namun yang jelas, pria tersebut diketahuinya sebagai seorang teknisi toko Ponsel tersebut.
Lokasi tempat servis ponsel tersebut tak jauh dari toko Hasni, dan bersebelahan saja dengan akses masuk Gang H. Sabri.

"Tidak tahu juga awalnya (penyergapan), orang baru. Sering belanja di sini orangnya kok. Biasa saja orangnya. Tidak kelihatan seperti teroris. Biasa beli roti," kata Hasni saat ditemui awak media.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.