Berita Samarinda Terkini

Pengguna Pertamini di Samarinda Nilai Kepraktisan meski Takarannya Lebih Sedikit

Akhir-akhir ini keberadaan mesin Pertamini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kota Samarinda.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Keberadaan Pertamini di Kota Samarinda yang kian menjamur akan segera diregulasi oleh Pemerintah Kota Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Akhir-akhir ini keberadaan mesin Pertamini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Sebab mesin Pertamini yang banyak dikelola warung kelontong ini tak menjamin keselamatan bagi pedagang dan konsumen.

Peristiwa terbakarnya mesin ini pun kerap kali terjadi di Kota Samarinda.

Namun di sisi lain, Pertamini dianggap sebagai pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang lebih cepat dan praktis.

Baca juga: 4 Fakta Kebakaran Balikpapan Hari Ini, Dugaan Penyebab hingga Rencana Revitalisasi Pasar Klandasan

Tak jarang masyarakat Kota Samarinda memilih beralih ke pom mini.

Seperti yang dikatakan oleh Esti, seorang warga Kecamatan Samarinda Ilir, membagikan pengalamannya sering mengisi BBM melalui Pertamini.

Esti, salah satu warga Kecamatan Samarinda Ilir mengaku sering kali mengisi BBM melalui Pertamini.

Ia memilih mengisi BBM di warung kelontong lantaran tak mau jika harus mengantre di SPBU.

“Lama, kadang-kadang kan saya mesti buru-buru berangkat kerja. Pulangan pun gak sempat,” ujarnya pada TribunKaltim.co, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Soal Pertamini dan Bensin Eceran, Walikota Samarinda Andi Harun akan Surati Pemilik

Menurut pantauan tim TribunKaltim.co di lapangan, terlihat salah satu warga lain yang tengah mengisi BBM di salah satu warung kelontong di kawasan Kecamatan Samarinda Ulu.

Saat ditemui, pria yang bernama Amat ini menyadari bahwa adapun perbedaan yang dirasakan saat mengisi BBM di Pertamini dan SPBU.

“Kadang takarannya itu lebih sedikit, tapi mau tak mau, lebih cepat, praktis. Saya malas kalau mesti antre,” tukasnya.

Sebuah mesin Pertamini di kota Samarinda. Pemerintah kota Samarinda akan menyusun regulasi daerah untuk menghapus praktik penjualan BBM dengan Pertamini di Samarinda. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Sebuah mesin Pertamini di kota Samarinda. Pemerintah kota Samarinda akan menyusun regulasi daerah untuk menghapus praktik penjualan BBM dengan Pertamini di Samarinda.  (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

Menambahkan, warga Kecamatan Samarinda Seberang, Riswanda juga mengatakan demikian.

“Kalau beli Rp 30 ribu di SPBU bisa dapat 3 liter, kalau di Pertamini harga segitu cuma dapat sekitar 2 liter-an saja,” tambahnya.

Baca juga: Rencana Penghapusan Pertamini di Samarinda, Pemkot Sebut Perdagangan Mesin Itu Ilegal

Di samping itu, ia juga merasa was-was untuk beralih setelah mendengar terbakarnya sebuah warung kelontong akibat meledaknya Pertamini di Jalan KH Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Timur, Kota Samarinda pada Minggu 3 Desember 2023 lalu.

“Semakin lama saya semakin was-was. Takut kejadian seperti itu kalau tidak hati-hati ngisi di Pertamini,” tangkasnya.

(*)

Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H

Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved