Berita Nasional Terkini
Sri Sultan HB X Bantah Bahas Ade Armando saat Bertemu Raja Juli Antoni, Respon Ketua DPW PSI DIY
Gubernur Jogja, Sri Sultan HB X bantah membahas Ade Armando saat bertemu Raja Juli Antoni. Penjelasan Ketua DPW PSI
Dia memberikan pendapatnya bahwa sistem pemerintahan di DIY merupakan amanat konstitusi yang berlandaskan sejarah DIY.
“Komentar boleh, komentar kok nggak boleh, boleh saja. Hanya pendapat saya, konstitusi peralihan itu kan ada, yang menyangkut masalah pemerintah Indonesia itu menghargai asal usul tradisi DIY.
Sehingga bunyi undang-undang keistimewaan itu juga mengamanatkan gubernur Sultan, dan wakil gubernur Pakualam,” ujar Sultan.
Sultan juga menyinggung soal poltik dinasti itu terserah pada pandangan masyarakat.
Namun, Raja Yogyakarta mengingatkan bahwa dalam undang-undang tidak ada kalimat yang menyatakan bahwa DIY adalah dinasti.
“Ya melaksanakan itu aja ya kan, dinasti atau tidak ya terserah dari sisi mana masyarakat melihatnya, yang penting bagi kita di DIY, DIY itu adalah daerah keistimewaan, diakui keistimewaannya dari asal usulnya dan menghargai sejarah itu, itu aja. Bunyi undang-undang itu ya memang itu.
Tapi kalimat dinasti atau tidak, di situ juga nggak ada kok, yang penting kita bagian dari Republik dan melaksanakan keputusan undang-undang yang ada, kan gitu aja,” tambahnya.
Massa Paman Usman protes di kantor DPW PSI DIY
Massa Paman Usman juga memprotes pernyataan politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando pada Senin (4/12/2023) di kantor DPW PSI DIY.
Ketua DPP PSI tanggapi kasus Ade Armando
Sementara Ketua DPP PSI Aishah Gray, melalui keterangan resminya menyampaikan seluruh jajaran PSI DIY, meminta maaf atas kesalahpahaman yang timbul dari statement Ade Armando.
"Kami memiliki pendapat berbeda dengan Ade Armando.
Kami menghormati Yogyakarta sebagai daerah istimewa dan memahami bahwa status Istimewa ini adalah bagian yang fundamental dalam sejarah pendirian dan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelas Aishah Gray.
Menurut Aishah, apa yang disampaikan Ade Armando tidak mewakili suara Partai Solidaritas Indonesia.
Ade Armando berbicara sebagai seorang individu, seorang Warga Negara Indonesia yang memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya, termasuk di dalamnya memberikan kritik.
"Diskusi mengenai polemik ini harus kita lakukan secara konstruktif dengan kepala dingin di ruang terbuka. Sekali lagi kami tegaskan bahwa pernyataan Ade Armando tidak mewakili suara Partai Solidaritas Indonesia," jelasnya
Aishah menegaskan, PSI terbuka untuk menerima kritik dan diskusi yang membangun dalam rangka menjalankan demokrasi yang sehat dan politik yang riang gembira di Indonesia.
"PSI terbuka untuk menerima kritik dalam rangka menjalankan demokrasi yang sehat dan politik yang riang gembira," terang dia.
6 Desember 2023
Ade Armando dilaporkan ke Polda DIY
Politikus PSI, Ade Armando dilaporkan ke Polda DIY lantaran diduga melakukan ujaran kebencian kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tentang praktik dinasti politik di Yogyakarta.
Pelapor merupakan perwakilan Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
Koordinator Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa, Prihadi Beny, mengatakan sebagian masyarakat Yogyakarta merasa geram atas pernyataan Ade Armando yang menyinggung Yogyakarta menerapkan dinasti politik.
Laporan itu tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan No: STTLP/B/ 945/ XII/ 2023/ SPKT/ Polda DI Yogyakarta dan telah ditandatangani Ka Siaga I SPKT Polda DIY AKP Suyadi.
Beny menjelaskan Ade Armando dilaporkan ke pihak berwajib atas dugaan pelanggaran UU ITE Pasal 28 ayat 2.
"Hari ini kami melaporkan Ade Armando terkait dugaan ujaran kebencian kepada Sultan dan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya, dijumpai di Mapolda DIY, Rabu (6/12/2023).
Pelaporan ke pihak kepolisian ini juga dimaksudkan agar pernyataan ujaran kebencian oleh Ade Armando tidak berulang kembali.
"Kami ingin memberikan efek jera supaya yang bersangkutan tidak hanya minta maaf, karena peristiwa semacam ini sudah sering dilakukan oleh Ade Armando," tegasnya.
Beny menuturkan masyarakat Yogyakarta merasa kecewa atas pernyataan Ade Armando yang menyinggung dinasti politin di Yogyakarta.
Sementara mereka meyakini bahwasanya pengangkaran Gubernur DIY sudah diamanatkan dalam konstitusi melalui UU Keistimewaan.
"Ya terkait video postingan yang bersangkutan di Twitter ya yang menyatakan tentang Jogja yang mana disampaikan intinya masalah politik dinasti, masalah politik dinasti yang kemudian Ade Armando mengarahkan Jogja inilah yang politik dinasti," tegas dia.
Cucu Sultan tanggapi kegaduhan Ade Armando
Cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo turut merespon pernyataan Ade Armando yang menyebut Yogyakarta menerapkan politik dinasti.
Laki-laki yang akrab disapa Mas Marrel ini mengutarakan sudut pandangnya atas kegaduhan yang dibuat oleh Ade Armando.
Menurut Marrel jika latar belakang Ade Armando ingin mengkritisi mahasiswa, semestinya tidak perlu menyinggung keberadaan Yogyakarta yang secara konstitusi sudah dinyatakan sebagai daerah istimewa dan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernurnya.
"Mahasiswa harusnya dirangkul. Kalau ingin mengkritisi mahasiswa silakan dialog," kata Mas Marrel saat ditemui, Rabu (6/12/2023).
Marrel tidak mempersoalkan apakah pernyataan Ade Armando merupakan pesanan dari kubu partai politik tertentu, namun ia berpesan Yogyakarta jangan dibuat gaduh.
"Mau itu settingan atau enggak Jogja jangan dibuat gaduh. Jogja istimewa karena semua msyarakatnya dan sejarahnya," tegas Marrel.
Terkait pernyataan Ade Armando tentang politik dinasti di Yogyakarta, Marrel menegaskan bahwa masyarakat Yogyakarta yang menghendaki Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur DIY dengan disahkan secara konstitusi.
Bahkan Marrel menceritakan pada 2007 silam Ngarsa Dalem tidak bersedia lagi menjadi Gubernur.
"Dulu Ngarsa Dalem gak bersedia lagi menjadi Gubernur 2007. Itu beliau sempat menyampaikan tidak berkenan lagi maju Gubernur. Ya, sudah monggo rakyat gimana. Kemudian yang masyarakat menghendaki," jelas Marrel.
Marrel memiliki sudut pandang Yogyakarta menjadi back stage para elit politik yang memiliki ambisi politik tertentu.
Ia pun mengajak masyarakat Yogyakarta untuk tetap nyawiji (bersatu) agar tidak timbul perpecahan akibat dinamika politik yang semakin memanas.
"Mereka (warga Jogja) militan kalau gak disikut, ya santai saja," terang Marrel.
Dia turut menyesalkan pernyataan Ade Armando yang menimbulkan kegaduhan di Yogyakarta.
Baca juga: Kaesang Persilakan Ade Armando Angkat Kaki dari PSI, Buntut Polemik Politik Dinasti DI Yogyakarta
(*)
Update Berita Nasional Terkini
Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H
Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Tegas, Kaesang Minta Ade Armando Tinggalkan PSI, Cucu Sri Sultan HB X: Jangan Buat Gaduh Jogja |
![]() |
---|
Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Buntut Pernyataan Politik Dinasti di Yogyakarta, Kaesang: Keluar |
![]() |
---|
Kaesang Akan Berikan Pernyataan Resmi Soal Ade Armando Usai Pernyataan Politik Dinasti di Yogyakarta |
![]() |
---|
Ade Armando Minta Maaf soal Dinasti Politik di DIY Setelah Kaesang Marah dan Kantor PSI Didemo Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.