Berita Samarinda Terkini

Tindak Lanjuti Keluhan Warga RT 21 Simpang Pasir, Komisi III DPRD Samarinda Tinjau Pabrik Plastik

Tindak lanjuti keluhan warga RT 21 Simpang Pasir, Komisi III DPRD Samarinda tinjau pabrik plastik.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Sintiya Alfatika Sari
Komisi III DPRD Samarinda saat mengunjungi pabrik pencacah plastik di kawasan RT 21. Jalan Mangku Jenang, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kamis (14/12/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Komisi III DPRD Kota Samarinda mengunjungi lokasi pabrik pencacah plastik yang terletak di kawasan permukiman RT 21, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kamis (14/12/2023) hari ini.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari surat yang dilayangkan warga setempat.

Warga RT 21 Kelurahan Simpang Pasirari mengeluhkan suara bising yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan tersebut.

Mereka mengaku tak dapat beristirahat karena suara bising dari mesin yang ada di pabrik pencacah plastik milik James itu.

Tak hanya itu, keberadaan pabrik yang sudah berjalan selama kurang lebih dua tahun itu juga menuai protes karena diduga tak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Samarinda.

Baca juga: Respons Keluhan Warga Simpang Pasir, Komisi III DPRD Samarinda Bakal Tinjau Pabrik Pencacah Plastik

Menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit dari Kantor DPRD Samarinda di Jalan Basuki Rahmat, Ketua Komisi III Angkasa Jaya Djoerani bersama Anhar, Jasno, Celni Pita Sari, dan Guntur akhirnya tiba di lokasi.

Berdasarkan pantauan TribunKaltim.co, letak pabrik pencacah plastik ini memang tak jauh dari permukiman warga.

Meski terbilang bukan perusahaan berskala besar, namun warga mengaku terganggu dengan suara bising yang ditumbulkan saat pabrik beroperasi.

Kedatangan rombongan Komisi III DPRD Samarinda disambut warga setempat.

Saat tiba di lokasi, pabrik tampak sunyi.

Salah satu warga RT 21, sebut saja Laila, sempat mengadukan keluhannya secara langung kepada rombongan Komisi III.

"Sudah dua tahunan, itu suaranya kayak gulung kaleng. Sekarang sih pelan, sebelumnya suaranya keras. Sudah ditegur beberapa kali akhirnya pelan, yang tegur suami saya," ungkapnya dengan kesal.

Baca juga: Warga Simpang Pasir Keluhkan Suara Bising Perusahaan Plastik, DPRD Samarinda Gelar RDP

Hal serupa juga diakui oleh warga lainnya, Dewi.

"Suara sampai sakit di telinga. Kadang ini orang murotal di masjid pun belum berhenti sampai mau maghrib," menambahkan.

Meskipun pabrik pencacah plastik ini tak beroperasi hingga malam hari, namun warga lainnya bernama Lina mengaku risih.

Pasalnya, suara mesin pabrik membuatnya kesulitan jika ingin berkomunikasi.

"Malam sih belum pernah, tapi mereka seharian, ada yang nonton tv nggak kedengaran. Kami saja ngobrol suami istri harus teriak-teriak," ujar Lina. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved