Berita Kukar Terkini
Tren Kasus DBD di Kutai Kartanegara Meningkat 3 Tahun Terakhir, Sudah 3 Orang Meninggal
Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara mencatat, pada 2021 angka deman berdarah mencapai 186 kasus dengan jumlah 3 orang meninggal dunia
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kasus deman berdarah (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur meningkat signifikan dalam 3 tahun terakhir.
Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara mencatat, pada 2021 angka deman berdarah mencapai 186 kasus dengan jumlah 3 orang meninggal dunia.
Kemudian 2022, mengalami kenaikan drastis mencapai 843 orang dan jumlah kematian sebanyak 5 orang. Sedangkan 2023, berjumlah 1.118 kasus deman berdarah dengan 4 angka kematian.
Data tersebut disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kukar, Supriyadi kepada TribunKaltim.co, Kamis (18/1/2024).
Baca juga: Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara Catat 38 Kasus DBD di Awal 2024
Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Bontang dan Kubar Mengalami Peningkatan, Ini 9 Gejala DBD yang Terlihat
“Kasus DBD itu dari tahun ke tahun fluktuatif, karena memang wilayah geografis di Kukar sebagaian besar air,” ujarnya.
Dari 20 kecamatan di Kukar, angka kasus DBD paling banyak terjadi di Kecamatan Muara Kaman dan Sebulu.
Salah satu penyebabnya lantaran media berkembang biak nyamuk ada dan pemberatasan sarang nyamuk masih minim.
Dirinya berencana dalam pekan ini akan berkunjung kedua kecamatan tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat, serta mengajak kepada lurah untuk bersama-sama membersihkan tempat tinggal nyamuk.
“Kami rencana minggu ini mau ketemu pak camat untuk menggerakan pemberatasan sarang nyamuk,” tutur Supriyadi.
Ia menerangkan, sebagian besar warga yang meninggal karena kasus deman berdarah ialah keterlambatan penanganan di fasilitas kesehatan atau pusban, puskesmas atau rumah sakit.
Baca juga: Kasus DBD di Bontang Mengkhawatirkan, 41 Orang Terjangkit dan 1 Penderita Meninggal
Ketika demam, mereka membeli obat dan mengobati sendiri. Namun setelah hari ketiga atau keempat, baru dibawa ke fasilitas kesehatan.
“Ketika datang ke fasilitas kesehatan kondisinya sudah buruk, dan itu agak susah ditangani,” pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Haul Jamak Raja dan Sultan Kutai Kartanegara, Tradisi Sakral yang Terus Dilestarikan |
![]() |
---|
Disdikbud Kukar Hidupkan Kembali Seni Tradisional Lewat Lomba Budaya Erau 2025 |
![]() |
---|
Setengah Abad Beroperasi, Lapangan Handil PHM Jadi Aset Migas Strategis di Kukar |
![]() |
---|
BLT Ojol di Kutai Kartanegara Berlanjut, Ditarget Cair September 2025 |
![]() |
---|
Distarnak Kukar Mantapkan Hilirisasi Pertanian untuk Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.