Berita Nasional Terkini

Terjawab Alasan Eep Saefulloh Sebut Jokowi Sebagai Diktator, Kalahkan Soeharto, Singgung RUU DKJ

Terjawab alasan Eep Saefulloh sebut Jokowi sebagai diktator, kalahkan Soeharto, singgung RUU DKJ

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Dok Sekretariat Presiden - Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
PRESIDEN MEMIHAK - Jokowi memberi klarikasi terkait pernyataannya yang Presiden boleh kampanye dan memihak. Kanan: Pengamat politik, Eep Saefulloh Fatah menyoroti pernyataan Jokowi yang kini menjadi polemik. Terjawab alasan Eep Saefulloh sebut Jokowi sebagai diktator, kalahkan Soeharto, singgung RUU DKJ 

Lebih lanjut, Eep menambahkan persoalan ini tidak boleh terus dibiarkan.

Karena itu, ia mendesak agar Presiden Jokowi harus dimakzulkan dari jabatannya.

Baca juga: Terjawab Alasan Refly Harun Pilih Parlemen Jalanan Lawan Kecurangan Pilpres, Teriak Makzulkan Jokowi

"Menurut saya ini tidak boleh dibiarkan, dengan segala resikonya sebagai warga negara kita harus bersikap. Dan sebagai warga negara sikap saya tidak berubah.

Saya bergeming dengan mengatakan presiden telah melanggar konstitusi dan undang-undang dan karena itu harus dimakzulkan," pungkasnya.

Video Menangis Eep Viral

Video menangis Eep Saefulloh ramai di X usai diunggah Mahfud MD.

Video tersebut lantas banjir nyinyiran warganet, beragam reaksi tercipta usai video tersebut jadi sorotan publik di X atau Twitter.

Sosok Eep Saefulloh Fatah dikenal sebagai konsultan politik.

Eep Saefulloh Fatah pernah beberapa kali menjadi konsultan dalam event pesta demokrasi, termasuk dalam upaya pemenangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar pada pemilihan Gubernur Jawa Barat.

Namun, kini Eep Saefulloh Fatah menjadi sasaran nyinyiran netizen.

Sejak video Eep menangis diunggah oleh Mahfud MD di akun X atau Twitternya pada Rabu (4/3/2024) pagi, beragam komentar menyasar suami dari Sandrina Malakiano itu.

Dalam unggahan di akun X Mahfud MD, Eep berbicara soal persatuan Tanah Air.

Ia juga sempat mengutip ucapan Mohammad Hatta ketika diadili di Belanda,

"Saya ingin mengajak semua orang untuk mengingat Mohammad Hatta.

Dalam pledoinya ketika ia diadili dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di negeri Belanda. Hatta mengutip seorang penyair, dan mengatakan, 'hanya ada satu Tanah Air Ku, dan ia tumbuh dengan amal ku. Saudara, hanya ada satu Tanah Air kita, Indonesia.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved