Berita Nasional Terkini

Partai Pengusung Anies dan Ganjar Kabarnya Ada yang Mau Gabung Prabowo, Grace Sebut Ada Perhitungan

Partai pengusung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kabarnya ada yang mau gabung Prabowo Subianto, Grace Natalie sebut ada perhitungan

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat hadiah lukisan bergambar dirinya yang berpelukan dengan Jokowi. Partai pengusung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kabarnya ada yang mau gabung Prabowo Subianto, Grace Natalie sebut ada perhitungan 

TRIBUNKALTIM.CO - Beredar kabar partai-partai pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ingin bergabung ke kubu Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.

Meski perhitungan manual KPU belum selesai, namun pasangan Prabowo-Gibran berpeluang besar memenangkan Pilpres 2024.

Hal ini pun direspon, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengungkapkan, ada perhitungan apabila partai politik di luar Koalisi Indonesia Maju ingin bergabung ke kabinet yang dipimpin Prabowo Subianto kelak.

Apalagi kata Grace, bagi parpol yang banyak mengkritik bahwa kubu Prabowo-Gibran.

Baca juga: Nasib Ridwan Kamil di Politik, Pilih Pilkada Jakarta atau Jabar, Atau Gantikan Basuki Hadimuljono

Baca juga: Terus Dorong Hak Angket, Refly Harun Diminta Akui Kekalahan Pilpres, Sebut Pengkritiknya Orang Bodoh

Seperti diketahui banyak parpol yang mengkritisi bahwa Prabowo-Gibran melakukan kecurangan dalam pilpres dan mengangkangi demokrasi.

Grace mengatakan, perhitungan tersebut bakal berlaku khususnya bagi partai-partai politik yang dinilai menyerang pasangan Prabowo-Gibran di luar proporsi pada Pemilihan Presiden 2024 lalu.

"Pasti akan ada hitungan sendiri, apalagi yang sudah kemarin itu mengkritisinya atau menyerangnnya sudah di luar dari porporsinya," kata Grace dalam program Gaspol! Kompas.com, Minggu (10/3/2024).

Menurut Grace, sikap partai politik yang mendadak ingin masuk kabinet semestinya menjadi catatan bagi publik agar tidak terlalu membawa perasaan dalam kontestasi politik.

"Jangan terlalu baper memang melihat si ini dukung ini, dukung itu, karena in the end kalau sudah bicara pemilunya sudah selesai, sudah bicara membangun, ya koalisi baru bisa terbangun," ujar dia.

Akan tetapi, mantan ketua umum PSI ini menyambut baik sikap Prabowo yang ingin merangkul sebanyak-banyaknya partai politik untuk bergabung dalam pemerintahannya kelak.

Grace berpandangan, hal itu wajar agar pemerintahan dapat bekerja lebih efektif tanpa terganggu oleh drama-drama politik.

"Kalau mau efektif untuk bekerja, sebanyak-banyaknya teman kita rangkul lah, benar yang Pak Prabowo bilang kalau 1.000 teman terlalu sedikit, 1 musuh terlalu banyak karena kita jadi enggak bisa kerja," kata dia.

Baca juga: 50 Tokoh Turun Gunung, Desak 5 Ketum Parpol Gulirkan Hak Angket, Cek Daftar Nama dan Isi Suratnya

Baca juga: Dua Hal dalam Penghitungan Suara yang Membuat Cak Imin Curigai KPU, Minta Dibongkar lewat Hak Angket

Namun demikian, Grace mengaku belum mengetahui partai politik mana yang akan merapat ke Koalisi Indonesia Maju dan akan bergabung ke kabinet periode 2024-2029 kelak.

"Kita tunggu saja lah pergerakannya seperti apa nanti," ujar Grace.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyatakan bakal merangkul semua pihak dalam pemerintahannya kelak.

"Kami akan merangkul semua unsur dan semua kekuatan.

Kami akan menjadi presiden dan wakil presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Untuk diketahui, Prabowo disokong oleh Koalisi Indonesia Maju yang beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Garuda, Partai Gelora, dan Partai Prima.

Sementara, ada 8 partai politik yang bergabung di koalisi lain yakni Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Ummat yang mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Sedangkan, ada koalisi pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang terdiri dari PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Persatuan Indonesia, dan Partai Hanura.

Baca juga: Mahfud Bongkar Server Sirekap Pindah Sampai 10 Kali, Bandingkan dengan Kejanggalan Versi Roy Suryo

Baca juga: Segera Dipanggil Bareskrim, Nasib Roy Suryo Tersangkut Kasus Hukum Buntut Tuduh Gibran Pakai 3 Mic

Nasdem Tak Ada Deal dengan Jokowi

Surya Paloh sebut tak ada kesepakatan dengan Jokowi, tegaskan Nasdem masih di Koalisi Perubahan.

Pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo di hari keempat setelah Pilpres 2024 masih menuai sorotan publik.

Akhirnya Surya Paloh berbicara terkait pertemuannya dengan Jokowi.

Surya Paloh buka suara terkait pertemuannya dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Minggu (18/2/2024) malam.

Surya Paloh mengungkapkan, tak ada ajakan dari Presiden Joko Widodo agar Partai Nasdem hengkang dari Koalisi Perubahan dan bergabung ke kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Ia pun menegaskan saat ini masih berada di Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

“Ah belum ada (ajakan itu),” ujar Surya di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Ia mengaku tak ada kesepakatan yang terjalin dalam pembicaraan dengan Jokowi.

Keduanya hanya membahas soal situasi masyarakat setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Hal yang ringan-ringan. Hanya bahas masalah makan malam saja dan membicarakan bagaimana keadaan, perkembangan, situasi yang ada di tengah-tengah keseharian masyarakat kita,” paparnya.

Baca juga: Puan Dinilai Punya Gerbong Sendiri hingga Hak Angket Layu, PDIP Tersandera Ganjar dan Harun Masiku

Baca juga: Tak Ingin Menafsirkan, Mahfud MD Serahkan Proses Kasus Dugaan Korupsi yang Membelit Ganjar ke KPK

“Tidak lebih dari pada itu barangkali ya,” sambung dia.

Surya mengakui pertemuannya dengan Jokowi empat hari pasca pilpres itu menuai spekulasi, termasuk di internal Koalisi Perubahan.

Surya pun mengaku mendapatkan pertanyaan serupa dalam pertemuannya dengan Anies-Muhaimin serta Ketua Majelis Syuro dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri dan Ahmad Syaikhu, siang tadi.

“Banyak pembahasannya (siang ini), tidak hanya satu, dua masalah. Ada juga (pertemuan dengan Jokowi) ditanyakan pada saya,” imbuh dia.

Diketahui PKS, Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan tiga partai politik (parpol) pengusung Anies-Muhaimin yang membawa narasi perubahan.

Namun, banyak pihak menilai Nasdem dan PKB sangat mungkin bergabung ke pemerintahan 2024-2029.

Terlebih, Surya bertemu Jokowi usai hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukan bahwa pemenang kontestasi elektoral itu adalah capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (*)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Parpol Kritik Prabowo-Gibran Soal Demokrasi Kini Mau Gabung, Grace PSI: Makanya Jangan Terlalu Baper

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved