Tribun Kaltim Hari Ini

Penemuan Korban Pesawat Smart Air yang Jatuh di Nunukan Bermula dari SOS Kepulan Asap

Penemuan korban pesawat Smart Air yang jatuh di Nunukan bermula dari SOS kepulan asap.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltara.com/HO-Dandim Malinau/Letkol Inf Alisun
KORBAN PESAWAT JATUH - Minggu (10/3/2024) kru yang menjadi korban pesawat jatuh telah dievakuasi tim penolong dari lokasi kejadian ke Kota Tarakan, Minggu (10/3/2024). Penemuan korban pesawat Smart Air yang jatuh di Nunukan bermula dari SOS kepulan asap. 

Alhasil, sore tadi, korban selamat yakni pilot dan jenasah satu kru yang meninggal dunia berhasil dievakuasi dari lokasi ke Tarakan.

"Saat ini masih ada rekan kami dari tim yang bertahan di lokasi untuk mengevakuasi korban tadi dan sejumlah kelengkapan pesawat. Insyallah, besok akan dijemput," ungkap Alisun. 

Pilot Sudah Setahun Terbangi Binuang

Maskapai Smart Air angkat bicara terkait pesawat miliknya, PK SNE Pilatus Pc6 yang hilang kontak saat menuju Desa Binuang,Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (8/3) pagi.

Diketahui pesawat terebut lepas landas dari Bandara Internasional Juwata, Tarakan.

Distrik Manager Smart Air Tarakan, Nasrul mengklaim sebelum keberangkatan pesawat dengan rute Tarakan-Binuang tersebut, sudah dilakukan pemeriksaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Pesawat ini dipiloti oleh Capt. Muhammad Yusuf dan Deni S sebagai engineer.

Nasrul juga membeberkan, kondisi geografis dan cuaca di wilayah Binuang memang hanya bisa mengandalkan visual oleh seorang pilot.

Baca juga: Pesawat Smart Air Hilang Kontak Belum Ditemukan, Tim Deteksi Sinyal ELT 9 Km dari Bandara Binuang

Dalam hal ini pilot Capt. Yusuf diniliai sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang 300 KM per jam atau kurang lebih hampir setahun sudah bolak balik di Kaltara, khususnya rute menuju Tarakan-Binuang-Malinau.

Karena home base PK SNE disiagakan di Hanggar Malinau. Artinya kata Nasrul, pilot sudah berpengalaman menguasai medan.

Dikatakan Nasrul, sebelum berangkat, sesuai disampaikan Danlanud Anang Busra, pilot harus betul-betul melihat visualnya.

"Bahwa kebetulan pagi kemarin sebelum berangkat, kami meminta datanya dan kebetulan cuacanya dalam kondisi bagus.

Untuk jarak tempuh ke Binuang 1 jam dari Tarakan.

Jam terbang pilotnya sendiri di Pilatus, cukup lama di area Kalimantan. Totalnya jamnya sebanyak 754 jam. Kemudian di Kaltara sendiri sudah kurang lebih setahun," papar Nasrul.

Kemudian lanjut Nasrul, kapasitas pesawat tidak bisa ditentukan berapa yang bisa dibawa maksimal, menurutnya untuk muatan itu dihitung sesuai jarak dan bahan bakar yang dibawa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved