Berita Paser Terkini

Disbunak Paser Ingatkan Perusahaan Perkebunan Pastikan Kawasan Nilai Konservasi Tinggi

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser telah melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan Areal dengan Nilai Konservasi Tinggi

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
KEBUN SAWIT PASER - Salah satu kebun sawit yang ada di Desa Kendarom, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Koordinator ANKT Disbunak Paser, Bambang Irawan mengatakan monitoring yang dilakukan sebagai komitmen Pemkab Paser dalam menerapkan prinsip-prinsip perkebunan berkelanjutan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser telah melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan Areal dengan Nilai Konservasi Tinggi (ANKT).

Giat tersebut dilakukan pada Februari lalu dengan menyasar Perkebunan Sawit PT Multi Jayantara Abadi, Desa Random, Kecamatan Tanjung Aru, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Koordinator ANKT Disbunak Paser, Bambang Irawan mengatakan monitoring yang dilakukan sebagai komitmen Pemkab Paser dalam menerapkan prinsip-prinsip perkebunan berkelanjutan.

"Salah satu upaya kami menuju pembangunan perkebunan berkelanjutan ialah dengan melakukan perlindungan lahan perkebunan melalui pengelolaan areal bernilai konservasi tinggi di kawasan perkebunan," terang Bambang, Selasa (12/3/2024).

Baca juga: Ini Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Mengelola Konservasi Ruang Laut Kalimantan Timur

Diutarakan, kedatangan tim monitoring dan evaluasi dari Disbunak Paser bertujuan untuk mengetahui area-area yang dijadikan perusahaan sebagai ANKT.

Hal lainnya guna memeriksa kondisi luasan lahan untuk mengetahui ada tidaknya penambahan maupun pengurangan

"Kami memeriksa peta lokasinya, apakah sudah dilakukan sosialisasi serta penetapan kawasan ANKT," tambahnya.

Bambang menambahkan, pembangunan perkebunan di Provinsi Kaltim yang berbasis berkelanjutan bisa dilihat dalam peran strategis pembangunan ekonomi, ekologi dan sosial.

Permintaan pengelolaan ANKT dinilai tidak hanya datang dari luar negeri, namun juga perlu adanya kesadaran dan komitmen pemerintah daerah.

Baca juga: BKSDA Kaltim Sarankan Konservasi Ex Situ untuk Buaya Riska

"Tentu perlu dilakukan karena berbagai pertimbangan, karena sektor perkebunan diharapkan dapat menjadi sektor ekonomi pengganti yang saat ini masih mengandalkan sektor pertambangan dan penggalian," pungkas Bambang.

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved