Berita Bontang Terkini
Dianggap Hamburkan Uang, Ternyata Walikota Bontang Siapkan 7 Persen APBD untuk Bintek di Luar Daerah
Walikota Bontang Basri Rase tak mempermasalahkan banyaknya kritik karena sering keluar daerah
Penulis: Mir | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Walikota Bontang Basri Rase tak mempermasalahkan banyaknya kritik karena sering keluar daerah.
Bahkan ia dinilai mengeluarkan anggaran besar karena harus menggelar bimbingan teknis (bintek) keluar daerah.
Namun baginya, kritikan itu wajar dan sangat perlu di dalam sistem demokrasi namun komentar yang diberikan semestinya mendidik dan membangun.
"Saya terus terang banyak dikritik karena sering keluar daerah," kata Basri Rase, Rabu (13/3/2024) di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Hampir 3 tahun ini, Basri Rase menilai para pengkritik tidak pernah melihat secara utuh hasil dari upaya dirinya yang kerap kali di luar daerah.
Baca juga: Andi Faizal Pertanyakan Kebijakan Walikota Bontang Basri Rase soal Swakelola RT
Baca juga: Walikota Bontang Basri Rase Berencana Jadikan Ketua RT Kontraktor Swakelola
"Ini ibarat kepala rumah tangga kalau di rumah terus, bagaimana?. Istri dan anak mau dikasih makan apa, dapat uang dari mana," ungkap Basri Rase.
Analogi itu, sambungnya, dapat menggambarkan upaya dilakukan. Dalam mengelola daerah perlu komunikasi berjenjang dari pusat sampai ke provinsi.
Menurutnya APBD 2024 yang diproyeksi mencapai Rp 3 triliun tidak datang begitu saja. Pun demikian dengan bantuan keuangan provinsi (Benkue) juga terus meningkat.
"Yang perlu dikritik saya ini jika keluar tidak ada hasil," tuturnya.
Di sisi lain pemerintah juga berupaya menarik banyak investor untuk masuk membawa uang, membangun perekonomian baru misalnya bidang pariwisata, jasa dan hiburan.
Kota Bontang, kata Basri Rase mesti berbenah, ketergantungan dengan industri pelan-pelan mesti dilepas.

7 Persen APBD untuk Bimtek
Terkait Bimtek, Basri Rase menjelaskan sejatinya adalah kegiatan untuk meningkatkan dan pengembangan sumber daya manusia atau SMD.
Kegiatan tersebut masuk pada kategori non fisik yang tiap tahun terakomodir di dalam anggaran belanja daerah.
"Ini sesuai aturan. Porsinya dibagi. Belanja pegawai 30 persen, belanja pendidikan 20 persen, 7 persen belanja publik ini masuk bimtek, peningkatan SMD," ungkap Basri Rase.
Persoalannya ada beberapa kalangan memandang Bimtek seperti pekerjaan infrastruktur, sambung Basri, dengan tolak ukur langsung bisa dirasakan manfaatnya.
Sementara pengembangan SDM butuh waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan hasilnya.
"Itu tadi kritik silahkan tapi membangun. Bimtek Tidak bisa diukur seperti infrastruktur," urai Basri Rase.
Disisi lain ia menegaskan telah mewanti-wanti agar kegiatan bimtek tidak disalahgunakan.
Kendati begitu, sejauh ini ada respons positif dari para peserta. Di mana hal tersebut menjadi bekal dan membandingkan program kerja dari kota lain.
Jika demikian, dapat dimungkinkan pengaplikasiannya di Kota Bontang dan pemanfaatannya di masyarakat.
“Seperti dalam hal pariwisata atau lainnya, dapat dijadikan contoh untuk Bontang,” ungkap Basri Rase.
Baca juga: 5 Parpol Teratas di Bontang Update Real Count KPU, Ada Partai yang Diketuai Walikota Basri Rase
Berikut Profil Basri Rase
Lalu siapa Basri Rase?
Ia tak mengira, nasibnya merantau ke Bontang ternyata berbuah manis. Takdirnya berubah drastis setelah pria Bone, Sulsel itu terjun ke politik.
Dari tahun 1996 Basri Rase mulai merantau untuk mencari pekerjaan di Bontang.
Tiba di Bontang, Basri Rase bekerja serabutan sebagai helper atau pembatu. Kadang jadi buruh bangunan, tukang kayu, hingga pembantu tukang las besi.
Karier Basri Rase di dunia kerja mulai naik setelah dirinya ditunjuk menjadi pencatat karyawan di salah satu perusahaan. Bahkan dia percaya untuk menangani proyek di perusahaan.
Suami Hapidah itu baru mengenal dunia politik pada medio tahun 2000-an. Kemudian di tahun 2004, Basri didaftarkan pamannya sebagai bacaleg di partai PNBK. Namun saat itu, nasib baik belum pihak, dirinya gagal pada Pileg, 2004.
Kemudian pada tahun 2007, Basri Rase diberikan amanah oleh Mantan Panglima TNI, Wiranto untuk membesarkan Hanura di Bontang.
Dirinya ditunjuk untuk manjadi ketua Partai DPC Hanura, dan berhasil menang dalam Pileg Bontang tahun 2009 silam.
“Kemudian caleg lagi 2014 dan kembali berhasil terpilih. Di pertengahan periode saat memutuskan berpasangan dengan Neni Moerniaeni sebagai calon Wakil Wali Kota pada Pilkada 2015,” ungkap Basri.
Setelah menjabat dalam kurun waktu 1 periode, Basri kembali mendaftar sebagai calon Wakil Wali Kota berpasangan dengan Adi Darma yang juga merupakan mantan Wali Kota Bontang periode 2010-2015.
Namun dalam proses tahapan Pilkada, pasangan Basri Rase itu meninggal dunia setelah dinyatakan terpapar Covid-19 pada, 2020 silam.
“Karena beliau meninggal, tim pemenangan menunjuk saya naik jadi calon wali kota dan berpasangan dengan istri almarhum Adi Darma sebagai wakil wali kota. Kemudian berdua berhasil menang mengalahkan pasangan Neni - Joni,” terangnya.
Basri menempuh pendidikan di SD Negeri 42 Waetuo (1985), SMP Negeri Awangpone(1998) dan SMA Negeri 1 Watampone (1991).
Pada tahun 2020 Silam, Basri menyelesaikan pedidikan di Universitas Indonesia Timur Makassar.
Tanpa jeda, setelah lulus Basri Rase langsung melanjutkan pendidikan pasca serjana di Universitas Indonesia Timur Makassar.
Kemudian Basri dinyatakan lulus pada pertengahan April 2023 lalu, dengan menyandang gelar pendidikan SIp,MSi. (Muhammad Ridwan)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Pemkot Bontang Ancang-ancang Bentuk Klub Sepak Bola Profesional Baru |
![]() |
---|
Pemuda Diamankan Polisi dengan Barang Bukti Sabu di Parkiran RSUD Taman Husada Bontang |
![]() |
---|
Nelayan di Guntung Bontang Diduga Edarkan Sabu Diamankan Polisi, 32 Poket Jadi Barang Bukti |
![]() |
---|
Bontang City Carnival 2025 Digelar Malam Ini, Antusias Peserta dan UMKM Tinggi |
![]() |
---|
Peringati Hari Tani Nasional, PKT Perkuat Dukungan Pertanian Berkelanjutan Lewat Agrosolution |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.