Jejak Islam di Bumi Etam

Jejak Islam di Bumi Etam 11 - Abu Thalhah, Diutus Sebarkan Islam Bersama 4 Saudara

Dalam catatan jejak syiar Islam di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Syekh Abu Thalhah memiliki banyak versi dengan cerita yang terekam.

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Makam Syekh Abu Thalhah di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur saat dikunjungi TribunKaltim.co pada 28 Februari 2024. Abu Thalhah dikenal sebagai seorang ulama yang ikut menyebarkan Islam di Kutai Kartanegara. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

Kala itu, Syekh Abu Thalhah masuk ke Kutai Kartanegara pada masa Indonesia belum merdeka.

Beriringan dengan Habib Hasyim Husaiyah ialah seorang ulama yang bergelar Tuan Tunggang Parangan.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 6 - Raja Aji Dilanggar, Ulama Sekaligus Umara di Kutai Kartanegara

Selain menyiarkan Islam di Kerajaan Kutai Kartanegara, beliau juga keliling dari kampung ke kampung hingga ke wilayah Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

"Jadi ketika beliau mensyiarkan agama Islam di Kerajaan Kutai Kartanegara itu pada waktu warga-warga Suku Banjar Kalimantan Selatan merantau di Kutai Kartanegara, sehingga masih banyak yang tidak kenal dengan beliau," ulas Taufik.

Kemudian pada tahun 1993, sosok Syekh Abu Thalah baru dikenal khalayak berkat salah satu ulama dari Martapura, yakni Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari atau akrab dikenal Abah Guru Sekumpul.

Beliaulah yang mengangkat untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang siapa sosok Syekh Abu Thalhah.

"Alhamdulillah dengan hadirnya Abah Guru Sekumpul itu kita sebagai masyarakat sekitar ini bisa mengetahui bahwa ada sosok ulama yang berjasa menyiarkan Islam di Tanah Kutai," imbuh Taufik.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 5 - Raja Pertama Penerima Islam di Kerajaan Kutai

Selang waktu berlalu, pada tahun 1995, maka dibangunlah kubah di tempat pemakaman Syekh Abu Thalhah yang dipugar pertama kali atas inisiasi KH Ahmad Marzuki Al-Banjari atau orangtua KH Saifudin Marzuki.

Bersamaan dengan rampungnya pembangunan kubah di pemakaman Syekh Abu Thalhah, lantas mengundang antusiasme masyarakat untuk berbondong-bondong berziarah. Hingga dilaksanakannya haul pertama pada tahun 1995.

"Haul akbar tersebut rutin dilaksanakan hingga sekarang, baik di dalam maupun luar kubah pemakaman Syekh Abu Thalhah," kata Taufik.

Setiap tahunnya, hampir 5.000 jemaah hadir memadati acara yang dipercaya penuh berkah tersebut.

Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 4 - Berdakwah di Sepanjang Pesisir Kaltim

Haul seolah menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengingat serta mengenang jasa Syekh Abu Thalhah dalam menyebarluaskan agama Islam di Kutai Kartanegara.

"Alhamdulillah setiap haul ramai jamaah, bahkan kita selalu menyediakan hampir 8.000 konsumsi untuk antisipasi membludaknya jamaah," ucap Taufik.

Sementara untuk kegiatan di bulan suci Ramadhan, kubah pemakaman Syekh Abu Thalhah biasanya akan ramai dipadati para peziarah untuk mewakafkan bacaan Al-Quran. (*)

(TribunKaltim.co/Ary Nindita Intan R S)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved