Berita Mahulu Terkini

Mengenal Telinga Panjang Warga Dayak di Mahulu Kaltim, Muat hingga 50 Anting

Telingaan aruu atau tradisi memanjangkan daun telinga dilakukan wanita suku Dayak di Kabupaten Mahakam Ulu dengan menggunakan anting pemberat

|
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/KRISTIANI TANDI RANI
Salah satu masyarakat suku Dayak Kenyah, Kabupaten Mahulu, Kaltim, Yulita Avun pemilik telinga panjang. Ia menyebut telinga panjang dapat memuat 30-50 anting pemberat. TRIBUNKALTIM.CO/KRISTIANI TANDI RANI 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Telingaan aruu atau tradisi memanjangkan daun telinga dilakukan wanita suku Dayak di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) dengan menggunakan anting pemberat.

Tradisi ini merupakan sebuah kebiasaan masyarakat yang berkembang secara turun-temurun, meski pada era modern sudah tak lagi dilakukan masyarakat.

Salah satu masyarakat asal suku Dayak Kenyah, Yulita Avun mengatakan tradisi ini dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat.

Semua masyarakat suku Dayak Kenyah dapat memanjangkan telinga mereka.

"Siapa pun bisa buat, kalau mbak mau buat juga bisa," katanya pada TribunKaltim.co sambil bercanda, Selasa (16/4/2024).

Baca juga: Kisah Warga Mahulu Yulita Avun Pakai Tato Dayak Sejak Kelas 3 SD

Baca juga: Wabub Mahulu Harap Anggota Dewan Terpilih Jadi Garda Terdepan Suarakan Kepentingan Rakyat

Ia menyebut tradisi memanjangkan telinga ini telah dilakukannya sejak dari bayi.

Bahkan Ia mengaku karena telah terbiasa memakai anting pemberat, Ia merasa tidak kesakitan sama sekali.

"Karena kan semakin lama semakin terbiasa, kalau isinya itu sembarang saja kita mau ngasih berapa itu," ujarnya.

Untuk muatan anting yang dapat dimuat telinga panjang, mencapai 30 hingga 50 anting pemberat.

Namun, Yulita Avun mengatakan Ia hanya mengisi telinga panjangnya dengan 30 buah anting pemberat.

Biasanya, Ia akan menambah jumlah anting pemberat di telinganya saat kampung mengadakan ritual adat.

"Karena nambahnya pas ada yang bikin Hudoq kah atau bikin apa baru dipasang, ini antingnya bisa dilepas," tuturnya.

Untuk membersihkan anting pemberat itu, Ia mengaku membersihkannya dengan tanaman khas Dayak yang bernama ketimong.

Sejak lama masyarakat Dayak meyakini bahwa buah ketimong bisa menghilangkan karat pada anting.

Baca juga: Dinkes Mahulu Imbau Warga Waspada, Terlambat Tangani DBD Bisa Berakibat Kematian

Sementara itu, untuk ritual pemasangan anting tidak dapat dilakukan pada sembarang hari.

Ada hari-hari tertentu bagi masyarakat Dayak untuk memasang anting.

"Dari bayi saya dipakaikan jadi pas kelas 1 SD sudah sampai dagu panjangnya, tapi saya malas untuk potong telinga kalau arwah adik saya dia selalu potong terus," kisahnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved