Tribun Kaltim Hari Ini

Longsor di Kelurahan Karang Anyar Tarakan Kaltara Bikin Warga Tidak Bisa Tidur

Hujan mengguyur Kota Tarakan menyebabkan longsor di 7 titik, Senin (27/5/). Insiden ini membuat beberapa rumah warga tertimbun material longsor

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
LONGSOR - Kondisi longsor di RT 15 Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Hujan mengguyur Kota Tarakan menyebabkan longsor di 7 titik, Senin (27/5/2024). Insiden ini membuat beberapa rumah warga tertimbun material longsor.

Salah satunya dialami Bernadus warga RT 15 Kelurahan Karang Anyar. Dinding rumah bagian belakang jebol akibat tanah yang bergeser dari perbukitan di atas rumahnya.

Sebenarnya sejak semalam atau tepatnya sekitar pukul 03.00 Wita ia tak tenang dan tak bisa tidur. Mata dan telinganya selalu awas terhadap suara yang dimungkinkan berasal dari longsor dari belakang rumahnya.

Baca juga: Cerita Warga Kelurahan Karang Balik Tarakan Alami Longsor Kedua Setelah Tahun 1995

Saat itu hujan sedang deras-derasnya terjadi. "Tak tenang tadi malam sampai pagi tidak tidur. Memang biasanya kalau hujan di sini kami jarang tidur," ungkapnya.

Berdasarkan pengamatan Bernadus, tanah pertama kali bergeser sekitar pukul 06.30 Wita. Kurang lebih pergeseran tanah mencapai satu meter.

"Jadi ada satu meter lebih itu saya lihat. Saya keluarlah kasih jalan air dari atas. Setelah itu saya antar anak saya ke (sekolah) Don Bosco," beber Bernadus.

Selanjutnya, ia menghubungi keluarganya bahwa kemungkinan tanah di belakang rumah akan bergeser. Perkiraan Bernadus ternyata benar. Kejadian pukul 08.00 Wita. Dia mendengar suara tanah bergerak selama hujan mengguyur.

"Rupanya tanah dari gunung itu turun. Jadi ada batu-batu dari gunung juga. Dihantam dinding rumah belakang jadi kami lari keluar. Setelah agak tenang baru saya cari barang berharga yang bisa diselamatkan seperti ijazah anak saya dititip di keluarga sebelah," ungkap Bernadus.

Setelah itu berdatangan juga Babinsa dan BPBD ikut memantau kondisi. Kerugian ditaksir mencapai Rp 20 juta. Karena nanti akan dibangun ulang dinding yang jebol. Karena material cukup mahal ada besi, semen dan pasir.

Baca juga: Kebakaran di Kampung 6 Tarakan, Ada Korban Tewas Diduga Sesak Napas Usai Hirup Asap 

Ketinggian Lereng 20 Meter

Dia mengakui di area belakang rumahnya terdapat bebatuan di kawasan lereng bukit. Menurutnya cukup aman batu gunung kuat menyangga lereng. Memang di wilayah tetangganya beberapa kali kejadian longsor. Tapi di area belakang rumahnya ini pertama kali kejadian selama ia membangun rumah tahun 2003 lalu. Artinya 10 tahun tinggal di sana ia tak pernah mengalami longsor.

Walaupun jarak bukit atau lereng belakang rumahnya dari dinding bagian belakang mencapai 2 meter.

"Saya tidak pernah juga tebang rumput di atas sama pohon. Tapi di area atas sana juga ada rumah. Terus pohon di atas kecil," kata Bernadus.

Ia mengakui saat ini belum bisa memperbaiki rumahnya yang rusak. Dari BPBD juga sudah berjanji akan memasang terpal sementara untuk menahan longsor susulan di belakang rumah.

Baca juga: Tujuh Kasus Karhutla Terjadi Selama Maret, BPBD Tarakan Dibantu Tim Kolakar All Out Padamkan Api

Untuk tanah longsoran belum bisa dikerjakan pihaknya karena khawatir terjadi longsor susulan dan juga posisi masih hujan. Jika dilihat ketinggian lereng belakang rumahnya mencapai 20 meter.

Halaman
12
Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved