Tribun Kaltim Hari Ini

Dinas ESDM Kaltim Diminta Buat Hotline Pengaduan Tambang Ilegal, Akmal Malik Sebut Rugikan Warga

Pihaknya menyadari pemerintah daerah tidak punya kewenangan lagi dalam urusan pertambangan mineral dan batu bara. Namun ia menegaskan bukan berarti

Penulis: Martinus Wikan | Editor: Mathias Masan Ola
HO/Basarnas
Penyelam Basarnas melakukan operasi SAR pencarian hari pertama terhadap seorang pemancing yang diduga tenggelam di kolam tambang PT BBE. 

Untuk lokasi yang menewaskan Rindu (11) dan Rihan (9), Mareta mengaku pihaknya masih ingin memastikan lubang bekas galian tambang itu masuk konsesi siapa. Ia mengatakan berasarkan titik koordinat yang mereka peroleh lokasi kolam itu merupan konsesi PT Trisensa Mineral Utama.

Namun berbeda dengan fakta yang berhasil dihimpun awak media di Tempat Kejadian Perkara (TKP), seluruh warganya menegaskan lubang bekas galian tambang itu merupakan peninggalan PT Transisi Energi Satunama.

Mareta mengatakan apabila lubang tersebut memang bekas peninggalan PT Transisi Energi Satunama, artinya memang sudah tidak lagi aktif.

Baca juga: Tambang Ilegal Mencuat di Kukar, Beroperasi Dekat Permukiman hingga Konsesi MHU, Ini Kata Kapolres

"Kami tahu dulu PT Transisi Energi Satunama disebut-sebut milik eks Wali Kota Samarinda (Syahrie Jaang). Karena seingat kami pada 2015 ada anak meninggal juga di lubang tambang dan dugaan kami dulu punya konsesinya pak Syaharie Jaang. Tapi enggak tahu seberapa banyak kepemilikannya. Apalagi tambangnya telah selesai jadi pertanggungjawabannya sulit," pungkasnya.

Terkait tenggelamnya kakak beradik, saat berenang di eks galian tambang batu bara pada Minggu (5/5) siang, sudah diperkirakan warga sekitar akan terjadi. Pasalnya mereka yang sudah lebih dari 10 tahun bermukim di sekitar kolam yang berjarak sekira 200 meter dari jalan utama atau Jalan Flamboyan itu tidak dapat menghalau kedatangan warga dari luar untuk masuk.

"Karena kan jarak permukiman ke kolam bekas galian tambang ini cuma selangkah (belakang rumah warga)," kata Jadi, salah satu warga setempat.

Pria 52 tahun yang telah lama tinggal di dekat kolam bekas galian tambang itu menceritakan bahwa sebelum ditinggalkan tragedi kecelakaan kerja pernah terjadi di lubang bekas galian itu. "Ada satu ekskavator yang tenggelam. Beruntung operatornya selamat. Jadi sampai saat ini alat berat itu belum pernah diangkat," ungkap Jadi. (ave)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved