Berita Berau Terkini

Pencanangan Intervensi Stunting Serentak, Bupati Sri Juniarsih Imbau Warga Berau Rajin ke Posyandu

Pemprov Kaltim mengagendakan intervensi stunting secara serentak di sepuluh kabupaten dan kota seluruh Kalimantan Timur

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
CEGAH STUNTING BERAU - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengagendakan intervensi stunting secara serentak di sepuluh kabupaten dan kota se-Kaltim, termasuk di Kabupaten Berau. Secara khusus, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melakukan intervensi di Posyandu Kenari Kelurahan Gayam Kecamatan Tanjung Redeb, Rabu (12/6/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atau Pemprov Kaltim mengagendakan intervensi stunting secara serentak di sepuluh kabupaten dan kota seluruh Kalimantan Timur.

Termasuk di antaranya ada Kabupaten Berau. Secara khusus, Pemerintah Kabupaten Berau melakukan intervensi di Posyandu Kenari Kelurahan Gayam Kecamatan Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur pada Rabu (12/6/2024).

Bupati Berau, Sri Juniarsih meminta orangtua yang memiliki balita untuk rajin datang ke posyandu untuk memeriksakan anaknya.

Jika memang masih ada yang tidak datang, kader posyandu harus jemput bola untuk memastikan kesehatan anak-anak di lingkungannya.

Baca juga: 100 Kampung di Berau Kaltim Diminta Tuntas Melakukan Rembuk Stunting

Dijelaskannya, intervensi stunting ini sebagai wuud komitmen, konsistensi, dan keseriusan Pemkab Berau pada pencegahan dan penanggulangan angka stunting di Berau.

Khususnya di wilayah Tanjung Redeb yang diakuinya memiliki angka stunting tertinggi. Menurutnya, tidak sebanding karena merupakan daerah ibu kota kabupaten.

Adapun prevalensi stunting di Tanjung Redeb sebeaar 17,95 persen dan jumlah anak yang mengalami stunting sebanyak 28 jumlah. Sedangkan, keluarga yang berisiko stunting sebanyak 735 keluarga.

"Angka ini cukup tinggi jikak dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Padahal Tanjung Redeb adalah ibu kota kabupaten. Saya menganggap hal ini sangat serius," ucapnya kepada Tribunkaltim.co.

Penanganan stunting idak dapat hanya dilakukan hanya dengan petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan kader posyandu tapi menjadi tugas semua orang.

Dalam arti memberikan pemahaman dan edukasi kepada orangtua yang memiliki balita atau remaja putri tentang penanggulangan dan pencegahan stunting.

Baca juga: BKKBN Kaltim Diberi Target Turunkan Angka Stunting pada 19,8 Persen Tahun 2025

"Dengan angka 735 keluarga berisiko stunting di wilayah perkotaan ini termasuk tinggi. Kita harus melakukan penguatan tugas dan fungsi posyandu sebagai layanan kesehatan terpadu masyarakat," tegasnya.

Maka perlu dukungan dinas teknis terkait, mulai dari Dinkes Berau, DPPKBP3A Berau dan Disdik Berau.

Perkuat Ibu Bapak Asuh

Dia meminta untuk mendata posyandu yang ada di Kabupaten Berau pun tenaga kesehatan (Nakes) di PKM harus mendampingi setiap kegiatan di posyandu.

"Harus kita segera antisipasi supaya tidak bertambah tinggi dan bagaimana 735 risiko stunting ini harus kita turunkan. Keseriusan kita kepada anak balita yang selalu rajin ke posyandu," ujarnya.

Intervensi stunting tidak hanya dilakukan pada bulan ini saja, tapi OPD terkait harus selalu melakukan intervensi setiap bulannya.

Pihaknya juga akan memperkuat ibu bapak asuh anak stunting dalam teknis pendistribusian dan penerapan 8 aksi konvergensi.

Baca juga: Pernikahan Dini jadi Tantangan Tuntaskan Stunting di Kaltim

"Saya mendorong peran aktif dari kader posyandu dan kelembagaan masyarakat untuk bersama mengoptimalkan intervensi pencegahan stunting, termasuk terhadap remaja putri di satuan pendidikan SMA," katanya.

Fase Penanganan Stunting

Penanganan stunting dimulai sejak usia remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, inu menyusui, hingga 1.000 hari pertama kelahiran, dan keluarga yang menerima manfaat.

Harus dipastikan anaknya mengkonsumsi makanan bergizi karena masa keemasan anak sejak usia 0 sampai 6 tahun.

Pihaknya berkomitmen akan terus aktif mendampingi posyandu sebagai upaya intervensi spesifik dan pencegahan yang bisa dilakukan secara nasional.

Baca juga: Cegah Stunting dan Inflasi Melalui GEMARIKAN, Pemkot Samarinda Bakal Bangun Cold Storage

Upaya ini harus dilakukan mulai dari level posyandu dengan mengoptimalkan angka kunjungan, pengukuran lingkar kepala dan lengan anak, pemberian makanan tambahan, penyuluhan sampai bekerja sama dengan nakes.

"Terlebih soal menu pemberian makanan tambahan (PMT), kader posyandu harus berkomitmen untuk menyajikan makanan yang bergizi sesuai daftar. Anak tidak boleh diberikan snack atau jajan," ujarnya.

(*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved