Berita Samarinda Terkini

Bincang Industri Kreatif, Film Lokal di Samarinda Belum Digali Secara Maksimal

Industri kreatif di Samarinda bagaikan mutiara tersembunyi dan potensinya besar, namun belum tergali maksimal

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Bincang Kreatif Sektor Film dan Animasi di Rumah Adat Budaya Daerah Kota Samarinda, Jalan Kadrie Oening Kelurahan Air Hitam dalam rangkaian Samarinda Cultural Festival (SCF) 2024.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Industri kreatif di Samarinda bagaikan mutiara tersembunyi dan potensinya besar, namun belum tergali maksimal.

Banyak pelaku industri kreatif, seperti sineas perfilman lokal, yang karyanya berkilau di berbagai lomba, namun eksistensinya masih luput dari pendataan resmi pemerintah.

Hal ini terungkap dalam Bincang Kreatif Sektor Film dan Animasi di Samarinda Cultural Festival (SCF) 2024, Senin (15/7).

"Kita membuka ruang kreatif ini agar pemerintah bisa mendengar kira-kira apa yang dibutuhkan mereka, sementara timbal baliknya seperti apa. Sebab ini penting menjadi penyambung lidah komunikasi," tutur Kepala Bidang Pengembangan Ekraf Disporapar Samarinda Agnes Gering Belawing.

Agnes mengaku bahwa sejauh ini pendataan industri perfilman lokal sudah dilakukan sejak 2022 lalu.

Baca juga: Bupati Kukar Minta Dinas Pariwisata Berdayakan Teruna Dara Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif

Baca juga: Disparpora Mahulu Terus Kembangkan Pengelolaan Ekonomi Kreatif Mahakam Ulu

Saat ini, tercatat sekitar 20-30 orang yang terdata sebagai pelaku kegiatan seni perfilman. Namun, hasilnya masih belum terdata dengan maksimal lantaran pihaknya mengalami kendala dari kurangnya eksistensi para pelaku perfilman lokal.

"Hanya ada satu yang terdata di Disporapar yakni Layar Mahakama yang didirikan oleh Muhammad Al Fayed," sebut Agnes.

Sebab itu melalui dialog ini, Disporapar berharap dapat meningkatkan sinergi antara pemerintah dan pelaku industri kreatif.

Dengan begitu, kreativitas para pelaku industri kreatif dapat lebih dikenal dan diakui oleh masyarakat luas.

Menambahkan, Fayed selaku pendiri Layar Mahakama yang juga turut menjadi pembicara dalam agenda ini mengaku bahwa dalam prosesnya, para pegiat seni terlebih pada bidang perfilman lokal tak bisa mengandalkan waktu yang singkat.

Menurutnya, diperlukan upaya lain seperti konsistensi dalam proses. Sehingga pegiat perfilman dapat mengasah kemampuan hingga berkembang dan menjadi bagian dari pelaku ekonomi kreatif.

"Tapi perlu ada upaya lainnya yang perlu juga dilakukan saat ini, pemerintah perlu menyediakan ruang bagi para pelaku seni untuk berkarya dan mengembangkan kemampuan mereka," ungkapnya.

Senada dengan Fayed, salah satu pembicara lainnya yakni Fatqurozi, menyarankan agar Samarinda dapat belajar dari daerah lain yang telah sukses mengembangkan industri kreatif perfilman.

Salah satu pegiat perfilman yang beberapa kali telah menyutradarai beberapa film karya seniman-seniman lokal di Samarinda berharap agar pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih konkrit bagi para pelaku industri kreatif perfilman di Samarinda.

Baca juga: Eko Patrio Diprediksi Bakal Jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabinet Prabowo-Gibran

"Perlu sekali menyediakan ruang bagi para pelaku seni maupun komunitas di Samarinda. Biar kegiatan mereka juga bisa hidup," tutupnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved