Berita Internasional Terkini

Kutukan Bagi Israel dan AS, China Akhirnya Persatukan Hamas dan Fatah Saat Netanyahu ke Amerika

Kutukan bagi Israel dan Amerika Serikat, China akhirnya persatukan Hamas dan Fatah saat Benjamin Netanyahu ke AS

Editor: Rafan Arif Dwinanto
AFP
Rumah sakit di Rafah kehabisan bahan bakar. Foto yang diambil pada 6 Mei 2024 menunjukkan asap mengepul menyusul pengeboman di timur Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. KKutukan bagi Israel dan Amerika Serikat, China akhirnya persatukan Hamas dan Fatah saat Benjamin Netanyahu ke AS 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi China di Palestina bak kutukan bagi Israel dan Amerika Serikat.

Pasalnya, China menyatukan dua kelompok militan Palestina yang berseteru, yakni Fatah dan Hamas.

Dengan demikian, Hamas akan masuk ke dalam pemerintahan Palestina di Jalur Gaza, pascaperang nanti.

Alhasil, kesepakatan damai Fatah dan Hamas ini membuat Israel geram.

Baca juga: Ketua PBNU Minta Maaf, Ungkap Dalang yang Ajak 5 Pengurus NU Bertemu Presiden Israel

Baca juga: 5 Tokoh Muda NU Bertemu Presiden Israel, Gus Yahya: Ada Organisasi yang Lobi, Didekati Satu-satu

Pemerintah Israel mengutuk perjanjian damai Hamas dan Fatah yang ditengahi oleh China pada Selasa (23/7/2024).

Kesepakatan tersebut akan membawa Hamas ke dalam pemerintahan rekonsiliasi nasional atas Jalur Gaza pascaperang.

Menteri Luar Negeri Israel Katz bersikeras bahwa pemerintahan Hamas akan dihancurkan.

Dia menuduh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang faksi Fatah-nya menandatangani perjanjian tersebut, mendukung serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang.

Keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Jalur Gaza pascaperang merupakan kutukan bagi Amerika Serikat (AS) dan juga Israel.

Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri tengah berada di Washington saat kesepakatan damai Hamas dan Fatah tercapai, di mana dia akan berpidato di sidang gabungan Kongres AS.

Kemudian selain pejabat senior Hamas Musa Abu Marzuk dan utusan Fatah Mahmud al-Aloul, Menteri Luar Negeri China Wang Yi turut menjamu utusan dari 12 faksi Palestina lainnya.

Baca juga: Kisah Heroik Calon Kuat Menhan di Kabinet Prabowo Gibran Todongkan Senjata ke Agen Mossad Israel

Baca juga: Muhammadiyah Sebut 5 Aktivis NU Sowan ke Presiden Israel Tak Punya Hati Nurani, MUI Ikut Bereaksi

Hamas dan Fatah adalah rival jangka panjang dan terlibat dalam perang singkat namun berdarah pada tahun 2007, di mana kelompok militan tersebut menguasai Jalur Gaza.

Disisi lain Fatah terus mendominasi Otoritas Palestina yang memiliki kontrol administratif terbatas atas wilayah perkotaan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

IDF memiliki beragam pengangkut personel lapis baja dan tank, artileri, rudal, pesawat tempur, helikopter, kapal perang, dan drone.
IDF memiliki beragam pengangkut personel lapis baja dan tank, artileri, rudal, pesawat tempur, helikopter, kapal perang, dan drone. (AFP/JACK GUEZ)

Teks perjanjian damai menguraikan rencana untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional sementara berdasarkan kesepakatan faksi-faksi Palestina yang akan menjalankan otoritas dan kekuasaannya atas seluruh wilayah Palestina – Jalur Gaza serta Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur yang dianeksasi Israel.

China, yang tahun lalu menjadi perantara kesepakatan pemulihan hubungan antara rival regional Iran dan Arab Saudi, memuji perjanjian damai Hamas dan Fatah sebagai komitmen terhadap rekonsiliasi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved