Berita Nasional Terkini

Singgung Kasus Kudatuli Tak Tuntas, Megawati Sebut Penegakan Hukum Indonesia Mirip Senam Poco Poco

Singgung kasus Kudatuli tak tuntas, Megawati sebut penegakan hukum Indonesia mirip senam poco poco

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Heriani AM
Tangkap layar YouTube Kompas TV
Singgung kasus Kudatuli tak tuntas, Megawati sebut penegakan hukum Indonesia mirip senam poco poco 

Menurut Megawati, permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan hukum di Indonesia akibat dari para pemangku kepentingan tidak memiliki daya juang dalam membangun sistem hukum.

Imbasnya, Megawati menambahkan, pelaksanaan hukum di Indonesia saat ini tak ubahnya seperti senam poco-poco.

"Inilah juga yang menurut saya masalah hukum kita akibat kita sendiri tidak punya daya juang bahwa negara ini memang dibangun secara hukum.

Tetapi kalau kita lihat sekarang, hukum kita menurut saya poco-poco.

Coba bayangkan dan orang sekarang kelihatannya tidak bisa ngomong seperti saya," imbuh dia.

Baca juga: Prabowo Belum Putuskan Jumlah Kementrian di Kabinetnya, Tergantung Anggaran, ASN Juga Gedung Kantor

Sempat Sebut Kader PDIP Jadi Target

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekesalannya atas pemeriksaan Hasto Kristiyanto oleh KPK.

Megawati bahkan menyebut kader PDIP terus menjadi target dalam kasus hukum.

Bahkan, Megawati mengaku ngamuk ke Menkumham Yasonna Laoly yang merupakan kader PDIP.

Diketahui, Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto diperiksa KPK terkait kasus buronan Harun Masiku.

Kekesalan ini disampaikan Megawati dalam pidatonya di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2024).

Megawati mengaku beberapa kali protes kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Yasonna Laoly.

Baca juga: Jika Isran Noor Maju Pilkada Kaltim 2024 Lawan Rudy Masud, Prediksi Persaingan di Kabupaten/Kota

"Saya suka ngamuk ke dia (Yasonna) lho, jadi menteri ngapain lho, lah anak buah kita maunya ditarget melulu," kata Megawati di lokasi.

Kepada para kader, Megawati curhat bahwa dirinya tiga kali dipanggil aparat penegak hukum ketika Pemerintahan Orde Baru.

"Tiga kali jaman dulu saya dipanggil polisi, kejaksaan sekali kan orangnya tampang serem-serem," ujarnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved