Tribun Kaltim Hari Ini

Tarif Penginapan dan Kos-kosan di Sepaku Melonjak Jelang HUT RI di IKN, Kementerian tak Dapat Kamar

Dari sedikitnya 54 hotel dan penginapan yang ada di kawasan luar Ibu Kota Nusantara (IKN) ini, seluruh kamarnya rata-rata sudah habis disewa.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Heriani AM
Tribun Kaltim
HL Tribun Kaltim. Mencari penginapan di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, belakangan ini lumayan sulit. Dari sedikitnya 54 hotel dan penginapan yang ada di kawasan luar Ibu Kota Nusantara (IKN) ini, seluruh kamarnya rata-rata sudah habis disewa atau dibooking. 

Meski demikian, kamar kos-kosan yang ditawarkan di wilayah Kecamatan Sepaku umumnya kosong dan tidak dilengkapi fasilitas tempat tidur maupun perabotan lainnya.

"Kosongan memang gak ada apa-apa di dalamnya itu, jadi kalau yang mau ngekos ya bawa sendiri tempat tidurnya. Listrik juga beli sendiri. Kalau air disediakan," jelas Wirawan.

Ahmad (45) salah satu pemilik kos-kosan di Kecamatan Sepaku 4, mengungkapkan bahwa kamar kos- kosan yang disewakan dalam kondisi kosong tanpa fasilitas tempat tidur.

"Itu kosongan gak termasuk fasilitas tempat tidur, yang ada hanya kamar kosong. Kalau kamar mandi di dalam pakai air sumur," ujarnya kepada Tribunkaltim.co pada Kamis (25/7).

Ahmad menambahkan, mayoritas warga di Kecamatan Sepaku mengandalkan air sumur karena jaringan air bersih PDAM belum merata di seluruh wilayah.

"Di sini hampir semua warga pakai air sumur, karena jaringan pipa PDAM belum sepenuhnya merata. Saya juga kurang tahu penyebabnya apa, tapi yang jelas itu ada pekerja proyek penggalian jaringan pipa air sepertinya, dan mungkin untuk warga di sini," ungkapnya sambil menunjuk ke arah pekerja proyek pengalian di pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Bulan Agustus Jelang Upacara 17 Agustus Perdana di IKN, Simak Penjelasan BMKG Kaltim

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian warga terpaksa membeli air tandon seharga Rp 100 ribu per tandon berkapasitas 1000 liter.

"Kalau sumurnya tidak cukup, kita beli air tandon Rp 100.000 per tandon itu ukuran 1000 liter," tambah Ahmad.

Senada pengakuan Listiawati (46), pemilik usaha penginapan di Kecamatan Sepaku.

"Mulai awal Juli itu sudah naik, rata-rata sekarang Rp 550 sampai Rp 600 permalam. Itu pun masih banyak yang gak
kebagian," ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa harga sewa kamar penginapannya tersebut sudah termasuk fasilitas tempat tidur yang dilengkapi AC dan kamar mandi dalam.

Air bersih untuk kebutuhan kamar diperoleh dari sumur bor.

Sepakat harga

Didin (53), pemilik indekos lainnya di wilayah Kecamatan Sepaku, juga menyampaikan bahwa permintaan kamar kos-kosan saat ini sangat tinggi meskipun harganya melambung.

"Harganya memang rata-rata segitu sekarang (Rp 5 juta per bulan), itu pun banyak banget yang nyari bahkan gak kebagian
juga banyak," ungkap Didin.

Menurut Didin, harga sewa yang tinggi disebabkan oleh kesepakatan di antara para pelaku usaha guest house.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved