Tribun Kaltim Hari Ini

Siswa MAN 2 Samarinda Tenggelam di Sungai Karang Mumus, Korban Minta Tolong tapi Dikira Bercanda

"Anak-anak ini minta tolong. Tapi penambang pasir itu kira bercanda. Jadi lewat saja," Kata Sani, Saksi yang ditemui di Lokasi Kejadian

Penulis: Geafry Necolsen | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
PENCARIAN - Proses penyelaman oleh Basarnas Samarinda di Sungai Karang Mumus, Minggu (4/8/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Remaja bernama Muhammad Ridho (16) tenggelam di Sungai Karang Mumus (SKM), Samarinda, Provinsi Kaltim, Minggu (4/8/2024)

Korban dinyatakan tenggelam saat asik berenang di sungai kawasan Jalan Agus Salim, Gang Tanjung, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota pada Pukul 11.30 Wita.

Menurut keterangan Sani (48) berdasarkan keterangan Galih (16), rekan korban yang selamat, kala itu korban datang bersama dua rekannya.

Bermodalkan jerigen ukuran 5 liter, Ridho yang diduga tidak bisa berenang nekat turun ke Sungai Karang Mumus mengikuti rekannya yang bernama Galih.

Baca juga: DPRD Kota Samarinda Minta Tambah Rambu-rambu Peringatan di Jembatan Mahkota II

Mereka turun dari sisi Gang Tanjung, RT 37 dan berniat menyeberang ke sisi Kelurahan Bandara.

Ridho lebih dulu ke tengah. Namun tidak lama berselang, Galih melihat tubuh Ridho timbul tenggelam di permukaan sungai yang perlahan surut tersebut.

"Akhirnya temannya ini (Galih) menyusul mau menolong. Sempat dapat, tapi katanya gak kuat. Bajunya sampai lepas ikut hanyut sama korban," kata Sani.

Melihat Galuh kewalahan, Farid, rekan korban yang lain mencoba menyusul untuk menolong.

Nahas, tubuh Ridho sudah terseret arus cukup jauh. Saat itu kedua remaja ini mencoba meminta bantuan dari penambang pasir yang melintas. "Anak-anak ini minta tolong. Tapi penambang pasir itu kira bercanda. Jadi lewat saja," sambungnya.

Lima menit kemudian tubuh korban sudah tidak terlihat. Dengan sisa tenaga yang ada Galih dan Farid menepi dengan perasaan campur aduk untuk memberitahu pihak keluarga terkait kejadian ini.

Tim SAR gabungan akhirnya tiba pada Pukul 12.30 Wita untuk melakukan pencarian. Hingga berita ini diturunkan, Pukul 16.30 Wita, upaya pencarian masih dilakukan.

Ratusan warga dengan berbagai usia memenuhi area kejadian menyaksikan proses pencarian.

Nurhana, salah satu guru MAN 2 Samarinda mengatakan, korban merupakan anak yang cukup pendiam.

Siswa kelas 10 tersebut merupakan siswa asrama yang setiap Sabtu akan dijemput orangtuanya untuk berlibur.

"Anaknya sopan. Kalau secara akademik kita belum tahu ya, karena masih sangat baru masuk MAN 2," kata Nurhana.

Guru yang aktif di kepramukaan ini juga menyayangkan banyaknya kasus anak tenggelam di sungai Samarinda.

PENYELAM - Basarnas menurunkan 3 penyelam dalam upaya pencarian Muhammad Ridho (16) yang tenggelam di Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Minggu (4/8/2024). Tribunkaltim.co/Rita Lavenia
PENYELAM - Basarnas menurunkan 3 penyelam dalam upaya pencarian Muhammad Ridho (16) yang tenggelam di Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Minggu (4/8/2024). Tribunkaltim.co/Rita Lavenia 

Basarnas Turunkan 3 Penyelam

Basarnas menurunkan 3 penyelam dalam upaya pencarian Muhammad Ridho (16) yang tenggelam di Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Minggu (4/8/2024). Koordinator Pos SAR Samarinda, Riqi Efendi mengatakan penyelaman dilakukan sebab kondisi sungai masih aman untuk keselamatan para penyelam.

Meski terlihat surut, namun Basarnas melakukan penyelaman di kedalaman 4-5 meter. "Tapi memang ada obstacle (kendala).

Seperti jarak pandang 0 meter (air keruh) dan arus deras. Belum lagi banyak kaca, kayu dan bekas reruntuhan rumah di dasar sungai," jelasnya.

Oleh sebab itu seluruh alut tim SAR gabungan melakukan pemblokan di area penyelaman guna memastikan keselamatan para penyelam. Sedari siang hingga Pukul 17.00 Wita ini Basarnas sudah melakukan penyelaman sebanyak 6 kali dengan durasi 10-30 menit.

"Kita lakukan penyelaman tidak hanya di titik terakhir korban terlihat, tapi ke hilir juga," imbuhnya. Korban terakhir terlihat di jarak 10 meter dari daratan. "

Sempat juga buat gelombang untuk memunculkan tubuh korban namun belum membuahkan hasil," ucapnya.

Saat ini air sungai perlahan mulai mengalami pasang dengan ratusan warga masih berada di sisi tepi sungai.

"Penyelaman hanya dilakukan di hari pertama pencarian. Kalau masih nihil, seterusnya hanya metode penyisiran di dasar sungai," pungkasnya. Sesuai SOP, operasi pencarian akan dihentikan sementara pada Pukul 18.00 Wita.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved