Tribun Kaltim Hari Ini

Umur Lapangan Penghasil Minyak Sudah Tua jadi Penyebab Produksi Migas Menurun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi produksi minyak terus menurun dalam 5 tahun terakhir.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Nur Pratama
TRIBUNNEWS/KOMPAS
Ilustrasi Fasilitas Anjungan Lepas Pantai Papa Flow Station milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan Laut Jawa, Jawa Barat, Senin (28/7/2014). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi produksi minyak terus menurun dalam 5 tahun terakhir.

Sementara realisasi produksi gas relatif masih stabil dengan prospek ke depan yang lebih baik.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, mengenai kondisi minyak dan gas bumi (migas) dari tahun 2020 hingga saat ini mengalami penurunan.

Lapangan-lapangan penghasil minyak yang sudah tua dan prospek lapangan minyak baru yang belum ketemu menjadi penyebabnya.

Pemerintah pun sedang mengupayakan penambahan produksi dari lapangan baru.

Baca juga: Pertamina Berhasil Tambah Produksi Migas di Sangasanga Kukar, Tembus 5.649 Barel per Hari

"Kondisi migas kita saat ini dari 2020 itu untuk minyak memang anjlok terus. Untuk produksi gas bumi memang sempat turun, tapi sekarang sudah ada tren kenaikan," kata Arifin dikutip dari Kontan, Jumat (2/8).

Sejak 2021, Kementerian ESDM melakukan perbaikan lelang WK dan kontrak migas. Sehingga WK baru lebih banyak dan eksplorasi lebih menarik. Berbagai insentif hulu migas juga diberikan.

Dalam dua tahun terakhir ditemukan prospek gas dari WK South Andaman, Andaman 2 dan North Ganal. Sehingga mampu mendongkrak produksi gas bumi. Gas menjadi andalan dalam transisi energi.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan produksi lifting migas sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas ditargetkan mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (mmscfd) pada 2030.

Untuk target produksi gas sebesar 12 miliar mmscfd, Arifin optimistis dapat tercapai dengan adanya temuan-temuan baru di Andaman, South Andaman dan di Selat Makassar.

Pemanfaatan gas domestik sekitar 68 persen dan semakin meningkat serta mengurangi impor LPG dan produk bahan bakar. Gas menjadi andalan dalam transisi energi. Pemanfaatan gas domestik sekitar 68 an semakin meningkat serta mengurangi impor LPG dan produk bahan bakar.

"Gas ini nanti kita pakai banyak ke dalam negeri, untuk menjadi andalan kita untuk bisa mendukung transisi energi," ungkap Arifin.

REALISASI PRODUKSI MINYAK SEJAK 2020

- 708 mbopd pada 2020
- 659 mbopd pada 2021
- 612 mbopd pada 2022
- 606 mbopd pada 2023
- 578 mbopd hingga Juni 2024


REALISASI PRODUKSI GAS BUMI SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR

- 6.665 mmscfd pada 2020
- 6.668 mmscfd pada 2021
- 6.490 mmscfd pada 2022
- 6.630 mmscfd pada 2023
- 6.635 mmscfd hingga Juni 2024

(kontan)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved