Berita Samarinda Terkini

DPRD Samarinda Soroti Pemkot soal Pembangunan Sekolah Terpadu, Perbaiki Dulu yang Rusak

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akhirnya memulai pembangunan sekolah terpadu bertaraf internasional

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA
SEKOLAH INTERNASIONAL - Sani Bin Husain, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, menegaskan, paradigma pendidikan seharusnya berfokus pada penyamaan kualitas sekolah di pusat dan pinggiran kota, bukan pada pembangunan sekolah unggulan yang eksklusif. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akhirnya memulai pembangunan sekolah terpadu bertaraf internasional yang telah direncanakan sejak tahun lalu.

Sekolah ini, yang awalnya hanya mencakup tingkat SMP, kini akan dikembangkan menjadi kompleks pendidikan lengkap mulai dari SD hingga SMA. 

Pemkot memilih lokasi di SMPN 16 Jalan Jakarta Loa Bakung untuk membangun sekolah terpadu ini.

Sekolah tersebut diharapkan akan berbeda dari sekolah pada umumnya, dengan infrastruktur, metode pembelajaran, serta sarana prasarana yang lebih maju. 

Selain itu, Pemkot berencana mengimplementasikan pembelajaran dwibahasa di sekolah ini, serta memadukan kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum Cambridge.

Baca juga: Penyebaran Belum Merata di Tiap Kecamatan, DPRD Samarinda Dorong Pemkot Bangun Sekolah Terpadu

Namun, rencana besar ini tak luput dari tanggapan Sani Bin Husain, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda.

Menurut Sani, paradigma pendidikan seharusnya berfokus pada penyamaan kualitas sekolah di pusat dan pinggiran kota, bukan pada pembangunan sekolah unggulan yang eksklusif.

"Saya menghargai niat baik pemerintah. Silakan saja kalau itu dijadikan program, tapi perbaiki dulu sekolah yang rusak. Jangan sampai ada sekolah bagus dan tidak bagus, semua sekolah harus bagus," ungkap Sani pada Rabu (21/8/2024).

Terkait dengan rencana penerapan perpaduan kurikulum tersebut, Sani juga menekankan bahwa kurikulum yang diterapkan harus memperhatikan kesejahteraan guru dan kenyamanan siswa, mengingat kurikulum sering kali berubah seiring pergantian kepemimpinan di kementerian pendidikan.

Politikus PKS ini juga menekankan pembangunan sekolah baru tidak boleh hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu. 

Sani mengingatkan agar pembangunan sekolah baru ini tak mengabaikan perbaikan sekolah-sekolah yang sudah ada.

 "Yang jelas saya menentang kalau sekolah yang rusak tidak diperbaiki. Buat apa bangun sekolah bagus-bagus kalau masih ada sekolah yang rusak," pungkas Sani. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved