Berita Kubar Terkini
Yayuk Seri Rahayu Ingatkan Penyebab Stunting di Kutai Barat dan Pentingnya Posyandu
Yayuk Seri Rahayu Yapan, menyatakan, melalui lintas Kelompok Kerja (Pokja), baik di PKK kabupaten, maupun kecamatan hingga kampung
Penulis: Febriawan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Tim Penggerak (TP) PKK Kutai Barat, mulai dari kabupaten hingga ke kampung-kampung bergerak sinergi untuk menekan angka stunting di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Rabu (18/9/2024).
Ketua TP PKK Kutai Barat, Yayuk Seri Rahayu Yapan, menyatakan, melalui lintas Kelompok Kerja (Pokja), baik di PKK kabupaten, maupun kecamatan hingga kampung, digerakkan untuk berupaya menekan angka stunting di Kutai Barat.
Selain melalui kader PKK, Yayuk mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam menurunkan angka stunting di Kutai Barat.
Selain itu, dia mengajak agar semua unsur bisa terlibat dalam menurunkan kasus stunting tersebut.
Baca juga: Angka Prevalensi Stunting di Kutim Kaltim Naik jadi 29 Persen, Pemkab Giatkan Posyandu
Termasuk ibu-Ibu ataupun calon pengantin agar bisa rutin datang ke posyandu untuk pemeriksaan kesehatan ibu ataupun bayi.
Intervensi dilakukan sebagai langkah strategis untuk mempercepat penurunan angka stunting di daerah dengan sasaran utama bayi, balita, ibu hamil, dan calon pengantin.
Salah satunya, melalui program Posyandu yang menyeluruh, diharapkan adanya peningkatan dalam pendataan, penimbangan, dan edukasi.
Posyandu penting. Dengan membawa anak ke Posyandu, akan diketahui kondisi kesehatan anak, gizinya.
"Sehingga jika memang diketahui kurang gizinya, bisa langsung penanganan cepat," ungkapnya.
Baca juga: Bupati Kukar Resmikan Rumah Bahagia Gerakan Intervensi Pencegahan Stunting di Puan Cepak
Yayuk menegaskan, pentingnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah dalam menurunkan angka stunting.
Ke depannya, mari bersama-sama terjun langsung ke daerah-daerah yang terdampak stunting.

"Agar kasus stunting ini bisa diatasi bersama-sama secara signifikan,” katanya.
Partisipasi aktif dari seluruh masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung program ini.
"Agar dapat berjalan dengan sukses dan mencapai tujuan yang diharapkan,” kata dia.
Baca juga: Wujudkan Generasi Bebas Stunting, DPRD Balikpapan Minta Pemkot Tingkatkan Anggaran Posyandu
Dijelaskan, stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar.
Tentu saja kejadian stunting pada balita juga erat kaitannya dengan status kesehatan ibu pada saat hamil dan masa sesudah hamil. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.