IKN Gawat DBD
Curhat Pekerja IKN di Kaltim, Gaji Tidak Sesuai yang Dijanjikan, Kini Terkulai Lemas Akibat DBD
Nasib puluhan pekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang terkena penyakit demam berdarah atau DBD.
"Bagaimana tidak, selama dirawat saya harus beli makanan sendiri. Bukan hanya untuk Fajri yang menunggu saya, tetapi makanan untuk saya sebagai paisen juga harus beli sendiri," imbuhnya.
Baca juga: Dinas Kesehatan Berau Temukan Total 60 Kasus Demam Berdarah, Masuk Zona Merah DBD
Belum lagi dengan kontrak kerjanya selama enam bulan yang ia rasakan membingungkan.
Ia mengaku awalnya dijanjikan upah Rp 175 ribu per hari.
Namun kenyataannya yang diterima tidak sama dengan perjanjian.
Belum lagi ia juga tidak tahu bagaimana dengan biaya perawatannya di rumah sakit.
"Untuk makan saja Rumah Sakit tidak menyediakan nasi dan saya harus keluar duit sendiri untuk beli," jelasnya.
"Kalau upah kerja itu Rp 125 ribu per hari, ya itu aja, kalau mau lebih ya lembur, Kalau ndak lembur ya ndak bakalan cukup itu. Awal-awal kita dengar dijanjikan Rp 175 ribu, nyatanya sampai di sini segini, ya sudahlah," jelasnya.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah Dengue di Kukar Diprediksi Meningkat, Supriyadi Ingatkan Ada Hujan
Peluang untuk mendapatkan upah lebih layak di IKN yang diharapkan Muhibah tak menjadi kenyataan saat ia nekat mencari peruntungan di IKN.
Terlebih saat ia harus menderita demam berdarah membuat apa yang sudah diperoleh yang niatnya ditabung untuk anak istri di rumah harus terpakai untuk biaya perawatannya.
"Kalau bisa pulang nanti usai sembuh, meskipun kontraknya enam bulan kalau boleh pulang, ya saya pulang," ucapnya.
Demam Berdarah
Sementara itu, Kepala Bagian Pelayanan Penunjang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Sepaku dan Tour Plan Diskes, Muhamad Rumadi, menjelaskan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Sepaku IKN lebih banyak menjangkiti para pekerja IKN dan terdampak bagi masyarakat lokal.
"Kalau selama ini kan memang rata-rata banyak pekerja dari IKN, karena sehubungan juga dengan pembangunan yang ada di IKN, otomatis pekerja ini rata-rata banyak dari luar daerah. Jadi di daerah IKN itu memang banyak perusahaan-perusahaan dan proyek mereka berobat ke rumah sakit Sepaku," ujarnya.
Dari presentase pasien DBD yang terawat pada RSUD Sepaku terlihat pekerja IKN lebih banyak jika dibandingkan masyarakat lokal.
"Kalau kita hitung-hitung kemarin perbandingannya itu 76 persen banding 24 persen, yang 24 persen itu masyarakat wilayah setempat, yang 76 persen itu pekerja IKN-nya. Artinya dari perusahaan atau pekerja yang ada di IKN," ucapnya.
Baca juga: Sepanjang Tahun Ini, Dinkes Kaltim Catat 12 Orang Meninggal Dunia karena DBD
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.