IKN Gawat DBD
Pekerja IKN Ternyata Jarang Mandi, Dinkes PPU Ungkap Penyebab Melonjaknya Kasus DBD di Ibu Kota Baru
Satu persatu penyebab maraknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim akhirnya terkuak.
"Sementara ini kita gencar sosialiasi di HPK, agar mereka bisa membudayakan hidup sehat, kalau datanya saya kurang tau ya, itu yang tau mas Ponco," ujarnya.
Disinggung masalah data, dr Grace mengaku tidak mengetahui, dan mengarahkan kepada staf yang membidangi, yakni Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
TribunKaltim mencoba mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan, tetapi baik kepala bidang maupun staf enggan memberikan data, dengan alasan tak memilikinya.
"Maaf lagi sibuk, itu kewenangan Kementerian dan Provinsi," kata Ponco Waluyo.
OIKN Siapkan Langkah Khusus
Meski sempat menjangkit beberapa pekerja konstruksi IKN, namun pihak Otorita Ibukota Nusantara (OIKN) melaporkan bahwa kasus DBD tersebut kini sudah mengalami tren penurunan.
Staf Khusus Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bidang Komunikasi Publik, Troy Harrold Yohanes Pantouw mengungkapkan bahwa secara garis besar tren kasus DBD di Kecamatan Sepaku telah menunjukkan angka penurunan.
Berdasarkan data dari beberapa fasilitas kesehatan seperti RSUD Sepaku, RS Mayapada Nusantara, dan RS Hermina Nusantara, puncak kasus terjadi pada Agustus dengan total 178 pasien.
“Pada bulan Oktober, jumlah kasus menurun menjadi 62 pasien. Hingga tanggal 4 November, tercatat hanya dua pasien yang terkonfirmasi,” jelas Troy saat dihubungi Tribunkaltim.co pada Senin sore (4/11).
Baca juga: Cara Bersihkan Embung IKN Nusantara dari Jentik-jentik Nyamuk Biang DBD
Lebih lanjut dia memaparkan, sejak Januari hingga Oktober, total kasus DBD mencapai 561, RSUD Sepaku menjadi penyumbang terbanyak dengan 534 pasien, sementara RS Mayapada Nusantara dan RS Hermina Nusantara merawat 27 pasien.
Disinggung mengenai kondisi di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) saat ini setelah munculnya kasus DBD tersebut, Troy menyebutkan bahwa lingkungan di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) dinilai relatif terjaga kebersihannya.
Menurutnya, petugas dari PT. Bina Karya melakukan pembersihan rutin terhadap hunian serta fasilitas umum dan sosial.
Meski begitu, dia mengakui bahwa inspeksi jentik nyamuk oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menemukan bahwa beberapa toren air di HPK positif mengandung jentik.
Tindakan segera dilakukan oleh pihak Manajemen Konstruksi Induk (MKI) dengan menutup toren air tersebut.
“Kondisi proyek konstruksi yang sering melibatkan penggalian dan terisi air saat hujan menjadi tempat potensial berkembangnya nyamuk. Untuk mengatasi hal ini, larvasida telah disebarkan di area-area tersebut,” tambah Troy.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.