Tribun Kaltim Hari Ini
18 Orang Meninggal Akibat DBD, hingga Oktober 2024 Tembus 8.262 Kasus di Kaltim
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim mencatat per awal November 2024 ini kasus DBD sudah tembus di angka 8.262 kasus.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Doan Pardede
Karena iklim yang selalu basah itulah memunculkan banyaknya genangan yang memungkinkan nyamuk aedes aegypti leluasa berkembang biak pada bejana-bejana yang tersedia air.
Program vaksin
Saat ini Dinkes Kaltim tengah mengupayakan pemenuhan program vaksin demam berdarah.
Hanya saja, diakuinya Dinkes Kaltim belum bisa memberikan perlindungan secara menyeluruh dengan vaksin karena harga yang tinggi membuat ketersediaan vaksin DBD masih terbatas.
Ia menyebutkan saat ini Dinkes tengah mengupayakan kurang lebih 1,000 vaksin yang disalurkan secara bertahap.
Namun ungkapnya, alokasinya pun bukan untuk Kabupaten PPU, tetapi program lanjutan vaksin di Balikpapan dan Samarinda.
"Karena fokus kami untuk kelompok usia paling berisiko. Di Kaltim, umur paling berisiko itu di bawah 14 tahun. Tapi kalau ada perubahan penyaluran nanti tergantung kebijakan pimpinan,” katanya.
Dinkes Kaltim menyadari seluruh kelompok usia berisiko terjangkit demam berdarah.
Oleh sebab itu, selain vaksin, mereka sudah rutin melakukan fogging atau pengasapan guna menekan penyebaran nyamuk aedes aegypti.
Namun Setyo menegaskan, fogging hanya mampu membunuh nyamuk dewasa dan tidak berpengaruh pada telur atau jentik nyamuk.
"Nyamuk banya perlu waktu 14 hari untuk menetas. Jadi seminggu habis fogging, nyamuk muda akan bermunculan lagi. Untuk jentiknya bisa dibasmi dengan abate (temephos). Itu juga sudah kita bagikan secara gratis," bebernya.
Oleh sebab itu, tegasnya, untuk membasmi sarang nyamuk demam berdarah dibutuhkan kerja sama dan kepedulian masyarakat itu sendiri.
Antara lain menerapkan 3M. Rajin menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur kaleng-kaleng bekas agar tidak menjadi tempat genangan air.
"Sampah plastik juga kalau bisa didaur ulang. Setiap pemerintah daerah juga harus mendorong warganya untuk bergotong royong membersihkan lingkungan mereka. Awareness adalah mitigasi terbaik yang bisa kita lakukan bersama," tegasnya.
Baca juga: Perkuat Upaya Mencegah Penyebaran Kasus DBD di IKN, OIKN Gandeng IAKMI
Kemenkes Waspada
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.