Ibu Kota Negara
Pemerintah Pastikan Nihil APBN Buat Proyek Taksi Terbang IKN Nusantara Kaltim, Cek Penjelasan OIKN
Pemerintah memastikan nihil APBN buat proyek taksi terbang IKN Nusantara di Kaltim. Cek penjelasan OIKN
Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Hal ini memperlihatkan bahwa penyedia teknologi belum yakin penuh pada keandalan (realibilitas) sistem kendali otonomnya.
Catatan kedua adalah performa sistem otonom belum teruji sepenuhnya.
Tidak terdapat rencana kecepatan dan pengereman per rute jalan atau programmable route control.
Selain itu beberapa skenario perjalanan yang diminta untuk pengujian otomatisasi masih memerlukan pengaturan ulang di lapangan.
Dengan demikian, ART CRRC Qingdao Sifang ini belum terbukti memiliki sistem otonom yang adaptif terhadap berbagai kondisi yang mungkin terjadi selama operasional.
Catatan ketiga, sistem pengereman otonom pada trem ini juga belum menunjukkan kemampuan pengereman, pengurangan kecepatan ataupun pemberian peringatan secara otomatis bila dijumpai adanya penghalang atau obyek yang melintas.
Baca juga: Ekonom dari Unmul Samarinda Kritisi Taksi Terbang, Celah Bagi Investor Asing dan Kesenjangan
Dari berbagai hasil temuan dan pengujian di lapangan, Tim Penilai PoC TOT menyimpulkan bahwa mode otonom belum berfungsi optimal karena masih harus ada intervensi manual pengemudi dalam keadaan darurat.
Selain itu, sistem kendali otonom ART pada PoC belum menunjukkan kemampuan bidireksional (dua arah).
Sementara hasil uji coba smart mobility buatan Sergek menunjukkan keselarasan antara platform lalu lintas dan mobilitas berbasis AI dengan visi strategis Otorita IKN untuk mengembangkan trasportasi dalam ekosistem tiga kota IKN-Balikpapan-Samarinda, berdasarkan rencana induk mobilitas perkotaan.
Tim ahli teknis dari ITS Indonesia melakukan proses Verifikasi, Validasi dan Evaluasi (VV&E) fungsionalitas fitur dari platform Sergek.
Dengan mengadopsi serangkaian analisis yang ketat dan terperinci, tim menyimpulkan platform Sergek memenuhi kriteria dan standar yang ditetapkan.
Sedangkan taksi terbang buatan Hyundai Motors Company dan KARI saat ini sudah sampai pada tahapan proses kerjasama transfer teknologi yang melibatkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Baca juga: OIKN Upayakan Taksi Terbang Beroperasi Komersial pada Tahun 2029, Jadi Mobilitas Cerdas di IKN
HMC juga sedang merencanakan penerapan tiga tahap peta jalan mobilitas cerdas udara atau Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) dan mobilitas cerdas darat di Indonesia.
Tahap I dalam lini masa kerja sama dilaksanakan pada kurun 2024-2025 dengan agenda PoC.
Tahap I ini memiliki tujuan pelaksanaan investasi PoC, dan studi bersama untuk pengajuan kebijakan yang perlu dilengkapi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.