Berita Regional Terkini
Sultan HB X Ajak Pemuda Lintas Agama ke Merapi, Tanam Pohon dan Ngobrol Lingkungan
Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X bersama para ketua umum organisasi pemuda lintas agama melawat ke Gunung Merapi tepatnya di Nawang Jagad, Kaliurang
Biasanya, menurut Sultan HB X, yang digunakan adalah doa kelompok mayoritas. Namun, pada acara itu, Sultan HB X menyatakan surprise dengan cara yang baru tersebut.
"Memayu hayuning bawana memiliki filosofi, pertama, keselamatan alam semesta itu hanya dimungkinkan oleh karena kebijakan manusia itu sendiri. Kalau kebijakannya rusak, ya hancur pula alam semesta ciptaan-Nya. Alam harus kita selamatkan. Dalam arti kalau kita mengambil manfaatnya jangan sampai kita merusaknya. Harus menjaga.
"Kedua, darma sifat-sifat keutamaan itu yang memungkinkan bangsa dan negara tetap lestari.
"Dan, yang ketiga, keselamatan manusia hanya dimungkinkan karena rasa kemanusiaan," tutur Sri Sultan HB X dalam sambutannya.
Baca juga: Alasan Pihak Keluarga dan Sultan HB X Tolak Usulan Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro
Memayu hayuning bawana, masih menurut Sultan HB X, oleh UNESCO digunakan istilah sustainable development – pertumbuhanan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, air, pohon dan lingkungan harus dijaga bersama demi peradaban manusia.

Ketua Pelaksana, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo dalam sambutannya mengungkapkan ide kegiatan penanaman pohon ini.
Mas Marrel, demikian ia akrab disapa, mengatakan bahwa inisiatif kegiatan tercetus pada pertemuan dirinya dengan tujuh pimpinan organisasi pemuda lintas iman pada Desember 2024 lalu di Minomartani, Sleman, Yogyakarta.
Pertemuan itu terjadi saat organisasi pemuda lintas agama mengadakan kunjungan silaturahmi menjelang Natal ke Gereja Kristen Jawa, Minomartani.
"Dalam sebuah perbincangan kami muncullah ide untuk memulai tahun 2025 dengan secara simbolik menanam pohon demi ketahanan air. Maka tema acara ini adalah 'Air untuk Masa Depan Peradaban'," katanya.
Ia mengungkapkan awal lahirnya Bebadan Pangreksa Loka merupakan "dhawuh" dan inisiatif Ngarso Dalem Sri Sultan HB X dan Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi bahwa semakin berkembangnya zaman tantangannya pun semakin berkembang dan bervariasi.
"Itu alasan dibentuknya suatu badan di dalam keraton di bawah naungan GKR Mangkubumi yang secara spesifik diperuntukkan salah satunya untuk menanggulangi permasalahan lingkungan," jelasnya.
Baca juga: 2 Kubah Lava Gunung Merapi Tumbuh, BPPTKG Beber Berpotensi Guguran Awan Panas
Dalam sambutannya, GKR Mangkubumi mengapresiasi kegiatan penanaman 100 pohon di Nawang Jagad.
Ia menjelaskan KHP Datu Dana Suyasa mengurusi soal tanah dan bangunan.
"Di dalamnya ada kantor yang menangangi urusan soal tanah. Kemudian ada yang mengurusi restorasi bangunan, juga da yang mendata situs, pesangrahan, dan area atau kawasan heritage. Selain itu juga ada unit yang mengurusi lingkungan," jelasnya.
Dedi Mulyadi Perintahkan Audit Islamic Center Indramayu yang Habiskan Rp122 Miliar, Terancam Roboh |
![]() |
---|
Sosok Bella Shofie, Anggota DPRD Didemo karena Malas Ngantor, Penyesalan Ketua DPW Nasdem Maluku |
![]() |
---|
Reaksi Akademisi soal Kebijakan Gubernur Kalteng Membatasi Pejabat SKPD Berbicara ke Media Massa |
![]() |
---|
Transformasi Kota Jakarta, Revitalisasi Blok M Sentra ASEAN dengan Trotoar Luas dan Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
186.126 Petir dan 71 Kali Gempa Guncang Jawa Barat Sepanjang Juli 2025, Ini Wanti-wanti BMKG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.