MHU
Pengintegrasian GMP dan ESG, Cara MHU Wujudkan Pertambangan yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan
Dalam lanskap industri pertambangan yang terus berkembang, keseimbangan antara eksplorasi sumber daya dan keberlanjutan harus berjalan beriringan
Penulis: Iklan Tribun Kaltim | Editor: Budi Susilo
Pendekatan dirancang untuk memahami kondisi sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat di sekitar area operasional secara mendalam sambil tetap menghormati adat istiadat dan kebudayaan setempat.
Cerita MHU integrasikan ESG dan GMP
Dalam mengimplementasikan komitmennya, MHU menyusun kerangka GMP dan ESG yang komprehensif untuk diintegrasikan pada operasional perusahaan.

Dari sisi lingkungan, GMP berperan meminimalkan dampak langsung operasional tambang, seperti degradasi lahan dan polusi.
Sementara itu, ESG mengambil pendekatan yang lebih komprehensif dengan mendorong keanekaragaman hayati, mengurangi emisi, hingga menangani isu perubahan iklim secara lebih luas.
Dalam konteks tanggung jawab sosial, perusahaan menerapkan GMP dengan memastikan kondisi kerja yang aman dan perlakuan yang adil terhadap komunitas lokal.
Sedangkan lewat pengimplementasian ESG, perusahaan memperluas cakupan itu dengan menambahkan keterlibatan komunitas dan komitmen terhadap hak asasi manusia (HAM) secara menyeluruh.
Pada aspek tata kelola, GMP menekankan kepatuhan terhadap regulasi dan transparansi operasional.
Kemudian, lewat implementasi ESG, perusahaan membangun fondasi yang lebih kokoh melalui penerapan etika korporat, praktik anti-korupsi, dan struktur tata kelola yang kuat.
Melalui kerangka itu, MHU pun kemudian membuat sejumlah program penting sebagai bagian dari pengimplmentasian konsep GMP yang sesuai dengan ketentuan dari pemerintah.
Untuk upaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (household basic needs), MHU melakukan sejumlah upaya fundamental, seperti memastikan akses yang layak terhadap pelayanan kesehatan dan sanitasi serta mendukung pemenuhan pangan dan tempat tinggal yang memadai.
Inisiatif tersebut menjadi fondasi utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berada di sekitar area operasional tambang.
Di bidang lingkungan, MHU melakukan transformasi lahan pascatambang menjadi Arboretum Busang, hutan konservasi seluas 16 hektare di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Program reklamasi dengan revegetasi area itu dimulai sejak 2018 menggunakan metode monokultur.
"Keberadaan Arboretum Busang membuktikan bahwa pemulihan lahan pascatambang bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi jangka panjang untuk menjaga keseimbangan alam dan mendukung mitigasi perubahan iklim," ujar General Manager Mining Support MHU, Wijayono Sarosa.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.