Banjir Samarinda

Curah Hujan Tinggi, BPBD Samarinda: Status Siaga Darurat sampai Maret 2025, Rawan Banjir dan Longsor

Curah hujan diprediksi masih tinggi, BPBD Samarinda tetapkan status Siaga Darurat hingga Maret 2025. Sejumlah wilayah masih rawan banjir dan longsor.

Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim.co/Gregorius Agung Salmon
BANJIR SAMARINDA 2025 - Seorang warga di Bengkuring, Samarinda membersihkan rumah setelah banjir, Jumat (31/1/2025). Meski banjir sudah mulai surut, BPBD Samarinda tetap memberlakukan status Siaga Darurat hingga Maret 2025. Hal ini dikarenakan curah hujan diprediksi masih tinggi. (TribunKaltim.co/Gregorius Agung Salmon) 

Dengan Total dari 6 Kecamatan dan 9 Kelurahan di Kota Samarinda yang terdampak yaitu 4.042 kk atau 13.586 jiwa dan 3.681 Bangunan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Suwarso menambahkan hingga Kamis (3]/1) sore ada penurunan ketinggian banjir mencapai 5 hingga 10 centimeter di berbagai lokasi, namun di lokasi daerah plantaran sungai masih ketinggian 30 hingga 150 centimeter. 

"Kawasan paling terparah ada di sempaja Timur plantaran sungai dan rawa-rawa termasuk di Gunung Lingai dan Giri Mukti dataran rendah, sedangkan di Pemuda masih menunggu karena infonya terjadi penurunan," katanya. 

Baca juga: Banjir Melanda Sejumlah Wilayah di Samarinda, Pemkot Identifikasi Penyebabnya

Pemkot Cek Aktivitas Pembukaan Lahan

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda pun intens menggelar rapat koordinasi terkait penanganan banjir

Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun belum lama ini, dibahaslah berbagai langkah teknis untuk mengatasi permasalahan banjir secara komprehensif.  

Andi Harun menyampaikan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi berbagai penyebab banjir sebagai bahan penjelasan kepada masyarakat.

Menurutnya, permasalahan banjir tidak bisa dijelaskan secara sederhana tanpa penelusuran mendalam.  

"Ada tiga poin penting yang kami sepakati dalam rapat kemarin.

Pertama, kami sepakat untuk melanjutkan pembangunan tanggul guna menahan aliran air di kawasan rawan banjir," ujar Andi Harun.  

Selain pembangunan tanggul, Pemkot Samarinda juga akan mengalokasikan anggaran rutin untuk pemeliharaan saluran air dan pengangkatan sedimentasi di bendungan serta drainase kota. 

"Anggaran pemeliharaan sedimentasi tidak boleh kosong karena lumpur yang terbawa air akan terus memenuhi saluran meski telah dibersihkan," tambahnya.  

Langkah ketiga yang menjadi perhatian pihaknya adalah pengawasan terhadap bukaan lahan, yang diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama banjir, khususnya di wilayah Loa Bakung.

Sebab itu tak heran jika kawasan ini juga terdampak setelah diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. 

"Kami telah menugaskan dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan BPBD untuk meninjau aktivitas di lahan yang terbuka.

Jika diperlukan, kami siap berkoordinasi dengan Polresta Samarinda dan Kejaksaan untuk penanganan hukum," tegas Andi Harun.  

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved