Tribun Kaltim Hari Ini
Ibu-ibu Buntuti Mobil Pengangkut Gas, Keliling Pangkalan Demi Satu Tabung LPG 3 Kg
Elpiji langka, ibu-ibu buntuti mobil pengangkut gas, keliling pangkalan demi satu tabung LPG 3 Kg.
TRIBUNKALTIM.CO - Senin (3/2) pagi, sejumlah ibu-ibu nampak menunggu di depan ruko yang jadi pangkalan gas LPG 3 Kg di kawasan Terminal Batu Ampar, Balikpapan.
Niat ingin membeli gas subsidi gagal, karena pangkalan itu kehabisan stok.
Kepada Tribun Kaltim, mereka bercerita betapa sulitnya mendapatkan satu tabung gas LPG 3 kg karena stok kosong.
Pantauan koran ini, dari kawaasn Grand City hingga Terminal Batu Ampar, beberapa pangkalan tutup.
Baca juga: Warga Paser Cukup Pakai Kartu DPT untuk Bisa Beli LPG 3 Kg di Pangkalan
Aturan terbaru yang berlaku per 1 Februari lalu, mengharuskan warga membeli gas subsidi ke pangkalan resmi.
Sayangnya, warga harus menerima kenyataan ketersediaan stok sering kosong.
“Iya di pangkalan sering kosong,” kata Wati yang juga mencari gas subsidi.
Beberapa warga memutuskan kembali berkeliling mencari gas subsidi. Ada pula yang masih bertahan di pangkalan itu sambil berharap pasokan gas LPG datang.
Sembari menunggu di emperan ruko, pandangan mata ibu-ibu ini tak lepas dari jalanan.
Selang beberapa waktu, mobil pengangkut gas LPG melintas.
Tanpa menunggu aba-aba, beberapa warga pun tancap gas membuntuti mobil tersebut.
Dengan motor skutiknya, ibu-ibu ini membawa tabung gas LPG 3 Kg di bagian pijakan kaki.

Mereka mengalasinya dengan kain agar tidak menggores bodi motor akibat gesekan selama perjalanan.
Hingga akhirnya mobil pengangkut gas itu berhenti di sebuah pangkalan di kawasan Kampung Timur.
Warga yang membuntuti pun memarkirkan motor di luar pagar pangkalan.
Mereka sabar menunggu gas diturunkan agar bisa membeli dan membawa pulang satu tabung LPG 3 Kg.
Namun, apa boleh buat. Gas LPG 3 Kg yang baru saja diturunkan di lokasi tersebut tidak bisa langsung dijual kepada ibu-ibu yang sudah menunggu.
Padahal, mayoritas dari mereka hanya ingin membeli satu tabung untuk keperluan memasak di rumah.
Sang penjaga yang berada di pangkalan mengatakan kepada warga yang ingin membeli tabung gas bahwa pemilik pangkalan sedang tidak ada dan tidak berani memberikan Gas LPG 3 Kg kepada warga.
Ia juga mengatakan, jika ada pemiliknya akan diberikan. Beberapa ibu-ibu mencoba negosiasi dengan mengatakan mereka membawa uang jadi hanya tinggal ditukar saja tabungnya.
Tapi tetap penjaga itu tidak berani memberikan.
Setelah negosiasi tidak berhasil, penjaga kemudian menutup kembali pagar pangkalan itu.
Sedangkan beberapa warga masih menunggu di depan pangakalan berharap pemilik pangkalan datang.
Namun setelah beberapa menit ditunggu, pemilik tidak kunjung datang. Beberapa warga memilih pulang dengan tabung gas kosongnya. Dan rencana akan kembali pada sore hari.
Fatimah, salah satu ibu ikut mengantre mengungkapkan sulitnya mendapatkan LPG 3 Kg. Ia bahkan rela membeli dengan harga yang lebih tinggi, asalkan bisa mendapatkan tabung gas tersebut untuk keperluan memasak di rumah.
"Biar kita harga Rp.30 ribu, tetap kita beli yang penting dapat. Mau persyaratannya KTP dan KK, kita okee," ucapnya ditimpali ibu-ibu lainnya.
Ia mengaku bukan hanya di pangkalan yang sulit untuk membeli gas LPG, tetapi juga di Pom bensin.
"Di Pom bensin juga itu susah kami dapat, mau beli satu aja sulit," pungkasnya.
KTP tak menjamin
Kesulitan mencari tabung gas menjadi keluhan warga.
Meski sudah membawa persyaratan, tidak menjamin mereka dapat memperoleh LPG 3 kg.
Sejak diberlakukannya larangan penjualan gas LPG di warung eceran pada 1 Februari lalu, mengharuskan warga membeli langsung dari penyalur resmi Pertamina.
Baca juga: Sistem Baru Pembelian LPG 3 Kg, DKUMPP Bontang Bakal Tindak Tegas Pangkalan yang Melanggar
Di Balikpapan sulitnya memperoleh LPG sudah dirasakan sejak dua bulan lalu.
Apalagi kini dengan adanya aturan baru. Selama itu, mereka terus berkeliling mencari pangkalan yang menyediakan, namun seringkali hasilnya nihil.
Para pembeli gas ini umumnya adalah ibu rumah tangga yang membutuhkan gas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, mereka seringkali kesulitan dalam menemukan ketersediaan gas.
"Sudah ada 2 bulanan kita ini, nyari keliling-keliling tapi kadang gak dapat juga," ucap warga yang tidak mau disebutkan namanya. Senin (3/2).
Walaupun telah membawa persyaratan berupa KK dan KTP, tapi jika stok kosong, gas pun tak ada.
"Kita walau nangis darah, 1 biji pun gak dikasih meski bawa persyaratan KK dan KTP," katanya.
Ia juga mencertikan pengalamannya pernah ingin membeli gas di salah satu pom bensin yang berdekatan dengan domisilinya, tapi tetap tidak bisa mendapatkan 1 gas LPG 3 kg dengan alasan bahwa KTP yang ia bawa sudah limit.
Ia berharap semua pangkalan gas resmi dapat memberikan pasokan dengan lancar kepada warga, meskipun hanya membeli satu tabung gas.
Ia juga berharap Pertamina lebih aktif dalam pengawasan agar warga tidak kesusahan dalam mencari kebutuhan gas untuk rumah tangga mereka.
Sebagaimana diketahui, per tanggal 1 Februari 2025 lalu, pemerintah mengharuskan masyarakat untuk membeli gas LPG 3 kg langsung ke pangkalan resmi Pertamina.
Hal ini berdampak pada tidak ditemuinya lagi adanya gas LPG 3 kg di pengecer seperti di toko sembako, kecuali toko yang telah bermitra dengan pangkalan atau Pertamina.
Dari pantauan Tribun, di sejumlah toko sembako hanya terdapat tabung gas LPG 12 kg dan elpiji tanung pink terikat rantai atau digudang beberapa toko sembako.
Namun gas LPG 3 kg sulit ditemukan.
Kebanyakan toko menyebutkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, tidak ada tabung gas LPG 3 kg, dan stok tabung gas hijau telah habis.
Toko-toko mengarahkan pembeli untuk mencari gas LPG di pangkalan terdekat.
"Habis kalau tabung melon, susah sekarang nyarinya harus ke pangkalan itu pun kalau masih dapat," ucap seorang pemilik toko di kawasan Terminal Batu Ampar.
Ubah Pengecer jadi Subpangkalan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa saat ini pemerintah sedang menata pola distribusi terkait gas 3 kilogram (kg).
Baca juga: Agen LPG 3 KG di Kukar Dipastikan tak Langka, Distribusikan 2.800 Kg Tiap Hari
Hal tersebut dikatakan Bahlil merespons tak lagi dijualnya gas melon tersebut ke para pengecer.
Bahlil mengatakan bahwa dalam APBN 2025 anggaran Rp 87 triliun dialokasikan negara untuk subsidi elpiji.
"Harapannya adalah LPG ini betul-betul tepat sasaran," kata Bahlil dalam rapat kerja Komisi XII bersama Kementerian ESDM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/2).
Dia mengatakan bahwa pemerintah ingin mengubah para pengecer gas LPG menjadi sub pangkalan.
Pasalnya selama ini pengawasan distribusi gas melon itu hanya bisa dikontrol secara teknologi sampai pangkalan.
"Berapa yang dijual harganya berapa itu masih clear. Karena diingat bahwa per kilogram LPG itu subsidi kita kurang lebih Rp12 ribu satu tabung kilogram LPG itu minimal subsidi kita Rp36 ribu rupiah ini biar kita tahu betul," kata dia.
"Dan harga yang ke masyarakat itu paling besar sekitar lima ribu rupiah, tetapi apa yang terjadi harganya bapak ibu tahu semua ada yang sesuai ada yang harganya sampai di atas Rp20 ribu. Padahal negara mengalokasikan ini untuk masyarakat," ujar Ketum Golkar itu.
Bahlil dan tim di Kementerian ESDM tengah mendorong agar para pengecer gas dinaikkan statusnya menjadi sub pangkalan.
"Tadinya (status) mereka menjadi pangkalan tetapi syaratnya terlalu besar yang disyaratkan oleh Pertamina. Maka tadi rapat di kantor ini juga dengan rekan Pertamina dalam kurun waktu beberapa menit sebelum kita rapat, kita buat kesimpulan agar pengecer ini menjadi subpangkalan," kata Bahlil.
"Tujuannya agar LPG yang dijual itu betul-betul harganya masih terkontrol karena itu lewat aplikasi agar betul-betul masyarakat mendapat LPG dengan baik dan kemudian dengan harga terjangkau," tandasnya.
Permainan Harga
Bahlil terang-terangan mengungkapkan adanya permainan harga gas 3 kg di masyarakat.
"Laporan yang masuk ke kami ada yang mainkan harga, ini jujur saja. Harganya itu ke rakyat seharusnya tidak lebih dari Rp 5.000, Rp 6.000," kata Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2).
Bahlil mengatakan, ada pembelian LPG 3 kilogram dalam jumlah besar ke pengecer.
Keadaan inilah yang membuat pemerintah melakukan pembatasan distribusi gas bersubsidi itu hanya sampai ke pangkalan.
Bahlil menyadari aturan ini awalnya akan menyulitkan masyarakat. Namun, ia berharap dirinya dapat diberikan waktu untuk membereskan masalah ini.
Pihaknya pun tetap menjamin ketersediaan gas tersebut.
Pemerintah tak mengurangi volume dan juga subsidi elpiji 3 kilogram.
"Dan tidak ada pengurangan volume dan tidak ada pengurangan subsidi ini persoalan perubahan sedikit saja. UMKM tetap dapat LPG dengan harga yang jauh lebih murah, karena banyak pemain yang mainkan harga," sebut Bahlil.
Ketika ditanya awak media tentang berapa modal yang diperlukan untuk mengubah status pengecer menjadi pangkalan gas elpiji 3 kg, Bahlil enggan menjawab detailnya.
Bahlil hanya menyebut memang dibutuhkan modal untuk menjadi pangkalan gas elpiji.
"Masyaallah, Bro, masa bisnis untuk hajat orang banyak nggak pake modal Bro, sorry ye," jawab Bahlil.
Ia hanya menyebut bahwa dirinya bukan pengusaha. "Saya kan bukan pengusaha (saat ditanya jumlah modal)," jawab singkat Bahlil.
Jamin Stok Aman
Pertamina Patra Niaga mengklaim stok elpiji 3 kg di pangkalan resmi mereka dalam keadaan aman.
Menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari, berdasarkan pemeriksaan pihaknya, situasi di pangkalan sudah kondusif. "Di level pangkalan tadi dari cek lapangan sudah kondusif," katanya kepada Tribunnews, Senin (3/2).
Heppy justru mengawatirkan kelangkaan elpiji 3 kg terjadi di tingkat pengecer.
"Saya khawatirnya yang kelangkaan di level pengecer," ujarnya. Ia pun mengatakan bahwa lokasi pangkalan resmi Pertamina yang menjual elpiji 3 kg bisa dicek di situs ptm.id/infolpg3kg.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, terdapat beberapa opsi pada laman tersebut ketika dibuka.
Ada pilihan untuk melihat dasar hukum program subsidi elpiji 3 kg serta opsi lainnya adalah untuk mencari tahu pihak mana saja yang berhak menerima dan cara menjadi penerimanya.
Geser lagi ke bawah, terdapat opsi lokasi pangkalan terdekat dan pertanyaan umum seputar program subsidi elpiji 3 kg.
Ketika menekan lokasi pangkalan terdekat, situs akan meminta izin untuk bisa mengakses lokasi pengguna.
Setelah pengguna mengizinkan lokasinya bisa diakses, muncul daftar pangkalan terdekat yang bisa dikunjungi untuk membeli elpiji 3 kg.
Daftar pangkalan tersebut dilengkapi dengan nama toko atau nama penjualnya.
Pengguna bisa menekan bagian "rute" di sebelah nama si penjual atau pangkalannya, lalu akan berpindah ke aplikasi Google Maps untuk kemudian ditunjukkan jalan menuju pangkalan terdekat.
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.