Berita Samarinda Terkini

Hari ini Jembatan Mahakam 1 Samarinda Ditutup, Harapan Penjual Kerupuk hingga IRT

Tidak memakai kendaraan tentunya, tetapi berjalan kaki melintasi jembatan rangka baja sepanjang 400 meter

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
JEMBATAN MAHAKAM - Potret penjual kerupuk dan Ibu rumah tangga (IRT) yang melintas Jembatan Mahakam 1 saat BBPJN dan KKJTJ melakukan pemeriksaan, mereka berharap akses tetap dibuka dan tidak ditutup (Tribunkaltim.co/ Mohammad Fairoussaniy) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Ditutupnya akses Jembatan Mahakam 1 Samarinda pada Selasa 4 Maret 2025 diakui menyulitkan masyarakat.

Namun apa boleh buat, pemeriksaan dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) beserta jajarannya juga untuk memastikan kelayakan jembatan penghubung antara Kawasan Samarinda Seberang dan Samarinda Kota ini.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan, rupanya rombongan masyarakat tetap melalui jalan yang telah ditutup oleh Dinas Perhubungan Kaltim ini.

Baca juga: 2 Profesor Periksa Kondisi Jembatan Mahakam Samarinda, Pengujian Beban hingga 5 Jam

Tidak memakai kendaraan tentunya, tetapi berjalan kaki melintasi jembatan rangka baja sepanjang 400 meter tersebut.

Pemandangan ini terekam Tribun Kaltim, yang kemudian bertanya dampak penutupan Jembatan Mahakam 1 Samarinda.

Seorang penjual kerupuk bernama Ramli (29), yang sehari–hari memanggul dagangannya seberat 10 kilogram (kg), hari ini mesti berjalan kaki, karena penutupan jembatan berdampak tidak adanya angkutan kota (angkot) yang bisa melintas.

“Angkot kalau memutar ke Jembatan satunya (Jembatan Mahulu) atau yang dekat ke Palaran (Jembatan Achmad Amins) berat diongkos. Kami bertiga jalan kaki saja, nanti naik angkot di dekat pertigaan Jembatan (Mahakam 1),” ujarnya saat berjalan melintasi petugas pemeriksa jembatan bersama dua rekannya.

Ramli berharap, penutupan tak akan lama, bahkan pemerintah dapat mempertimbangkan agar masyarakat lain dan penjual sepertinya bisa tetap memangkas waktu dengan melintas diatas Jembatan berusia 39 tahun ini.

“Hari–hari lewat sini, dagang di lampu merah atau jalan ke gang–gang. Ya kami harap dibuka saja, kalau ditutup, ya terpaksa besok–besok jalan kaki lagi lewat sini ke seberang (jembatan),” tukasnya.

Nasib sama dialami, Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Ida Rohani (42) yang terpaksa berjalan kaki di atas jembatan Mahakam 1 Samarinda bersama anak dan cucunya di terik matahari karena tertutupnya akses.

“Kami dari Harapan Baru Samarinda Seberang, rumah saudara, mau ke karpotek (dekat Big Mall). Jaraknya kan nggak jauh. Saya tidak memutar, jadi menelpon ke saudara saja biar dijemput dekat jembatan untuk pulang ke karpotek,” ungkapnya.

Ida lebih memikirkan efisiensi waktu dan uang ongkos membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) ketimbang memutar ke jembatan alternatif lainnya.

Pilihan ini diambil, karena berburu waktu untuk berjualan jajanan buka puasa yang mesti disiapkan.

“Saya nggak tahu kalau ada penutupan. Tadi jam 8 pagi ke rumah saudara, pas mau pulang ditutup, ya sudah saya jalan kaki saja. Ya mudah–mudahan besok nggak ditutup, jualan buka puasa saya, siap–siapnya di Seberang, jualan di dekat Big Mall situ,” tandasnya.(*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved