Berita Nasional Terkini

Rupiah Berada di Level Terendah Sejak Krisis Moneter 1998, Ada Andil Ekspansi Peran Militer

Rupiah anjlok signifikan terhadap dollar AS, periode Selasa (25/3/2025), menjadi yang terendah sejak krisis moneter Asia pada Juni 1998.

Istimewa
NILAI RUPIAH ANJLOK - Ilustrasi uang Indonesia. Rupiah anjlok signifikan terhadap dollar AS, periode Selasa (25/3/2025). (ist) 

Dia melanjutkan, fluktuasi nilai tukar rupiah dapat berpengaruh pada ekspektasi pasar terhadap kondisi ekonomi, termasuk saat momen-momen penting seperti Lebaran.

Baca juga: Dampak Banjir di Samarinda, Pedagang di Kawasan Bengkuring Rugi Jutaan Rupiah

Seperti diketahui, aktivitas mudik Lebaran tahun ini diprediksi lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Jumlah pemudik diperkirakan berkurang menjadi 146,48 juta pemudik, sehingga potensi perputaran uang selama Lebaran diperkirakan turun 12,3 persen menjadi Rp 137,97 triliun.

"Para pelaku di pasar uang juga melihat bagaimana Lebaran dan diproyeksikan ini juga lebih rendah dari tahun lalu yang mudik. Itu juga berimplikasi pada konfigurasi dari rupiah," ucapnya.

Pelemahan nilai tukar rupiah juga bakal berdampak langsung pada pembayaran bunga utang, khususnya yang berbasis valuta asing (global bonds).

Baca juga: Terjawab Kenapa Rupiah Menguat Rp 8.170 per Dolar AS saat Dicek hingga Viral, Ini Penjelasan Google

Ketika rupiah melemah, biaya pembayaran utang dalam mata uang asing akan meningkat, karena negara harus mengeluarkan lebih banyak rupiah untuk memenuhi kewajiban utang dalam mata uang asing.

Belum lagi dampak pada beban subsidi energi yang akan meningkat, terutama untuk bahan bakar minyak (BBM) yang banyak diimpor.

Sebab, biaya impor BBM akan semakin mahal dalam mata uang rupiah yang lebih lemah.

Eko menambahkan, pelemahan rupiah dapat meningkatkan biaya produksi di Indonesia yang kemudian dapat mendorong kenaikan harga produk di pasar domestik.

Baca juga: Dampak Banjir di Samarinda, Pedagang di Kawasan Bengkuring Rugi Jutaan Rupiah

Indonesia memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap impor bahan baku dan komponen, sehingga ketika nilai tukar rupiah melemah, biaya untuk impor barang dan bahan baku juga meningkat.

"Pada prinsipnya, kalau rupiah melemah, memang risikonya banyak, manfaatnya sedikit, ya, bahkan mungkin tidak ada. Kadang pejabat bilang itu (pelemahan rupiah) bisa mendorong ekspor, jangan percaya. Kecuali memang kita sangat kuat di ekspor," tuturnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Anjlok ke Level Terendah sejak 1998, Isyarat Krisis Baru atau Hanya Guncangan Sementara?"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved