Tribun Kaltim Hari Ini

2000 WNI jadi Sampel Uji Coba Terakhir, Vaksin TBC Bill Gates Segera Diluncurkan

Uji coba vaksin Tuberculosis atau TBC sudah akan memasuki fase ketiga atau tahap terakhir sebelum akhirnya digunakan oleh publik.

Editor: Doan Pardede
Tribun Kaltim
VAKSIN TBC - 2000 WNI jadi sampel uji coba terakhir, Vaksin TBC Bill Gates segera diluncurkan 

Oleh karena itu, Budi menegaskan upaya vaksin adalah sebuah cara untuk menurunkan penyebaran virus yang telah terbukti dengan data dan keilmuan.

"Vaksinasi itu teman bukan musuh. Dia (vaksin) mengurangi kematian banyak sekali di seluruh dunia, proven. By data by science," ujarnya. 

Ancaman di Kaltim

Penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). 

Menurut data sementara yang berhasil dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, saat ini terdapat 30 persen penduduk Benua Etam yang terjangkit TBC. 

Sebagian besar justru tidak sadar telah terjangkit infeksi serius pada paru-paru tersebut.

Akibatnya sepanjang tahun 2024 tercatat 500 warga Kaltim meninggal dunia akibat TBC. 

Dinkes Kaltim sendiri telah menarget 50 persen atau 21.000 penderita TBC harus diobati.

Namun hingga Maret 2025 hanya 9000-an orang yang berhasil mendapat pengobatan. 

Bukan karena tidak mampu mengobati, namun ungkap Kepala Dinkes Kaltim dr. Jaya Mualimin bahwa kendala terbesar adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. 

Baca juga: Meminimalisir Penyebaran TBC, Dinkes Kaltim Akan Bagikan Alat TCM ke Seluruh Puskesmas di Bumi Etam

"Rata-rata lambat pemeriksaan, tidak terdeteksi, pas datang sudah parah di bagian paru-paru," ujarnya, ujarnya beberapa waktu lalu. 

Gentingnya lagi karena kurangnya kesadaran itu membuat penyebaran TBC menjadi sangat cepat karena para penderita bebas berinteraksi dengan orang lain. 

"Kalau batuk tak kunjung sembuh, dan kadang berdarah, periksakan diri ke puskesmas terdekat. Gratis, obatnya juga gratis dan akan didampingi. Penderita harus diobat selama 6-9 bulan," tegas dr. Jaya. 

Kemudian sebagai upaya pemerintah meminimalisir penyebaran, Dinkes Kaltim akan membagikan alat Tes Cepat Molekul (TCM) ke seluruh puskesmas kabupaten dan kota. 

Dengan alat yang bisa didapatkan di setiap puskesmas tersebut masyarakat bisa melakukan pemeriksaan diri sendiri.

Pembagian TCM telah sampai di Kabupaten Kutai Timur. Dinkes Kaltim menarget pembagian ke wilayah lain setelah lebaran 2025. 

"Satu puskesmas nanti setidaknya 200 orang dikumpulkan per hari dan itu (pemeriksaannya) gratis. Kita rontgen dan periksa, kemudian ambil sampel. Kalau terjangkit, akan kita obati. Jangan takut, karena pemeriksaan hingga pengobatan itu gratis," pungkas dr. Jaya Mualimin. 

Meski termasuk daerah berkembang, namun kasus tuberkulosis (TBC) di Kalimantan Timur (Kaltim) masih cukup besar. 

Peringkat 17

Dalam skala nasional, Kaltim menduduki posisi ke 17 terbanyak penderita TBC. 

Dalam lingkup lokal kasus TBC justru banyak ditemukan di kota dan kabupaten yang berkembang seperti Samarinda, Balikpapan dan Kutai Kartanegara. 

"TBC justru banyak ditemukan di kota berkembang karena masih ada permukiman kumuh, kelembapan tinggi, sanitasi dan lingkungan yang tidak bersih menyebabkan kuman menjadi sangat aktif," beber Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kaltim, dr. Jaya Mualimin. 

Ia menjelaskan penyebab TBC adalah bakteri mycobacterium tuberculosis. 

Penyebarannya sendiri melalui percikan ludah dari penderita saat bersin, batuk, berbicara, tertawa dan bernyanyi. 

"Satu orang bisa menularkan TBC ke 5-10 orang. Kalau tidak terdeteksi dan tidak memeriksakan diri, maka dia menularkan secara bebas," benernya. 

Ia menjelaskan saat ini dari 21.000 penderita Dinkes Kaltim baru bisa mengobati 50 persen kasus. 

Separuhnya belum mendapat penanganan sebab tidak terdeteksi. 

"Kita baru bisa menangani kurang dari 10 ribu orang. Kendalanya karena masyarakat tidak aktif melaporkan kesehatan mereka," ujar dr. Jaya. 

Bahkan angka 30 persen penderita TBC di Kaltim bisa terdeteksi saat Dinkes Kaltim menggalakkan program Tes Cepat Molekul (TCM) ke setiap puskesmas. 

Metode pemeriksaan yang dianjurkan WHO ini mendeteksi TBC melalui sampel dahak, bilasan lambung atau feses. 

"Kami ingin menekankan jangan takut memeriksakan diri. Kalaupun terdeteksi langsung kita tangani. Pemeriksaan dan pengobatan itu gratis," tegasnya. 

Ia juga menambahkan masyarakat tidak perlu takut melakukan pemeriksaan secara dini sebab TBC bisa sembuh secara permanen setelah menjalani pengobatan intensif selama 6-9 bulan. 

"Kalau merasa batuk tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri. Mari sama-sama lakukan deteksi dini untuk memutus rantai penyebaran TBC," pungkasnya.

Penyakit TBC di Indonesia Dalam Angka 

- Maret 2025 terdapat sebanyak 889.000 kasus. 

- 14 orang yang meninggal karena TBC di Indonesia setiap jamnya.

- Terdapat 1.090.000 orang dengan TBC 

- 125.000 kematian akibat TBC di Indonesia setiap tahunnya. 

Tahapan uji klinis vaksin TBC

Fase 1 : Vaksin diuji kepada partisipan dalam jumlah 20-50 orang. 

Fase 2 : Uji klinis dilakukan pada partisipan 200-300 orang 

Fase 3 : Dilakukan pada puluhan ribu partisipan lintas negara.

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved