Berita Nasional Terkini
7 Fakta Dewi Astutik Gembong Narkoba Asal Jatim, DPO Interpol dan BNN di Balik Tangkapan 2 Ton Sabu
7 fakta Dewi Astutik gembong narkoba asal Jawa Timur, buronan Interpol dan BNN di balik tangkapan 2 ton sabu.
TRIBUNKALTIM.CO - 7 fakta Dewi Astutik gembong narkoba asal Jawa Timur, buronan Interpol dan BNN di balik tangkapan 2 ton sabu.
Kasus besar narkoba jaringan internasional kembali terungkap.
Nama Dewi Astutik, seorang warga negara Indonesia asal Jawa Timur, kini menjadi sorotan utama dalam pengungkapan kasus besar narkotika internasional.
Ia diduga kuat menjadi otak di balik pengiriman 2 ton sabu yang diamankan dari KM Sea Dragon Tarawa di perairan Karimun, Kepulauan Riau, pada awal Mei 2025.
Berikut ini fakta-fakta terkait Dewi Astutik, mulai dari kasusnya hingga penelusuran tempat tinggalnya di Ponorogo, Jawa Timur.
Dewi Astutik dikenal warga dengan nama lain dan sedang bekerja di luar negeri.
Baca juga: Intip Harta Kekayaan Fredy Pratama, Gembong Narkoba Terbesar di Indonesia yang Jadi Buronan Interpol
BNN Amankan 2 Ton Sabu
Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap Kapal Motor (KM) Sea Dragon Tarawa yang membawa 2 ton narkotika jenis sabu di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada awal Mei lalu.
Penangkapan sabu senilai Rp 5 triliun ini memunculkan nama Dewi Astuti (nama paspor Dewi Astutik).
Menurut BNN, Dewi Astutik adalah seorang WNI asal Jawa Timur yang malang melintang sebagai gerbong narkoba di sejumlah negara.
Dari foto-foto yang diperlihatkan BNN, Dewi Astutik berambut pendek.
Itu terlihat dari foto paspornya dan lahir 8 April 1983.
Foto lain memperlihatkan Dewi Astutik menggunakan kerudung.
BNN merilis nama Dewi Astutik sekaligus memperlihatkan tangkapan 2 ton sabu di Dermaga Bea Cukai Batam, Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (26/5/2025).

Pengendali Jaringan Internasional di Indonesia
Dewi Astutik adalah pengendali serta perekrut kurir untuk jaringan internasional di Indonesia.
Warga Ponorogo, Jawa Timur itu, kini masuk dalam daftar buronan atas BNN RI.
Kepala BNN RI, Komjen Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa informasi soal Dewi Astutik diperoleh dari pemeriksaan terhadap empat orang WNI yang merupakan ABK kapal tersebut, yakni Fandi Ramdani, Leo Candra Samosir, Richard Halomoan, dan Hasiloan Samosir.
"Keempat WNI yang diamankan memiliki hubungan dengan Dewi Astuti dan kini berada di jaringan internasional Golden Triangle," ujar Marthinus.
BNN menduga Dewi Astutik saat ini tengah berada di sekitar wilayah Kamboja.
Alasannya operasi jaringan pengedar narkoba geng Dewi Astutik berkutat di Thailand, Myanmar, dan Laos.
Untuk bisa menangkap Dewi Astutik, BNN telah bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
Sindikasi Besar
Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Marthinus Hukom mengatakan ada dua nama besar yang muncul dalam dunia sindikasi narkoba dan telah menjadi buronan, yakni Fredy Pratama dan Dewi Astutik.
Marthinus mengatakan Dewi Astutik bukan hanya mastermind dalam kasus penyelundupan 2 ton narkoba jenis sabu ini saja.
Akhir tahun lalu, ada dua orang rekrutan Dewi yang terbang dari Kamboja ke Medan.
Saat ini, Indonesia sedang berhadapan dengan sindikasi besar internasional yang dikendalikan Dewi Astutik.
“Ada kurang lebih 110 orang Indonesia ditangkap di luar negeri. Ada di Brazil, Addis Ababa, India, Kamboja, Thailand, Korea, ketika kita tangkap, mereka (mengaku) bagian dari Dewi Astutik,” katanya.
Marthinus mengatakan, Dewi Astutik adalah pimpinan dari jaringan ini. Namun, ia meyakini Dewi bukanlah pimpinan tertinggi.
Sebab, dari hasil analisa, Dewi terhubung dengan jaringan sindikasi Afrika yang beroperasi di wilayah Thailand dan semenanjung Malaya.

Dikenal Warga dengan Nama Berbeda
Sosok Dewi Astutik menjadi perbincangan warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, setelah muncul di sejumlah pemberitaan sebagai buron Badan Narkoba Nasional (BNN) terkait kasus sabu-sabu seberat 2 ton senilai Rp 5 triliun.
Identitas Dewi Astutik berupa fotokopi KTP maupun paspor yang muncul di sejumlah pemberitaan mencantumkan alamat pemilik identitas di Dukuh Sumber Agung, Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Dari sejumlah pemberitaan, Dewi Astutik ditetapkan sebagai buron Interpol sejak 2024.
Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, saat ditemui, mengatakan bahwa tidak ada nama Dewi Astutik di wilayahnya.
Meski demikian, dia mengakui bahwa sosok yang ada di fotokopi KTP maupun paspor yang beredar adalah warga di wilayahnya.
“Kalau warga di sini yang bernama Dewi Astutik tidak ada, tetapi alamat itu memang warga sini dan fotonya itu juga kenal,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).
Gunawan menyampaikan, berdasarkan foto yang ada di fotokopi KTP maupun paspor, wanita itu merupakan warganya yang bernama PA. Saat ini, PA juga diketahui sedang bekerja di luar negeri.
“PA ini pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan. Dan terakhir, sesuai informasi, katanya bekerja di Kamboja. Memang kerja di luar negeri, dan sudah lama berangkatnya,” ujarnya.
Sri Wahyuni, warga Dusun Sumber Agung, juga mengakui jika mengenal foto di dalam fotokopi KTP maupun paspor yang beredar di sejumlah pemberitaan.
Namun, dia mengaku tidak mengenal nama Dewi Astutik di lingkungannya.
“Kalau foto dan alamat yang beredar itu kita kenalnya adalah PA, memang warga sini. Tapi kalau nama Dewi Astutik, kita tidak kenal,” katanya.
Baca juga: Pengakuan Zul Zivilia Sempat Dipelihara Gembong Narkoba Fredy Pratama, Dikirimi Uang Tiap Bulan
Menelusuri Kampung Dewi Astutik di Ponorogo
Dari paspor maupun foto kopi KTP diketahui Dewi Astutik merupakan warga Jawa Timur.
Dalam identitas kependudukan itu tertulis bahwa Dewi Astutik beralamat di Dukuh Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
Tribunjatim.com mencoba menelusuri jejaknya sesuai dengan alamat identitas yang neredar di media sosial.
Namun nihil, tidak ada nama Dewi Astutik di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
“Nama Dewi Astutik tidak ada. Tetapi alamat itu memang warga sini. Fotonya juga kenal,” ungkap Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, Selasa (27/5/2025).
Menurutnya, jika sesuai KTP maupun pasport warga mengenal nama berinisial PA.
Kerja di Luar Negeri
PA memang bekerja di Luar Negeri.
“Memang kerja di luar negeri dan sudah lama berangkatnya. Pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, dan terakhir ini katanya bekerja di Kamboja,” urainya.
Salah satu warga, Sri Wahyuni mengatakan hal yang sama.
Kata dia tidak ada nama Dewi Astutik di lingkungannya.
“Lihat di media sosial memang seperti warga sini. Tetapi namanya bukan Dewi Astutik melainkan PA,” pungkasnya.
Hubungan Apa dengan Fredy Pratama?
Nama Dewi Astutik sempat mencuat pada 2024 lalu.
Nama Dewi Astutik mencuat setelah BNN membongkar peredaran heroin 2,76 kilogram kala itu.
Terungkapnya kasus tersebut berawal saat Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta mengamankan seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024.
ZM saat itu baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta setelah menumpang pesawat dari Singapura.
Setelah kopernya digeledah, ditemukan narkotika jenis heroin sebanyak 2.760 gram yang disembunyikan di dinding koper.
Setelah diperiksa, ZM mengaku bila barang haram tersebut akan diserahkan kepada SS.
Beranjak dari pengakuan ZM, tim BNN pun bergerak menangkap SS.
Selanjutnya, BNN dari keterangan SS diketahui pelaku lain berinisial AH.
AH merupakan orang yang memerintahkan ZM dan SS untuk mengambil heroin dari seorang perempuan bernama Dewi Astutik (DA) di Kamboja.
Berdasarkan petunjuk tersebut, tim BNN pun akhirnya menangkap AH di Medan, Sumatera Utara.
Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom mengungkap sosok Dewi Astutik.
Jaringan Narkotika Dewi Astutik berbeda dengan sindikat Fredy Pratama yang saat ini pun menjadi buruan aparat penegak hukum di Indonesia.
Baca juga: Satresnarkoba Polresta Balikpapan Amankan Pelaku Narkoba, Sita 11 Gram Sabu
"Sindikat heroin ini adalah sindikat yang berbeda dengan Fredy Pratama," kata Marthinus di kantornya, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2024).
Dewi Astutik selama ini diketahui kerap beroperasi di wilayah negara Golden Triangle.
Golden Triangle atau segitiga emas merupakan istilah untuk lokasi tiga negara yakni Laos, Myanmar, dan Thailand.
Kawasan ini dikenal sebagai Segitiga Emas karena merupakan penghasil utama opium dan heroin di Asia Tenggara.
"Dari hasil analisa jaringan internasional, dia (Dewi Astuti) adalah Warga Negara Indonesia bergabung dengan jaringan Afrika dan sangat mungkin orang-orang yang ditangkap di Adis Ababa (Ethiopia) bagian dari sindikatnya dia," jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menelusuri Jejak Dewi Astutik di Ponorogo, Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton Senilai Rp 5 Triliun, Kompas.com dan Kompas TV
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.